Bestprofit | Emas Naik di Tengah Euforia Pasar
Bestprofit (2/12) – Emas (XAU/USD) kembali mencatatkan penguatan pada perdagangan Senin (1/12), menandai reli dua sesi beruntun. Kenaikan lebih dari 0,40% terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan pekan depan. Pada saat penulisan, logam mulia ini stabil di sekitar $4.240, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi lima minggu di $4.264. Meski menghadapi berbagai risiko eksternal, emas tetap menunjukkan daya tahan yang kuat dan berpotensi melanjutkan tren kenaikannya hingga akhir tahun.
Bestprofit | Emas Turun Tipis, Investor Siaga
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Jadi Pendorong Utama
Kenaikan harga emas pada awal pekan ini utamanya disokong oleh meningkatnya keyakinan bahwa Fed akan mengadopsi kebijakan moneter yang lebih longgar. Pelaku pasar uang memperkirakan pemangkasan suku bunga sebagai respons terhadap meredanya tekanan inflasi dan perlambatan beberapa indikator ekonomi.
Lingkungan suku bunga rendah biasanya menjadi katalis positif bagi emas. Hal ini karena penurunan imbal hasil obligasi AS mengurangi opportunity cost dalam memegang aset tanpa bunga seperti emas. Dengan demikian, semakin besar peluang Fed memangkas suku bunga, semakin besar peluang emas untuk menghimpun momentum bullish tambahan.
Selain itu, pelemahan Dolar AS turut memperkuat daya tarik emas. Dolar yang melemah membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga memperluas potensi permintaan global.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Harga Emas Tahan Kuat Meski Ada Risiko Pengetatan Bank Sentral Global
Di tengah sentimen positif tersebut, pasar masih mencermati sejumlah potensi hambatan. Salah satu risiko terbesar berasal dari Jepang, setelah Gubernur Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda, memberikan komentar yang bernuansa lebih hawkish. Prospek pengetatan kebijakan moneter oleh BoJ dapat memicu volatilitas pasar global, termasuk pasar komoditas.
Selain itu, internal Federal Reserve sendiri belum menunjukkan keselarasan penuh. Perpecahan pendapat di tubuh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai arah kebijakan menambah ketidakpastian jangka pendek. Jika Fed mengirimkan sinyal yang kurang dovish, pasar emas bisa mengalami koreksi sementara.
Namun, sejauh ini, emas mampu mempertahankan tren naiknya meskipun dihadapkan pada berbagai sinyal kebijakan bank sentral yang beragam. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku pasar masih melihat emas sebagai aset lindung nilai yang menarik di tengah kondisi ekonomi yang rapuh.
Reli Kuat Minggu Lalu: Emas Naik Lebih dari 3,75%
Kinerja emas sepanjang minggu lalu cukup impresif. Dengan kenaikan lebih dari 3,75%, emas menorehkan salah satu reli mingguan terkuat dalam beberapa bulan terakhir. Penguatan tersebut menempatkan emas dalam posisi yang strategis untuk menantang level psikologis $4.300 menjelang akhir tahun.
Reli ini terjadi di tengah melemahnya data ekonomi AS, yang mencerminkan tekanan pada sektor manufaktur dan berkurangnya optimisme konsumsi. Kondisi ini semakin memperkuat keyakinan bahwa siklus pelonggaran moneter oleh Fed akan dimulai lebih cepat dari perkiraan.
Kontraksi Manufaktur AS Jadi Sinyal Kelemahan Ekonomi
Salah satu pemicu pergerakan harga emas minggu ini adalah data dari Institute for Supply Management (ISM). Laporan ISM menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur AS pada bulan November kembali mengalami kontraksi, memperpanjang tren penurunan selama sembilan bulan berturut-turut. Penurunan di sektor manufaktur ini menambah kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi secara keseluruhan.
Tidak hanya itu, ISM juga merilis bahwa harga input mengalami peningkatan. Kenaikan biaya produksi dapat memicu tekanan lanjutan pada perusahaan dan konsumen, sehingga mendorong investor mencari aset yang lebih stabil seperti emas.
Selain itu, meskipun ada peningkatan hambatan ekonomi, pasar tenaga kerja masih menunjukkan aktivitas yang relatif stabil, dengan rendahnya tingkat pemecatan dan perekrutan. Data tenaga kerja yang “campuran” ini membuat outlook Fed semakin sulit diprediksi, namun di mata investor emas, ketidakpastian tersebut justru meningkatkan nilai aset lindung nilai.
Permintaan Fisik Emas di Tiongkok Menurun Karena Harga Terlalu Tinggi
Di sisi lain, ada faktor global yang berpotensi menahan laju kenaikan harga emas, yaitu melemahnya permintaan fisik di Tiongkok. Menurut laporan Financial Times, tingginya harga emas membuat konsumen di Tiongkok menahan diri, hingga menyebabkan ratusan toko perhiasan tutup sementara akibat menurunnya penjualan.
Tiongkok merupakan salah satu pasar emas fisik terbesar di dunia. Oleh karena itu, berkurangnya minat beli dari negara tersebut dapat memberikan tekanan bagi harga emas global dalam jangka pendek. Namun, penurunan permintaan fisik ini sering kali diimbangi oleh meningkatnya minat investor institusi di pasar berjangka dan ETF, terutama saat outlook ekonomi global tidak menentu.
Data Ekonomi AS Pekan Ini Menjadi Fokus Pelaku Pasar
Menjelang pekan ini, investor emas akan fokus pada beberapa rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat. Data-data tersebut diharapkan memberikan petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan The Fed menjelang akhir tahun. Beberapa data yang menjadi sorotan antara lain:
1. Perubahan Ketenagakerjaan ADP
Data ADP sering dianggap sebagai indikator awal kondisi pasar tenaga kerja sebelum rilis data Non-Farm Payrolls (NFP). Angka yang lebih lemah dari ekspektasi dapat meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga.
2. PMI Jasa ISM
Sektor jasa adalah pendorong utama perekonomian AS. PMI yang melemah akan memperkuat spekulasi bahwa ekonomi sedang mengalami perlambatan signifikan.
3. Klaim Pengangguran Awal
Peningkatan klaim pengangguran awal dapat memberikan sinyal tekanan pada pasar tenaga kerja, faktor penting bagi penilaian Fed terhadap kebutuhan stimulus.
4. Core PCE – Indikator Inflasi Favorit The Fed
Rilis Core Personal Consumption Expenditures (PCE) akan menjadi fokus utama. Jika inflasi inti terus melandai, peluang pemangkasan suku bunga akan semakin besar, yang pada akhirnya memberi dukungan lebih lanjut bagi harga emas.
Kesimpulan: Emas Masih dalam Tren Bullish, Namun Waspadai Volatilitas
Secara keseluruhan, emas (XAU/USD) saat ini berada dalam momentum bullish yang kuat. Ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed, pelemahan dolar AS, dan melemahnya aktivitas manufaktur AS menjadi faktor utama yang mendorong harga naik.
Meskipun demikian, investor tetap perlu mewaspadai sejumlah risiko, termasuk potensi pengetatan kebijakan BoJ, perbedaan pandangan di internal FOMC, serta berkurangnya permintaan fisik dari Tiongkok. Dalam jangka pendek, volatilitas harga berpotensi meningkat, terutama menjelang rilis data ekonomi penting minggu ini.
Jika sentimen pasar tetap konsisten dan data mendukung pandangan dovish terhadap Fed, emas berpeluang besar untuk menembus level $4.300 dan melanjutkan tren kenaikannya hingga penutupan tahun.















