BPF Malang

Image

Bestprofit | Dolar AS Tertekan Tanggapi Data Ekonomi Menengah

Bestprofit (6/2) – Indeks Dolar AS (DXY) pada hari Rabu terus berjuang untuk memulihkan kerugian, meskipun sejumlah data ekonomi menunjukkan hasil yang lebih optimis dari yang diperkirakan. Data dari laporan Ketenagakerjaan ADP dan S&P Global PMI yang lebih baik dari ekspektasi memberikan harapan positif terhadap perekonomian AS. Namun, kekecewaan datang dari laporan ISM Services PMI, yang menunjukkan sektor jasa tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan, mengindikasikan adanya pelambatan dalam perekonomian yang dapat berdampak pada sentimen pasar dan arah kebijakan moneter.

Tekanan pada DXY

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, mengalami tekanan signifikan. Pada perdagangan hari Rabu, DXY menguji level support 107,35, yang menjadi titik kunci untuk mempertahankan momentum penguatan dolar. Meskipun data ketenagakerjaan ADP dan PMI yang lebih baik dari perkiraan memberi sinyal optimisme bagi perekonomian AS, DXY kesulitan untuk menghindari penurunan terhadap mayoritas mata uang utama. Kelemahan DXY mencerminkan ketidakpastian di pasar tentang arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed) dalam waktu dekat. Meskipun data ADP Employment menunjukkan kenaikan lapangan kerja yang solid, kekhawatiran tentang pelambatan sektor jasa yang ditunjukkan oleh ISM Services PMI memberi indikasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS mungkin tidak sekuat yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini memperburuk sentimen terhadap USD, dan investor mulai menilai ulang prospek suku bunga yang lebih tinggi oleh The Fed.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Data Ketenagakerjaan ADP dan PMI yang Lebih Baik dari Perkiraan

Laporan ADP Employment pada Januari menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Lapangan kerja sektor swasta bertambah sebanyak 183.000, melampaui ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 150.000. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh sektor industri yang berhadapan langsung dengan konsumen, yang menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut masih menunjukkan ketahanan meskipun adanya tantangan ekonomi global. Di sisi lain, sektor manufaktur mengalami kenaikan yang lebih lemah, dengan pertumbuhan pekerjaan yang lebih lambat, yang bisa menandakan adanya kesulitan dalam sektor ini. Data PMI Global S&P juga menunjukkan optimisme yang lebih besar, meskipun tidak terlalu signifikan. Pembacaan akhir untuk Januari menunjukkan sedikit revisi positif, dengan PMI Jasa di 52,9, sedikit lebih tinggi dari perkiraan pasar yang 52,8. Ini menunjukkan bahwa sektor jasa di AS, yang merupakan pilar utama perekonomian, masih berkembang meskipun ada beberapa hambatan. Selain itu, PMI Gabungan, yang menggabungkan sektor manufaktur dan jasa, tercatat di 52,7, sedikit lebih baik dibandingkan dengan 52,4 pada bulan sebelumnya. Namun, meskipun data ketenagakerjaan ADP dan PMI memberikan sinyal yang cukup optimis, pasar mulai ragu akan kemampuan ekonomi AS untuk terus tumbuh dengan kecepatan yang sama, mengingat adanya data yang kurang menggembirakan dari ISM Services PMI.

