Best Profit | Pelemahan Emas Melambat di Level Terendah 7 Bulan, Potensi Peluang Bagi Investor
Best Profit (4/10) – Dalam dunia pasar keuangan, kinerja terbaru emas telah menjadi sesuatu yang luar biasa. Logam mulia ini, sering dianggap sebagai aset pelaburan aman, menghadapi penurunan yang cepat, mencapai level terendah baru dalam 7 bulan. Namun, ada tanda-tanda bahwa penurunan ini mungkin melambat, menawarkan peluang potensial bagi investor yang closely mengikuti pasar.
Kinerja Terbaru Emas
Pada hari Selasa, tanggal 4 Oktober, kontrak berjangka emas untuk kontrak Desember yang paling aktif di Comex New York ditutup turun 0,45% di $1.838,95 per ons. Penurunan ini menandai titik penting dalam perjalanan pergerakan harga emas yang terbaru.
Pada awal sesi, emas untuk pengiriman bulan Desember menyentuh $1.830,95, level yang belum pernah terjadi sejak Maret. Minggu lalu, berjangka emas mengalami penurunan sebesar 4%, menjadikannya penurunan mingguan terbesar sejak Juni 2021 ketika turun hampir 6%. Menambah kekhawatiran tersebut, emas Comex mengakhiri kuartal ketiga dengan penurunan sebesar 3% setelah turun 4% pada kuartal kedua.
Baca Juga : Kenaikan Dolar Setelah Pemerintah Amerika Menghindari Penutupan Kantor
Baca Juga : Pasar Saham Eropa Melemah saat Data Manufaktur Turun
Situasinya juga tidak berbeda untuk harga emas spot, yang closely diawasi oleh banyak pedagang. Mereka mengalami penurunan sebesar 0,22% menjadi $1.823,39 per ons, dengan titik terendah sesi tercatat di $1.815,32. Ini merupakan titik terendah sejak harga menyentuh $1.809,40 pada bulan Maret.
Pada pagi hari Rabu, tanggal 4 Oktober, berjangka emas masih berada dalam penurunan sebesar 0,15%, sementara harga emas spot cenderung stabil, menimbulkan optimisme hati-hati di kalangan investor.
Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Emas
Perlambatan penurunan emas belakangan ini dapat diatribusikan kepada beberapa faktor kunci:
Lonjakan Yield Obligasi
Salah satu pendorong utama di balik penurunan emas adalah lonjakan terus menerus dalam yield obligasi pemerintah. Yield obligasi pemerintah AS terus meningkat, yang telah menarik investor menjauhi emas demi mencari imbal hasil yang lebih tinggi.
Kekuatan Dolar AS
Dolar AS juga memainkan peran penting dalam kinerja emas yang terbaru. Dolar AS mencapai level tertinggi dalam 11 bulan, membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Data Ekonomi dan Federal Reserve
Data ekonomi terbaru telah menambah kompleksitas pasar emas. Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan meningkat lebih besar dari yang diharapkan pada bulan Agustus. Perkembangan ini telah menggerus kepercayaan Federal Reserve dalam upayanya untuk mengendalikan inflasi.
Menurut laporan bulanan terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS yang dikenal sebagai Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS), diperkirakan ada 9,61 juta lowongan pekerjaan pada bulan Agustus. Pada bulan Juli, angka ini jauh lebih rendah, hanya 8,92 juta lowongan pekerjaan yang dilaporkan. Para ekonom Wall Street yang disurvei oleh media AS sebelumnya memperkirakan hanya ada sekitar 8,8 juta lowongan pekerjaan pada bulan Agustus.
Laporan JOLTS ini datang sebelum laporan nonfarm payrolls yang lebih penting untuk bulan September, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat oleh Departemen Tenaga Kerja. Federal Reserve memonitor laporan-laporan ini dengan cermat untuk mengambil keputusan tentang suku bunga. Bank sentral tersebut telah berkali-kali menyatakan bahwa pertumbuhan pekerjaan dan kenaikan upah harus melambat untuk mengendalikan inflasi.
Perubahan Sikap dari Federal Reserve
Perkembangan lain yang patut diperhatikan adalah perubahan sikap dari pejabat senior Federal Reserve, Raphael Bostic. Dia mengindikasikan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk mendorong kenaikan suku bunga di AS guna mengendalikan inflasi. Namun, dia menekankan bahwa kebijakan moneter yang ketat akan diperlukan untuk mencegah gangguan ekonomi akibat peningkatan belanja dan pertumbuhan lapangan kerja.
Bostic, yang merupakan Presiden Federal Reserve Atlanta, telah memberikan beberapa harapan baru bagi investor komoditas dan saham yang semakin khawatir tentang sikap hawkish Federal Reserve. Perlu dicatat bahwa Federal Reserve diperkirakan akan memulai kenaikan suku bunga yang sangat dinantikan pada bulan November atau Desember, mengikuti jeda pada bulan September. Ini menunjukkan bahwa bank sentral mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap kenaikan suku bunga setelah sebelumnya menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali antara Maret 2022 dan Juli 2023. best profit
Intervensi Jepang di Pasar Forex
Selain komentar Bostic, kekuatan dolar AS telah diperkuat oleh intervensi pemerintah Jepang di pasar forex. Mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung yen setelah nilai tukar dolar-yen melebihi 150.
Peluang bagi Investor
Perlambatan terbaru dalam penurunan emas menawarkan peluang potensial bagi investor. Meskipun yield obligasi dan dolar AS terus menjadi tantangan, perubahan sikap Federal Reserve dan intervensi di pasar forex mengisyaratkan bahwa pasar emas mungkin akan mengalami stabilisasi dalam jangka dekat.
Seperti yang dikatakan oleh Ed Moya, seorang analis di platform perdagangan online OANDA, “Harga emas telah menemukan beberapa support setelah jatuh ke level terendah dalam 7 bulan. Yield obligasi masih terus meningkat, sehingga harga emas di atas $1.830 dapat menjadi support utama. Kenaikan yield bisa berlanjut, tetapi kita akan melihat beberapa tanda kelelahan karena Wall Street menunggu laporan NFP dan menjelang akhir pekan yang panjang.” best profit