Bestprofit | Emas Stabil di Tengah Harapan Rate Cut dan Damai
Bestprofit (26/11) – Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Selasa hingga Rabu pagi, dengan bullion diperdagangkan di kisaran US$4.135 per troy ons. Pergerakan harga yang relatif tenang ini menunjukkan pasar tengah menimbang dua faktor penentu utama: prospek penurunan suku bunga Amerika Serikat serta perkembangan positif dalam pembicaraan damai di Ukraina. Kedua sentimen ini saling tarik menarik, menciptakan dinamika menarik pada aset safe haven seperti emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
1. Kondisi Pasar: Emas Bergerak Stabil di Level US$4.135
Pada perdagangan sekitar pukul 07.41 waktu Singapura, harga emas tercatat naik tipis 0,1% menjadi US$4.135,08 per ons. Meskipun kenaikan ini tidak signifikan, stabilitas harga menunjukkan bahwa pelaku pasar sedang berada dalam mode “menunggu dan melihat”, terutama terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve dan perkembangan geopolitik global.
Sementara itu, Indeks Dolar Bloomberg menutup sesi sebelumnya dengan penurunan sebesar 0,3%, memberikan sedikit ruang penguatan bagi emas. Mata uang dolar yang melemah biasanya membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia ini.
Komoditas lain seperti perak dan paladium berada dalam kondisi stagnan, sementara platinum mencatat penguatan tipis. Pergerakan komoditas yang cenderung datar mencerminkan kewaspadaan investor menjelang keputusan kebijakan yang penting.
Bestprofit | Emas Menguat, The Fed Pangkas Suku Bunga
2. Data Ekonomi AS yang Lemah Picu Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga
Salah satu pendorong utama stabilnya harga emas adalah rilis data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan pelemahan. Penjualan ritel AS pada bulan September hanya meningkat tipis, jauh dari ekspektasi sebelumnya. Selain itu, indeks kepercayaan konsumen mencatat penurunan terdalam sejak April, memperkuat kekhawatiran bahwa ekonomi AS mulai kehabisan tenaga.
Data yang kurang menggembirakan ini mendukung spekulasi bahwa Federal Reserve berpotensi melakukan pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya. Pasar kini memperkirakan peluang pemotongan semakin besar, terutama jika indikator ekonomi berikutnya juga menunjukkan perlambatan.
Bagi emas, prospek suku bunga lebih rendah merupakan kabar positif. Emas adalah aset tanpa imbal hasil bunga, sehingga dalam kondisi suku bunga tinggi biasanya kalah bersaing dengan instrumen yang menawarkan yield. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, biaya peluang memegang emas menurun, sehingga permintaannya meningkat.
3. Kandidat Ketua The Fed Baru dan Implikasinya bagi Emas
Selain data ekonomi, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kabar mengenai arah kepemimpinan baru di Federal Reserve. Kevin Hassett, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, disebut-sebut sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan posisi Ketua The Fed berikutnya.
Hassett dikenal memiliki pandangan yang sejalan dengan keinginan Presiden Donald Trump, yaitu mendukung kebijakan suku bunga yang lebih rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Jika benar dia diangkat sebagai Ketua The Fed, kemungkinan besar kebijakan moneter akan lebih longgar dalam beberapa waktu ke depan.
Ekspektasi ini tentu saja semakin memperkuat posisi emas. Pasar melihat peluang bahwa lingkungan bunga rendah akan bertahan lebih lama, sehingga logam mulia dapat mempertahankan daya tariknya sebagai aset lindung nilai.
4. Harapan Perdamaian Ukraina Menekan Minat terhadap Aset Safe Haven
Di sisi lain, ada faktor yang justru menahan potensi kenaikan harga emas secara lebih agresif. Media internasional melaporkan bahwa pejabat Ukraina telah menyetujui rencana untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Kesepakatan ini, jika benar-benar terwujud, berpotensi mengurangi keresahan geopolitik yang selama ini menjadi pendorong kuat minat terhadap aset safe haven, termasuk emas.
Perang Ukraina telah menciptakan ketidakpastian global dalam dua tahun terakhir, mendorong investor berbondong-bondong mencari perlindungan dalam bentuk emas. Namun, jika jalur menuju perdamaian semakin jelas, permintaan terhadap aset pelindung risiko ini kemungkinan akan menurun.
Walaupun belum ada konfirmasi akhir mengenai kesepakatan damai tersebut, sentimen positif ini cukup untuk menahan laju kenaikan emas. Pelaku pasar masih menunggu perkembangan selanjutnya sebelum membuat keputusan investasi yang lebih besar.
5. Tarik-Menarik Sentimen dan Dampaknya bagi Arah Harga Emas
Dua kekuatan utama kini memengaruhi pergerakan harga emas:
• Sentimen positif bagi emas: ekspektasi pemangkasan suku bunga AS
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas akibat biaya peluang yang lebih rendah.
• Sentimen negatif bagi emas: potensi perdamaian Ukraina-Rusia
Menurunnya ketidakpastian geopolitik dapat mengurangi permintaan aset safe haven.
Kombinasi kedua faktor ini membuat harga emas cenderung bergerak stabil dalam beberapa sesi terakhir. Investor tampaknya menunggu kepastian yang lebih jelas dari Federal Reserve maupun perkembangan terbaru dari Kiev dan Moskow.
6. Prospek Jangka Pendek Harga Emas
Dalam jangka pendek, harga emas kemungkinan akan bergerak dalam kisaran sempit, mengikuti aliran berita terkait:
-
Rilis data ekonomi AS berikutnya, seperti inflasi dan klaim tunjangan pengangguran, yang akan memengaruhi ekspektasi kebijakan moneter.
-
Komentar pejabat Federal Reserve, terutama menjelang pertemuan FOMC.
-
Konfirmasi resmi mengenai kesepakatan damai Ukraina–Rusia atau sebaliknya, potensi hambatan dalam proses perundingan.
Jika The Fed memberikan sinyal kuat akan memangkas suku bunga, emas berpotensi melanjutkan penguatannya. Namun jika perkembangan damai Ukraina semakin konkret, tekanan pada emas mungkin meningkat.
Kesimpulan
Perdagangan emas pada Selasa–Rabu pagi menunjukkan stabilitas dengan harga berada di sekitar US$4.135 per troy ons. Pasar tengah bergulat dengan dua sentimen besar: prospek pemangkasan suku bunga Amerika Serikat yang mendukung emas, serta potensi tercapainya kesepakatan damai Ukraina–Rusia yang berpotensi menekan permintaan safe haven.
Dengan data ekonomi AS yang lemah dan peluang perubahan arah kebijakan The Fed, lingkungan moneter ke depan tampaknya akan lebih akomodatif—situasi yang secara historis menguntungkan bagi emas. Namun, perkembangan geopolitik dapat menjadi penyeimbang yang signifikan.















