BPF Malang

Image

Bestprofit | Dolar AS Melemah Menjelang Pembacaan NFP

Bestprofit (7/3) – Indeks Dolar AS (DXY) mengalami penurunan lebih lanjut pada hari Kamis, tertekan oleh sejumlah faktor makroekonomi yang mencakup data pasar tenaga kerja dan keputusan kebijakan dari Bank Sentral Eropa (ECB). Penurunan Dolar AS disebabkan oleh data terbaru yang menunjukkan peningkatan tajam dalam pemutusan hubungan kerja dan klaim pengangguran yang beragam, sementara ECB mengumumkan pemangkasan suku bunga yang telah lama diprediksi. Keputusan ini memberikan dampak besar bagi pasar keuangan global, yang mempengaruhi prospek Dolar AS dan pasar mata uang lainnya.

1. Kenaikan Pemutusan Hubungan Kerja Menekan Dolar AS

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pelemahan Dolar AS adalah laporan terbaru dari Challenger, Gray & Christmas mengenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Laporan ini menunjukkan lonjakan PHK yang signifikan pada bulan Februari, dengan jumlah PHK lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan bulan Januari. Hal ini menciptakan ketegangan di pasar tenaga kerja AS dan menambah kekhawatiran tentang potensi pelambatan ekonomi di negara tersebut.

Ketegangan ini semakin memperburuk sentimen pasar terhadap Dolar AS, karena investor khawatir bahwa PHK yang meningkat bisa menjadi indikator lebih lanjut tentang kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung di AS. Meskipun data tenaga kerja yang lemah dapat memberikan dorongan bagi kebijakan pelonggaran moneter, seperti pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve, hal ini juga menunjukkan ketidakstabilan dalam perekonomian AS, yang memberi tekanan pada Dolar AS.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Klaim Pengangguran Berkelanjutan dan Gambaran Tenaga Kerja yang Beragam

Sementara itu, data terkait klaim pengangguran menunjukkan gambaran yang lebih beragam tentang kondisi pasar tenaga kerja di AS. Klaim Pengangguran Awal untuk minggu yang berakhir pada 1 Maret tercatat turun menjadi 221.000, lebih rendah dari ekspektasi pasar. Penurunan ini memberikan gambaran positif tentang pasar tenaga kerja, namun klaim pengangguran berkelanjutan mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai hampir 1,90 juta.

Kenaikan klaim pengangguran berkelanjutan ini menandakan bahwa meskipun ada penurunan klaim pengangguran awal, banyak pekerja yang masih kesulitan untuk kembali ke pasar kerja setelah kehilangan pekerjaan mereka. Hal ini menambah ketidakpastian dan meningkatkan risiko pelambatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kebijakan moneter di masa depan, termasuk keputusan untuk memotong suku bunga.

Kombinasi antara klaim pengangguran awal yang lebih rendah dan klaim pengangguran berkelanjutan yang lebih tinggi menciptakan gambaran yang rumit tentang kondisi pasar tenaga kerja AS. Ketidakpastian ini memberikan tekanan lebih lanjut pada Dolar AS, karena para investor mengkhawatirkan dampak ekonomi jangka panjang dari kondisi ini.

3. Keputusan ECB: Pemangkasan Suku Bunga dan Dampaknya pada Dolar AS

Sementara AS menghadapi tantangan dalam pasar tenaga kerja, Bank Sentral Eropa (ECB) mengambil langkah kebijakan penting dengan mengumumkan pemangkasan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin, menurunkan suku bunga menjadi 2,50%. Keputusan ini sudah diperkirakan oleh banyak analis dan pasar, namun dampaknya tetap terasa besar di pasar mata uang global.

Pemangkasan suku bunga ECB ini menambah ketegangan di pasar keuangan global, di mana banyak investor menilai keputusan ini sebagai langkah untuk mengatasi inflasi yang tetap tinggi di zona euro. Dengan adanya pemangkasan suku bunga, ECB berusaha mendukung perekonomian yang masih menghadapi tantangan besar akibat ketidakpastian ekonomi global dan tekanan harga yang terus-menerus.

