BPF Malang

Image

Bestprofit | Emas Turun Tipis, Dolar Melemah

Bestprofit (18/11) – Pada hari Jumat, 15 November 2024, harga emas mengalami penurunan tipis setelah lima sesi berturut-turut melemah. Penurunan tersebut dipicu oleh melemahnya dolar AS dan laporan data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) untuk bulan Oktober yang lebih baik dari perkiraan pasar. Emas untuk pengiriman Desember tercatat turun sebesar US$2,90, menjadi US$2.570,00 per ons. Sementara itu, dolar AS yang sebelumnya berada di level tertinggi dua tahun, juga mengalami pelemahan, dengan indeks dolar ICE turun 0,07 poin menjadi 106,6. Di sisi lain, data penjualan ritel AS yang menunjukkan kenaikan 0,4% pada Oktober, yang melampaui estimasi konsensus pasar, mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap solid. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas pada hari tersebut, termasuk pengaruh melemahnya dolar, data penjualan ritel, dan pandangan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed).

Melemahnya Dolar AS dan Pengaruhnya Terhadap Emas

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas pada hari Jumat adalah penurunan nilai dolar AS. Dolar yang kuat cenderung menekan harga emas, karena emas diperdagangkan dalam dolar AS, sehingga harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Pada hari Jumat tersebut, dolar AS turun dari level tertinggi dua tahun yang tercatat beberapa waktu sebelumnya. Indeks dolar ICE, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, turun 0,07 poin menjadi 106,6. Penurunan ini terjadi setelah dolar sebelumnya menguat signifikan di tengah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter hawkish dari The Fed.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penurunan dolar memberikan sedikit ruang bagi harga emas untuk pulih, karena emas menjadi lebih terjangkau bagi investor internasional. Namun, meskipun dolar mengalami pelemahan, harga emas tetap turun tipis. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain, seperti data ekonomi AS yang positif, juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Dalam hal ini, meskipun dolar melemah, optimisme terhadap prospek ekonomi AS mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Data Penjualan Ritel AS Oktober Lebih Baik dari Perkiraan

Salah satu pendorong utama pergerakan pasar pada hari Jumat adalah data penjualan ritel AS untuk bulan Oktober, yang menunjukkan hasil lebih baik dari yang diperkirakan. Berdasarkan laporan Departemen Perdagangan AS, penjualan ritel pada Oktober naik 0,4%, menyamai kenaikan bulan September, dan melampaui estimasi konsensus pasar yang hanya memperkirakan kenaikan 0,3%. Kenaikan tersebut mencerminkan bahwa sektor konsumsi AS, yang merupakan pendorong utama ekonomi negara ini, tetap kuat meskipun adanya ketidakpastian global dan kebijakan moneter yang ketat dari The Fed. Data penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan ini mengindikasikan bahwa konsumen AS tetap berbelanja, yang pada gilirannya memberikan gambaran positif tentang perekonomian AS secara keseluruhan. Dengan kondisi ini, investor lebih cenderung untuk memperkirakan bahwa ekonomi AS masih berada dalam jalur pemulihan yang solid, meskipun ada tantangan global dan inflasi yang tinggi. Ini, pada gilirannya, mengurangi minat investor terhadap aset aman seperti emas dan meningkatkan minat pada aset berisiko seperti saham.

Pandangan The Fed dan Imbal Hasil Obligasi

Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas adalah kebijakan moneter dari The Fed. Pada hari Kamis, 14 November 2024, Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan pidato yang menyatakan bahwa bank sentral memiliki ruang untuk memperlambat pemotongan suku bunga karena inflasi yang mulai mendingin dan pasar tenaga kerja yang tetap kuat. Dalam pidatonya, Powell menyebutkan bahwa meskipun The Fed telah melakukan pengetatan kebijakan moneter dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi AS tidak memberikan sinyal yang menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Powell mengungkapkan bahwa The Fed berencana untuk menyesuaikan kebijakan moneter secara bertahap menuju posisi yang lebih netral, namun tidak terburu-buru untuk melakukan pemotongan suku bunga. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa meskipun inflasi mulai mereda, bank sentral AS akan tetap berhati-hati dalam mengubah kebijakan suku bunga, mengingat kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menunjukkan penurunan pada hari Jumat, yang mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed. Imbal hasil obligasi dua tahun turun 6,9 basis poin menjadi 4,367%, sementara obligasi 10 tahun membayar 4,423%, turun 2,0 poin. Penurunan imbal hasil obligasi ini memberikan sinyal bahwa pasar mulai memperkirakan The Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga, atau bahkan menahan suku bunga pada level tinggi untuk periode yang lebih lama.

Dampak Positif Data Ekonomi terhadap Dolar dan Emas

Kenaikan penjualan ritel yang lebih tinggi dari perkiraan mencerminkan perekonomian AS yang masih solid dan tumbuh stabil. Meskipun dolar melemah, data ekonomi yang kuat ini memberikan dorongan positif terhadap dolar dan menurunkan daya tarik emas. Dengan prospek ekonomi yang lebih cerah, investor lebih cenderung memilih aset berisiko, seperti saham, daripada beralih ke emas sebagai aset lindung nilai. Kebijakan moneter yang lebih dovish dari The Fed, yang mencerminkan bahwa bank sentral masih memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan jika diperlukan, juga turut mendukung penguatan dolar dan menurunkan daya tarik emas. Meskipun emas sering dianggap sebagai aset aman, ketika perekonomian terlihat lebih stabil dan suku bunga tetap tinggi, minat investor terhadap emas cenderung berkurang.

Pergerakan Harga Emas dan Imbal Hasil Obligasi

Harga emas yang turun tipis pada hari Jumat mencerminkan kombinasi dari melemahnya dolar dan optimisme pasar terhadap ekonomi AS. Meski ada sedikit ruang bagi emas untuk pulih akibat penurunan dolar, faktor-faktor lain seperti kebijakan suku bunga dan data ekonomi yang positif membatasi potensi kenaikan harga emas. Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi juga mengindikasikan bahwa pasar mulai memperkirakan perlambatan dalam kebijakan pengetatan suku bunga The Fed, yang dapat memperlambat aliran dana dari emas ke aset berisiko lainnya. Secara keseluruhan, meskipun harga emas turun tipis pada sore hari Jumat, hal ini tidak mengubah prospek jangka panjang untuk logam mulia ini. Faktor-faktor seperti kebijakan moneter The Fed, ketidakpastian geopolitik, dan fluktuasi dolar AS akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah harga emas di masa depan.

Kesimpulan

Pada hari Jumat, 15 November 2024, harga emas mengalami penurunan tipis setelah lima sesi berturut-turut melemah, meskipun dolar AS juga melemah. Data penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan memberikan gambaran bahwa ekonomi AS tetap kuat, yang mengurangi minat investor terhadap aset aman seperti emas. Meskipun kebijakan suku bunga The Fed tetap menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas, optimisme terhadap perekonomian AS dan penurunan imbal hasil obligasi memberikan tekanan lebih lanjut terhadap harga emas. Namun, ketidakpastian global dan potensi risiko inflasi jangka panjang masih dapat mendukung permintaan emas sebagai aset lindung nilai di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!