Bestprofit | Emas Melemah Menjelang The Fed
Bestprofit (3/12) – Harga emas mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (2/12) setelah turun sekitar 0,80%. Penurunan ini terjadi karena para pedagang memilih mengambil keuntungan menjelang gelaran penting—pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang akan berlangsung minggu depan. Di saat yang sama, penguatan Dolar AS semakin membebani performa logam mulia tersebut.
Pada saat artikel ini ditulis, XAU/USD berada di level $4.193, setelah sebelumnya sempat menyentuh $4.240, level tertinggi harian. Pergerakan harga yang relatif tajam ini menandakan meningkatnya kewaspadaan pelaku pasar seiring mendekatnya keputusan penting FOMC.
Bestprofit | Emas Naik di Tengah Euforia Pasar
Tekanan Penjualan Menjelang FOMC: Pedagang Mulai Mengurangi Eksposur
Salah satu faktor utama melemahnya harga emas ialah keputusan para pelaku pasar untuk melepas posisi mereka menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter The Fed sering kali mendorong investor untuk menghindari risiko berlebih, sehingga aksi ambil untung menjadi pilihan yang aman.
Dengan agenda FOMC yang akan digelar pada 9–10 Desember, pelaku pasar tampaknya mulai mengantisipasi berbagai kemungkinan, terutama terkait sikap komite yang belakangan ini terlihat semakin terbagi antara kubu hawkish dan dovish. Ketidakpastian ini memberikan volatilitas tersendiri bagi komoditas seperti emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Sentimen Pasar Membaik, Mengurangi Daya Tarik Safe Haven
Suasana pasar global yang cenderung optimistis juga menjadi penyebab melemahnya emas. Emas umumnya diminati ketika ketidakpastian atau risiko meningkat, tetapi sebaliknya akan tertekan ketika investor kembali ke aset berisiko.
Pada saat yang sama, penguatan Dolar AS turut memperburuk tekanan terhadap logam mulia. Indeks Dolar AS (DXY) tercatat berada di level 99,44, menguat tipis sebesar 0,04%. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, menekan permintaan global.
Data Ekonomi AS: PMI Manufaktur ISM yang Lemah Menambah Kompleksitas
Pada hari Senin sebelumnya, AS merilis data PMI Manufaktur ISM untuk bulan November yang ternyata lebih lemah dari ekspektasi. Secara umum, data ini menunjukkan perlambatan di sektor manufaktur, yang berpotensi meningkatkan tekanan terhadap The Fed untuk mulai mengurangi biaya pinjaman guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, bukannya menguat, emas justru melemah. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar lebih memfokuskan perhatian mereka pada faktor lain seperti penguatan dolar dan komentar hawkish dari bank sentral internasional, serta ketidakpastian FOMC yang semakin dekat.
Dampak Komentar Hawkish Bank of Japan (BoJ)
Selain faktor domestik AS, komentar hawkish dari Gubernur Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda, juga berdampak pada melemahnya harga emas. Ueda menyebutkan bahwa BoJ sedang mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan mendatang.
Sejak bertahun-tahun, Jepang dikenal dengan kebijakan moneter ultra-longgar. Potensi perubahan arah kebijakan ini memberikan kejutan bagi pasar dan turut menggerakkan arus modal global. Naiknya ekspektasi suku bunga BoJ membuat imbal hasil obligasi Jepang meningkat, dan pada gilirannya dapat menyebabkan pengalihan investasi dari emas ke aset lain yang menawarkan return lebih tinggi.
Peta Kekuatan FOMC: Komite Terbelah dalam Dua Kubu
Menjelang pertemuan pekan depan, perhatian pasar tertuju pada dinamika internal FOMC yang terlihat semakin terpecah. Terdapat dua kubu utama berdasarkan pandangan kebijakan:
Kubu Cenderung Dovish
Beberapa anggota FOMC diperkirakan lebih mendukung pelonggaran kebijakan, antara lain:
-
Christopher Waller
-
Stephen Miran
-
Michelle Bowman
-
John Williams (Presiden The Fed New York)
Meski disebut “dovish”, sebagian dari mereka juga menunjukkan kecenderungan hawkish pada isu tertentu. Namun dalam konteks saat ini, mereka lebih terbuka terhadap peluang penurunan suku bunga jika kondisi ekonomi melemah.
Kubu Cenderung Hawkish
Anggota lainnya menunjukkan sikap lebih tegas dalam mempertahankan suku bunga tinggi untuk melawan inflasi:
-
Susan Collins (Boston)
-
Jeffrey Schmid (Kansas City)
-
Alberto Musalem (St. Louis)
-
Austan Goolsbee (Chicago)
-
Michael Barr (Gubernur)
Pandangan hawkish ini menjadi salah satu faktor yang menahan laju emas, karena ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi biasanya menekan logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.
Kelompok Netral
Beberapa tokoh penting memilih mempertahankan sikap hati-hati:
-
Jerome Powell (Ketua The Fed)
-
Philip Jefferson (Wakil Ketua)
-
Lisa Cook (Gubernur)
Sikap netral ini semakin menambah ketidakpastian pasar, mengingat Powell merupakan tokoh yang biasanya memengaruhi arah sentimen secara signifikan.
Data Ekonomi Penting Pekan Ini: ADP dan PCE Jadi Sorotan
Selain FOMC, pelaku pasar emas juga menunggu dua rilis data penting minggu ini:
1. Laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP
Data ini akan memberikan gambaran awal mengenai kesehatan pasar tenaga kerja AS. Jika data ADP lebih kuat dari ekspektasi, Dolar AS berpotensi menguat dan menekan emas lebih lanjut. Sebaliknya, data yang lemah dapat meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga, yang cenderung mendukung emas.
2. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (Core PCE)
Core PCE merupakan indikator inflasi favorit The Fed. Rilis ini akan sangat berpengaruh terhadap ekspektasi kebijakan moneter ke depan. Jika inflasi tetap tinggi, pasar dapat mengantisipasi sikap lebih hawkish, yang biasanya menekan emas. Namun jika inflasi mendingin, emas dapat kembali mendapatkan momentum penguatan.
Kesimpulan: Emas Masih di Bawah Tekanan, tetapi Volatilitas Berpotensi Meningkat
Penurunan harga emas sebesar 0,80% pada Selasa menegaskan bahwa pasar sedang berada pada fase konsolidasi menjelang keputusan FOMC. Penguatan dolar, sentimen pasar yang positif, dan komentar hawkish dari BoJ turut memperparah tekanan terhadap XAU/USD.
Dengan begitu banyak faktor yang saling bertentangan—dari data ekonomi yang bercampur hingga perpecahan sikap di dalam FOMC—pasar emas kemungkinan akan tetap volatile dalam beberapa hari ke depan.
Para pelaku pasar kini menunggu rilis ADP dan Core PCE, yang akan memberikan petunjuk tambahan mengenai arah kebijakan The Fed. Dalam jangka pendek, emas mungkin tetap berada di bawah tekanan, tetapi potensi pembalikan arah selalu terbuka jika data inflasi dan tenaga kerja menunjukkan pelemahan lebih lanjut.