Presiden ECB, Christine Lagarde, dalam pernyataannya menekankan pentingnya kewaspadaan yang lebih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi yang ada. Lagarde juga menekankan bahwa ECB perlu tetap fleksibel dan berbasis data dalam kebijakan moneternya, terutama karena lingkungan ekonomi yang semakin tidak stabil. Keputusan untuk memangkas suku bunga ini memberikan dampak langsung pada Dolar AS, karena sentimen pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar di Eropa bisa membuat investor lebih tertarik pada aset-aset berdenominasi euro, daripada dolar AS.

4. Proyeksi Inflasi Zona Euro dan Tantangan Kebijakan di Masa Depan

Sebagai tambahan, ECB juga menaikkan prospek inflasi untuk tahun 2025, yang memberikan gambaran bahwa tekanan harga di zona euro kemungkinan akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun pemangkasan suku bunga bertujuan untuk merangsang perekonomian, kekhawatiran tentang inflasi yang tetap tinggi memberikan tantangan besar bagi kebijakan moneter ECB di masa depan.

Kekhawatiran bahwa tekanan harga yang terus berlanjut bisa mempersulit pengambilan keputusan kebijakan di masa depan menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan. Ini turut memberikan dampak pada mata uang global, termasuk Dolar AS, yang tertekan oleh ekspektasi bahwa ECB harus mempertahankan kebijakan suku bunga rendah lebih lama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kawasan euro.

5. Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga oleh Federal Reserve

Sementara ECB mengambil langkah pelonggaran moneternya, perhatian pasar juga terfokus pada kebijakan moneter The Federal Reserve (Fed). Setelah serangkaian data ekonomi yang lebih lemah, pasar mulai memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Berdasarkan data terbaru dari CME FedWatch Tool, kemungkinan pelonggaran suku bunga pada bulan Juni kini diperkirakan lebih dari 85%. Hal ini mencerminkan ekspektasi pasar yang semakin besar bahwa Fed akan menyesuaikan kebijakan moneternya untuk merespons pelambatan ekonomi.

Suku bunga yang lebih rendah di AS bisa memberikan tekanan lebih lanjut pada Dolar AS, karena investor cenderung mencari aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi aliran modal global. Pemangkasan suku bunga di AS, ditambah dengan kebijakan ECB yang lebih longgar, dapat menciptakan ketidakpastian lebih lanjut bagi nilai tukar Dolar AS.

6. Proyeksi Masa Depan untuk Dolar AS dan Pasar Global

Dengan adanya data ekonomi yang beragam di AS dan kebijakan moneter yang lebih longgar di Eropa, prospek masa depan bagi Dolar AS dan pasar global menjadi semakin tidak pasti. Meskipun Dolar AS mengalami penurunan sementara, faktor-faktor lain seperti ketegangan geopolitik, kebijakan moneter dari bank sentral lain, dan dinamika pasar tenaga kerja AS dapat memengaruhi arah pergerakan mata uang ini di masa depan.

Sebagai aset global yang dominan, Dolar AS tetap menjadi barometer bagi kesehatan ekonomi dunia. Namun, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan ECB dan prospek pemangkasan suku bunga oleh Fed membuat pergerakan Dolar AS semakin sulit diprediksi. Pasar mata uang global akan terus berfluktuasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi makro dan kebijakan moneter yang terus berkembang.

7. Kesimpulan: Ketidakpastian Menghantui Dolar AS

Secara keseluruhan, Indeks Dolar AS (DXY) mengalami penurunan yang signifikan pada hari Kamis, dipengaruhi oleh data pasar tenaga kerja yang lemah di AS dan kebijakan moneter yang lebih longgar dari ECB. Lonjakan pemutusan hubungan kerja, klaim pengangguran yang beragam, dan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed menciptakan ketidakpastian besar bagi Dolar AS.

Keputusan ECB untuk memangkas suku bunga dan menyesuaikan prospek inflasi memberikan dampak pada nilai tukar mata uang global, termasuk Dolar AS. Pasar akan terus memantau data ekonomi yang keluar dari AS dan zona euro untuk mengukur arah kebijakan moneter dan dampaknya terhadap pasar mata uang dan perekonomian global. Ketidakpastian ekonomi yang tinggi akan terus mempengaruhi arah pergerakan Dolar AS dalam waktu dekat.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!