BPF Malang

Image

Best Profit | Minyak WTI Berakhir dengan Kenaikan Setelah Penurunan Stok AS

Best Profit (19/1) – Pada Kamis, 18 Januari, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menutup perdagangan dengan keuntungan, dipicu oleh penurunan persediaan minyak di Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi. Meskipun Badan Energi Internasional (IEA) memotong perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun 2024, dan laporan menyebutkan peningkatan persediaan minyak AS pada pekan lalu, minyak mentah WTI untuk pengiriman Februari ditutup naik sebesar US$1,52 menjadi US$74,08 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret ditutup naik US$1,22 menjadi US$79,10 per barel.

Penurunan Persediaan Minyak AS

Dalam survei mingguannya, Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan penurunan persediaan minyak AS sebesar 2,49 juta barel pada minggu lalu. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang mengantisipasi penurunan hanya sekitar 0,31 juta barel, menurut data dari Investing.com. Penurunan yang signifikan dalam persediaan minyak memberikan dorongan positif bagi harga minyak, menciptakan optimisme di kalangan pelaku pasar terkait stabilitas pasokan.

Baca Juga : Emas Menguat Walaupun Dolar Tandai Kenaikan

Baca Juga : Harga Minyak WTI Meningkat Sementara OPEC Tetapkan Proyeksi Permintaan 2024 Tanpa Perubahan

Perubahan Proyeksi Pertumbuhan Permintaan IEA

Meskipun terjadi kenaikan harga minyak, IEA memotong perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024. Perkiraan ini menurun menjadi 1,2 juta barel per hari dari target sebelumnya sebesar 2,3 juta barel per hari. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan sebesar 3,2 juta barel per hari yang pernah dicapai pada kuartal kedua tahun 2023. Laporan IEA menyebutkan bahwa perkiraan yang lebih rendah disebabkan oleh perlambatan ekonomi global, peningkatan standar efisiensi, dan adopsi kendaraan listrik yang semakin meluas.

Peningkatan Persediaan Minyak AS

Sebuah laporan juga mencatat peningkatan persediaan minyak AS pada pekan lalu, memberikan gambaran lebih komprehensif tentang kondisi pasar. Meskipun penurunan persediaan mingguan menjadi pendorong utama kenaikan harga, peningkatan tersebut menciptakan ketidakpastian terkait keberlanjutan tren positif ini. Pelaku pasar perlu memperhatikan dinamika antara penurunan persediaan dan peningkatan permintaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang arah pergerakan harga minyak ke depannya.

Dampak Perlambatan Ekonomi Global dan Kendaraan Listrik

Analisis IEA menyoroti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan minyak di masa depan. Perlambatan ekonomi global diidentifikasi sebagai penyebab utama penurunan proyeksi pertumbuhan permintaan. Selain itu, standar efisiensi yang semakin tinggi dalam penggunaan energi dan perluasan armada kendaraan listrik juga disebut sebagai faktor penekan permintaan minyak. best profit

Perbandingan Proyeksi IEA dan OPEC

Perkiraan pertumbuhan permintaan IEA yang lebih rendah pada tahun 2024 berada di bawah proyeksi OPEC, yang memperkirakan permintaan baru sebesar 2,2 juta barel per hari pada tahun tersebut. Meskipun OPEC mengulangi proyeksi ini pada hari Rabu, pasar sepertinya lebih cenderung mengabaikan proyeksi tersebut. Perbedaan pandangan antara dua badan tersebut menciptakan tantangan tambahan bagi pelaku pasar dalam mengantisipasi arah pergerakan harga minyak.

Outlook Pasar Minyak

Pasar minyak menghadapi dinamika yang kompleks di tengah-tengah perubahan dalam persediaan, permintaan, dan faktor-faktor global. Keputusan IEA untuk memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan menjadi sinyal bahwa ketidakpastian ekonomi global masih mempengaruhi prospek industri minyak.

Kesimpulan

Pelaku pasar perlu mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga, dengan tetap mengikuti perkembangan global dan kebijakan industri minyak. Dinamika yang terus berubah memerlukan respons yang bijak dan fleksibilitas dari para investor dan pemangku kepentingan di sektor minyak. best profit