BPF Malang

Best Profit (7/2) – Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri perdagangan pada hari Selasa (6/2) dengan catatan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan ini didorong oleh perkiraan dari Badan Informasi Energi yang menyatakan bahwa mereka mengantisipasi penurunan persediaan minyak pada kuartal ini.

Kenaikan Harga Minyak Mentah WTI dan Brent

Minyak mentah WTI untuk pengiriman Maret ditutup naik sebesar US$0,53, mencapai US$73,31 per barel, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman April, patokan global, juga mengalami kenaikan sebesar US$0,60 menjadi US$78,59 per barel.

Baca Juga : Emas Mengakhiri dengan Kenaikan sejalan dengan Penurunan Dolar dan Imbal Hasil Treasury

Baca Juga : Kenaikan Harga Minyak WTI Saat Dolar Menguat dan Ketegangan di Timur Tengah Menjadi Fokus

Outlook Energi Jangka Pendek dan Dampaknya terhadap Harga Minyak

Dalam laporan Outlook Energi Jangka Pendek bulanannya, Badan Informasi Energi menyatakan bahwa mereka memperkirakan penurunan persediaan sebesar 0,8 juta barel per hari selama kuartal ini. Perkiraan ini memberikan dukungan tambahan terhadap harga minyak. Selain itu, produksi minyak AS juga diperkirakan mengalami penurunan dari level rekor sebelumnya. best profit

Kisaran Harga Minyak dalam Konteks Kekhawatiran Permintaan dan Risiko Geopolitik

Harga minyak telah kembali ke kisaran yang relatif sempit, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kekhawatiran akan permintaan yang disebabkan oleh melemahnya perekonomian Tiongkok, dan risiko geopolitik yang timbul dari kekerasan di Timur Tengah. Kekhawatiran tersebut diperkuat oleh ketidakpastian terkait dengan keputusan Tiongkok terkait likuidasi Evergrande Group.

Kesimpulan

Kenaikan harga minyak mentah WTI pada hari Selasa (6/2) didorong oleh perkiraan penurunan persediaan dan produksi, seiring dengan pemotongan OPEC+ dan penurunan produksi AS. Fokus pasar saat ini tertuju pada prospek energi jangka pendek yang akan diumumkan oleh Badan Informasi Energi. best profit