Bestprofit | Minyak Stabil, Pasar Tunggu Damai Ukraina
Bestprofit (25/11) – Harga minyak global menunjukkan pergerakan yang stabil pada perdagangan Selasa pagi, dengan West Texas Intermediate (WTI) bertahan di kisaran US$59 per barel, setelah mencatatkan kenaikan lebih dari 1% pada hari Senin. Sementara itu, minyak Brent ditutup di atas US$63 per barel. Kenaikan harga minyak ini didorong oleh sentimen “risk-on” yang kuat di pasar keuangan global, ditambah dengan optimisme terkait kebijakan moneter dan perkembangan geopolitik. Meskipun demikian, pasar masih menantikan beberapa faktor kunci yang dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak dalam jangka pendek.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Penguatan Pasar Keuangan dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Salah satu faktor utama yang mendukung kestabilan harga minyak adalah sentimen positif di pasar keuangan global. Pasar saham yang menguat, serta kenaikan harga komoditas lain, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi global. Sebagian besar optimisme ini dipicu oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan kebijakan pemangkasan suku bunga, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan energi.
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed cenderung menurunkan biaya pinjaman dan mendukung sektor-sektor yang bergantung pada pembiayaan, termasuk industri energi. Ketika suku bunga lebih rendah, biaya operasional bagi perusahaan-perusahaan energi cenderung menurun, sementara konsumsi energi biasanya meningkat seiring dengan pulihnya aktivitas ekonomi. Hal ini dapat mendorong permintaan minyak mentah global, yang akhirnya memberi dorongan pada harga minyak itu sendiri.
Pada perdagangan hari Senin, kekhawatiran pasar terhadap pengetatan kebijakan moneter AS mereda, seiring dengan rilis data ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan di sektor-sektor tertentu. Selain itu, komentar dovish dari pejabat The Fed juga semakin memperkuat ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan tetap rendah atau bahkan dipangkas lebih lanjut untuk mendukung perekonomian. Optimisme ini turut menyokong harga minyak, yang berhubungan langsung dengan dinamika pertumbuhan ekonomi global.
Bestprofit | Pasar Minyak Turun, Sorotan ke Ukraina
Pembicaraan Perdagangan AS-China dan Dampaknya Terhadap Pasar Minyak
Selain faktor kebijakan moneter, hubungan perdagangan antara AS dan China juga menjadi katalis yang menggerakkan pasar minyak. Baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mengadakan pembicaraan yang lebih lanjut mengenai kesepakatan gencatan senjata tarif, yang dapat berdampak positif terhadap pasar minyak. Pasar mengharapkan bahwa perundingan tersebut dapat mengurangi ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini dan mendorong pemulihan perdagangan global.
Kedua negara sepakat untuk mengurangi tarif pada beberapa produk, yang dapat memperlancar aliran barang dan meningkatkan permintaan global, termasuk kebutuhan energi. Kembali stabilnya hubungan antara AS dan China, yang merupakan dua konsumen minyak terbesar dunia, diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi energi global, sehingga memberikan dukungan bagi harga minyak.
Jika kesepakatan perdagangan AS-China berjalan lancar dan membuahkan hasil yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, dampaknya bisa sangat signifikan bagi pasar minyak. Kepercayaan pasar terhadap pemulihan ekonomi global akan semakin menguat, dan dengan itu, permintaan untuk minyak dapat meningkat. Oleh karena itu, para pelaku pasar terus mengamati perkembangan perundingan ini sebagai salah satu faktor utama yang dapat menentukan arah harga minyak dalam waktu dekat.
Geopolitik Ukraina: Potensi Dampak Pada Pasokan Minyak
Sementara itu, pasar minyak juga memantau perkembangan perundingan damai di Ukraina, yang berpotensi mengubah peta pasokan minyak global. Ketegangan geopolitik yang terjadi sejak invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022 telah mengganggu pasokan energi dunia, dengan sejumlah negara Barat memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Sebagai salah satu negara penghasil minyak terbesar, Rusia memainkan peran penting dalam pasar minyak global, dan gangguan terhadap ekspor minyak Rusia berpengaruh signifikan terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden AS Donald Trump menyampaikan nada positif terhadap peluang tercapainya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Pembicaraan terbaru mengenai perdamaian menunjukkan adanya penurunan ketegangan antara kedua pihak, yang kabarnya mempersempit perbedaan terkait proposal perdamaian terbaru. Jika tercapai kesepakatan damai yang mengarah pada penghentian konflik, tidak menutup kemungkinan AS dan negara-negara Barat akan melonggarkan sanksi terhadap Rusia.
Jika Rusia dapat kembali mengekspor minyaknya ke pasar global dengan lebih leluasa, pasokan minyak dunia yang sebelumnya terganggu akibat sanksi akan meningkat. Di sisi lain, meskipun pasar minyak global saat ini menghadapi kekhawatiran tentang kelebihan pasokan, pengembalian pasokan minyak dari Rusia bisa menambah pasokan lebih lanjut, yang berpotensi menekan harga minyak. Oleh karena itu, perkembangan perundingan Ukraina menjadi salah satu faktor penting yang akan terus dipantau oleh pasar.
Menunggu Kejelasan: Dua Sumber Ketidakpastian
Meskipun harga minyak cenderung stabil pada pagi hari Selasa, dua faktor utama masih menciptakan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi harga dalam jangka pendek. Pertama, pasar menunggu kejelasan lebih lanjut terkait kebijakan moneter The Fed. Jika The Fed benar-benar melanjutkan pemangkasan suku bunga, ini bisa memberikan dorongan bagi permintaan energi dan mendukung harga minyak. Namun, jika data ekonomi menunjukkan pemulihan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan, The Fed mungkin tidak melanjutkan pemangkasan suku bunga, yang dapat menyebabkan sentimen pasar menjadi lebih hati-hati.
Kedua, dinamika geopolitik, terutama terkait dengan perundingan Ukraina, tetap menjadi faktor penting yang dapat mengubah peta pasokan minyak. Jika gencatan senjata tercapai dan sanksi terhadap Rusia dicabut, pasokan minyak dunia bisa meningkat, yang akan memengaruhi harga minyak. Sebaliknya, jika ketegangan kembali meningkat atau perundingan gagal, pasokan minyak global bisa tetap terbatas, mendukung harga minyak lebih tinggi.
Prospek Jangka Pendek untuk Harga Minyak
Pada perdagangan Selasa pagi, kontrak WTI untuk pengiriman Januari tercatat sekitar US$58,91 per barel, sementara Brent untuk pengiriman Januari ditutup menguat 1,3% di kisaran US$63,37 per barel. Secara keseluruhan, harga minyak cenderung “steady” atau stabil, meskipun pasar tetap menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga The Fed dan perundingan geopolitik yang dapat mengubah dinamika pasokan.
Harga minyak dalam jangka pendek kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran ini, dengan volatilitas yang dapat dipicu oleh berita ekonomi atau perkembangan geopolitik. Bagi para investor dan pelaku pasar, tetap penting untuk memantau kedua faktor tersebut, karena keduanya dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap harga minyak dalam waktu dekat.