ISM Services PMI yang Mengecewakan

Salah satu data yang paling disorot minggu ini adalah laporan ISM Services PMI yang diterbitkan pada hari Rabu. PMI untuk sektor jasa tercatat di 52,8, meleset dari ekspektasi pasar yang berada di angka 54,3. Penurunan ini menunjukkan bahwa sektor jasa, yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi AS, mungkin sedang mengalami pelambatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan. Meskipun masih berada di atas angka 50 yang menunjukkan ekspansi, penurunan yang signifikan ini menunjukkan adanya penurunan dalam laju pertumbuhan sektor jasa yang bisa berdampak negatif terhadap perekonomian secara keseluruhan. Lebih lanjut, data ISM Services PMI juga mencatatkan penurunan signifikan pada indeks Harga yang Dibayar, yang turun ke 60,4 dari sebelumnya 64,4. Penurunan ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi dalam sektor jasa mungkin telah mereda, yang dapat memperburuk pandangan pasar tentang prospek ekonomi. Meskipun ini bisa menjadi sinyal positif terkait inflasi, tetapi juga menunjukkan bahwa sektor jasa mungkin menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menjaga momentum pertumbuhan.

Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun AS yang Bangkit Kembali

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami lonjakan dan bertahan di sekitar level 4,40%. Meskipun sempat mencapai level terendah tahunan beberapa waktu lalu, imbal hasil obligasi 10 tahun kembali bangkit, mencerminkan harapan pasar bahwa The Fed mungkin masih mempertahankan kebijakan suku bunga yang tinggi untuk menanggulangi inflasi yang belum sepenuhnya terkendali. Kenaikan imbal hasil ini berpotensi memberikan tekanan lebih lanjut terhadap DXY, karena pasar menilai bahwa The Fed kemungkinan akan memperlambat laju penurunan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan. Namun, ketidakpastian pasar terkait arah kebijakan The Fed dan reaksi pasar terhadap data ekonomi yang campur aduk memberikan tantangan besar bagi imbal hasil obligasi. Ketika investor menghadapi risiko yang lebih besar terkait pertumbuhan ekonomi, mereka cenderung mencari perlindungan dengan membeli obligasi jangka panjang, yang pada gilirannya dapat menurunkan imbal hasil.

Sentimen Pasar dan Prospek The Fed

Indeks Sentimen Federal Reserve (Fed Sentiment Index) yang sebelumnya berada di angka 130,00 kini telah mereda, menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan dari The Fed mulai mengambil pendekatan yang kurang agresif terkait pengetatan moneter. Hal ini memberi sinyal bahwa para investor mulai memperhitungkan kemungkinan bahwa The Fed tidak akan terlalu cepat menaikkan suku bunga lebih lanjut, terutama jika data ekonomi mulai menunjukkan tanda-tanda pelambatan lebih lanjut. Keterlambatan dalam pemulihan sektor jasa, yang tercermin dari data ISM Services PMI yang lebih lemah, dapat memperburuk pandangan pasar tentang prospek suku bunga. Jika sektor jasa terus melambat, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa perekonomian AS berada dalam jalur pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan, yang bisa mendorong The Fed untuk lebih berhati-hati dalam mengubah kebijakan suku bunganya.

Menanti Data Nonfarm Payrolls

Sebagian besar perhatian pasar kini tertuju pada laporan Nonfarm Payrolls untuk bulan Januari yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang. Laporan ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS dan apakah tren penciptaan lapangan kerja yang positif dapat bertahan. Jika laporan Nonfarm Payrolls menunjukkan angka yang lemah, ini bisa memberikan tekanan tambahan pada DXY dan memperburuk pandangan pasar terhadap ekonomi AS, yang pada gilirannya bisa memperburuk kekhawatiran inflasi.

Kesimpulan

DXY tetap tertekan meskipun adanya data ekonomi AS yang optimis, seperti laporan ADP Employment dan PMI Global S&P. Namun, kekecewaan dari ISM Services PMI yang lebih rendah dari ekspektasi menunjukkan adanya kelemahan dalam sektor jasa, yang menjadi salah satu pendorong utama perekonomian AS. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS yang bangkit kembali dan meredanya sentimen pasar terkait kebijakan agresif The Fed menambah ketidakpastian dalam pasar mata uang. Kini, para pelaku pasar menantikan laporan Nonfarm Payrolls yang akan menjadi indikator penting untuk prospek ekonomi AS dan pergerakan DXY ke depannya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!