
Best Profit | Wall Street: Penurunan Lebih dari 1% pada S&P 500 dan Nasdaq Terpicu oleh Kenaikan Yield
Best Profit (19/10) – Indeks utama di Wall Street mengalami penurunan tajam saat penutupan perdagangan pada Rabu, 18 Oktober, dengan S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan lebih dari 1%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan imbal hasil Treasury dan penilaian investor terhadap perkiraan kinerja perusahaan secara triwulanan.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 332,57 poin, atau 0,98%, mencapai 33.665,08. S&P 500 mengalami penurunan sebanyak 58,6 poin, atau 1,34%, mencapai 4.314,6, dan Nasdaq Composite merosot sebanyak 219,45 poin, atau 1,62%, hingga mencapai 13.314,30.
Kinerja Laba
Dalam ranah laba korporat, saham Procter & Gamble mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 2,6% setelah penjualan triwulanan mereka melebihi ekspektasi pasar. Sebaliknya, saham United Airlines Holdings mengalami penurunan yang signifikan sebesar 9,7% setelah perusahaan memperkirakan laba kuartal keempat yang lebih lemah akibat biaya yang lebih tinggi, yang turut berkontribusi pada penurunan sektor maskapai penumpang dalam S&P 500 sebanyak 5,6%.
Saham Morgan Stanley juga mengalami penurunan sebesar 6,8% setelah laporan mengindikasikan penurunan laba kuartal ketiganya.
Baca Juga : Kenaikan Harga Emas di Tengah Eskalasi Konflik Israel-Hamas
Baca Juga : Mengungkap Tren Pasar: Rollercoaster Ride Dolar AS
Analisis Pasar dan Prospek
Total volume perdagangan saham di bursa Amerika Serikat mencapai 10,48 miliar saham, sesuai dengan rata-rata 10,45 miliar saham dalam 20 hari terakhir.
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mendorong penghindaran risiko di pasar. Emas, sebagai aset safe-haven, mencapai harga tertinggi dalam lebih dari dua bulan. best profit
Indeks Volatilitas Cboe, yang merupakan ukuran ketakutan Wall Street, mengalami lonjakan yang signifikan. Sementara itu, imbal hasil Treasury mengalami kenaikan tipis setelah data mengungkapkan bahwa konstruksi rumah tunggal di AS mengalami pemulihan pada bulan September, yang mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan menjaga suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama.
Rick Meckler, seorang mitra di Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey, mengomentari situasi saat ini, menyatakan, “Kita berada dalam periode rotasi sektor, dan orang-orang mencoba mencari tahu dalam lingkungan baru ini, saham apa saja yang akan terus berkinerja baik dan saham apa saja yang akan sulit bertahan. Jelas, perusahaan-perusahaan dengan leverage tinggi menghadapi tantangan di pasar seperti ini.”
Imbal hasil yang lebih tinggi dari Treasury AS yang bebas risiko telah mengurangi daya tarik saham.
Selama kunjungan kilatnya pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden berjanji solidaritas dengan Israel. Dia menyatakan bahwa ledakan mematikan di rumah sakit Gaza tampaknya disebabkan oleh roket yang salah ditembakkan oleh militan.
Melihat ke Depan
Lanskap keuangan tetap dinamis dan selalu berubah. Saat investor terus menavigasi lingkungan ini, ketidakpastian seputar imbal hasil Treasury dan ketegangan geopolitik global akan terus membentuk sentimen pasar.
Selain itu, memantau perkembangan geopolitik dan potensi dampaknya pada pasar akan menjadi penting bagi para investor dan trader. best profit