Bestprofit (2/12) – Harga emas mengalami lonjakan pada hari Jumat, meskipun secara keseluruhan masih berada dalam jalur untuk mencatatkan kerugian bulanan terburuk dalam lebih dari setahun. Kenaikan harga emas ini didorong oleh penurunan nilai dolar AS serta ketegangan geopolitik yang masih berlangsung. Namun, aksi jual pasca-pemilu yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump pada awal bulan ini menghalangi reli harga emas dan membawa logam mulia ini menuju penurunan lebih dari 3% sepanjang bulan November.
Kenaikan Harga Emas pada Jumat (29/11)
Pada hari Jumat, harga emas spot tercatat naik 0,7% menjadi $2.660,28 per ons, sedangkan harga emas berjangka AS juga naik 0,7% menjadi $2.684,9 per ons. Meskipun ada sedikit lonjakan pada hari tersebut, harga emas masih tercatat mengalami penurunan mingguan lebih dari 2% setelah aksi jual tajam yang terjadi pada awal minggu ini. Penurunan harga emas ini sebagian besar disebabkan oleh euforia pasar yang terjadi setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum AS pada 5 November lalu.
Aksi Jual Pasca-Pemilu dan Dampaknya pada Harga Emas
Sejak kemenangan Trump, pasar telah merespons dengan ekspektasi bahwa kebijakan ekonomi yang lebih ekspansif, termasuk pengeluaran fiskal yang lebih besar dan tarif yang lebih tinggi, akan mempengaruhi pasar logam mulia. Meskipun emas sering dianggap sebagai aset safe haven, yang cenderung menguat dalam kondisi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, ekspektasi pasar terhadap kebijakan fiskal Trump membawa penguatan terhadap dolar AS dan menyebabkan harga emas mengalami penurunan tajam. Harga emas telah turun lebih dari 3% sepanjang bulan ini, penurunan bulanan terburuk sejak September 2023.
Kebijakan ekonomi yang dijanjikan oleh Trump, seperti pengeluaran fiskal yang besar dan tarif yang lebih tinggi, mengangkat dolar AS pada awal bulan ini. Hal ini menghentikan reli harga emas yang sebelumnya dipicu oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan suku bunga yang lebih rendah dari Federal Reserve (Fed). Euforia pasar yang terjadi pasca-pemilu membuat harga emas tertekan meskipun ketegangan geopolitik dan ketidakpastian global terus mendukung permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Dolar AS Menguat dan Pengaruhnya terhadap Emas
Pada 29 November, indeks dolar AS (DXY) jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu. Namun, meskipun ada penurunan tersebut, dolar masih berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan sekitar 2% sepanjang bulan November. Kenaikan dolar ini didorong oleh ekspektasi pasar bahwa pemerintahan Trump akan mendorong kebijakan fiskal yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat menyebabkan inflasi lebih tinggi dan suku bunga yang tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Harga emas dan dolar AS sering bergerak berlawanan arah; ketika dolar menguat, emas cenderung melemah karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Dengan adanya ekspektasi bahwa Trump akan memperkenalkan kebijakan tarif yang lebih tinggi dan pengeluaran fiskal yang besar, dolar AS semakin menguat. Hal ini menyebabkan harga emas mengalami kesulitan untuk mempertahankan tren kenaikan yang sempat terjadi sebelumnya.
Tarif yang Lebih Tinggi dan Implikasinya bagi Emas
Kebijakan ekonomi yang direncanakan oleh Trump, terutama yang terkait dengan tarif yang lebih tinggi dan kebijakan proteksionisme, menjadi salah satu faktor utama yang memberikan tekanan terhadap harga emas. Meski demikian, ketidakpastian mengenai bagaimana kebijakan tarif ini akan diterapkan masih membayangi pasar. Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals, mencatat bahwa dampak pasti dari kebijakan tarif Trump masih belum jelas.
Namun, meskipun ada ketidakpastian, tarif yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi. Hal ini berpotensi mendorong investor untuk kembali melihat emas sebagai tempat berlindung dari ketidakpastian ekonomi. “Ketidakpastian masalah ini, tarif yang dapat mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi sebenarnya dapat bermanfaat bagi pasar emas dari basis safe haven,” kata Wyckoff.
Ketegangan Geopolitik yang Mendukung Permintaan Emas
Selain faktor dolar dan kebijakan fiskal, ketegangan geopolitik juga berperan dalam mendukung permintaan emas. Emas secara tradisional dipandang sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Pada minggu ini, ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina kembali mempengaruhi pasar.
Pada Kamis, 28 November, militer Israel melaporkan adanya pelanggaran gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon Selatan. Sementara itu, Rusia melancarkan serangan besar terhadap infrastruktur energi Ukraina, menambah ketidakpastian geopolitik di kawasan Eropa Timur. Ketegangan ini mengangkat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven, meskipun penguatan dolar tetap memberikan tekanan terhadap harga logam mulia ini.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, menambahkan bahwa “ketidakpastian global yang terus-menerus terus mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven.” Ketegangan yang terus berlangsung di berbagai kawasan global memberikan alasan bagi investor untuk mempertahankan posisi mereka dalam emas, meskipun ada tekanan dari penguatan dolar.
Prospek Harga Emas di Masa Depan
Meski mengalami penurunan sepanjang bulan ini, prospek harga emas di masa depan tetap bergantung pada perkembangan kebijakan ekonomi Trump, situasi geopolitik, dan langkah-langkah suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve. Jika ketegangan geopolitik berlanjut atau bahkan meningkat, investor kemungkinan besar akan tetap melihat emas sebagai pelindung nilai. Namun, kebijakan ekonomi yang lebih ekspansif, tarif yang lebih tinggi, dan penguatan dolar dapat terus memberikan tekanan pada harga emas.
Selain itu, pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve juga dapat menjadi faktor yang mendukung harga emas di masa depan. Meskipun saat ini ada kekhawatiran bahwa tarif yang lebih tinggi dapat memicu inflasi dan mempengaruhi kebijakan suku bunga Fed, data ekonomi AS yang akan datang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan suku bunga dan dampaknya terhadap harga emas.
Kinerja Logam Mulia Lainnya: Perak, Platinum, dan Paladium
Seiring dengan pergerakan harga emas, logam mulia lainnya seperti perak, platinum, dan paladium juga mencatatkan kenaikan pada hari Jumat. Harga perak spot naik 1,3% menjadi $30,64 per ons, sementara platinum naik 2% menjadi $949,80 per ons, dan paladium naik 0,7% menjadi $982,50 per ons. Namun, meskipun ada kenaikan pada akhir bulan ini, ketiga logam mulia ini juga diperkirakan akan mengalami kerugian bulanan akibat penguatan dolar dan aksi jual pasca-pemilu.
Kesimpulan
Meskipun mengalami sedikit kenaikan pada 29 November, harga emas tetap berada di jalur untuk mencatatkan kerugian bulanan terbesar dalam lebih dari setahun. Aksi jual pasca-pemilu yang dipicu oleh kemenangan Donald Trump telah mengangkat dolar AS dan memberikan tekanan pada harga emas. Meskipun ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global tetap mendukung permintaan emas, kebijakan fiskal Trump dan penguatan dolar AS terus menghambat potensi reli harga emas. Ke depan, prospek harga emas akan sangat bergantung pada kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan Trump, situasi geopolitik, dan langkah-langkah yang diambil oleh Federal Reserve terkait dengan suku bunga.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!