BPF Malang

Image

Bestprofit | Harga Minyak Turun 2% Setelah Trump Mulai Diplomasi

Bestprofit (13/2) – Pada Rabu, 12 Februari 2025, harga minyak mentah mengalami penurunan tajam lebih dari 2% setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengambil langkah besar menuju diplomasi perdamaian terkait perang di Ukraina, yang selama ini telah memberikan ketegangan di pasar energi global. Perang yang berlangsung antara Ukraina dan Rusia ini telah menambah ketidakpastian terhadap pasokan minyak global, yang mendorong harga minyak lebih tinggi. Namun, dengan pernyataan diplomatik Trump, harapan akan resolusi damai mempengaruhi sentimen pasar minyak.

Minyak mentah Brent berjangka turun $1,82 atau 2,36%, menjadi $75,18 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berjangka turun lebih dalam, dengan penurunan $1,95 atau 2,66%, mencapai $71,37 per barel. Penurunan tajam ini terjadi setelah tiga hari berturut-turut harga minyak mengalami kenaikan, di mana Brent mencatatkan kenaikan 3,6% dan WTI naik 3,7%.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan harga minyak, dampak dari pernyataan Donald Trump, serta faktor lain yang memengaruhi pasar minyak global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Diplomasi Perdamaian Trump Menurunkan Premi Risiko Minyak

Pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait perang di Ukraina telah mengurangi sebagian premi risiko yang selama ini mendongkrak harga minyak. Dalam sebuah panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Trump mengungkapkan niatnya untuk memulai negosiasi damai untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini.

“Perundingan damai Trump, menurut saya, telah mengurangi sebagian premi risiko harga minyak saat ini,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. Pasar minyak sering kali dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik, terutama yang melibatkan negara-negara penghasil minyak utama seperti Rusia. Ketika ada harapan bahwa perang ini dapat segera berakhir melalui diplomasi, risiko terkait pasokan minyak global menjadi berkurang, yang menyebabkan penurunan harga minyak.

Trump dalam unggahannya di media sosial menyebutkan bahwa ia dan Putin sepakat untuk segera memulai negosiasi, dengan langkah pertama yang akan dilakukan adalah menghubungi Presiden Zelenskiy untuk memberitahukan mengenai perundingan tersebut. Panggilan ini menunjukkan langkah besar pertama Trump dalam mewujudkan janji perdamaian yang telah dia janjikan sebelumnya. Hal ini memunculkan harapan di pasar bahwa konflik yang telah mengganggu pasokan energi global bisa segera selesai.

Reaksi Pasar: Penurunan Harga Minyak Setelah Puncak Kenaikan

Harga minyak yang sempat mengalami kenaikan selama beberapa hari terakhir segera terkoreksi setelah pengumuman diplomasi Trump. Sebelum penurunan yang terjadi pada 12 Februari, harga minyak sempat mengalami kenaikan signifikan dalam tiga hari berturut-turut. Minyak mentah Brent naik 3,6%, dan WTI mencatatkan kenaikan 3,7%, yang mencerminkan peningkatan optimisme pasar terkait potensi kelangsungan pasokan minyak global.

Namun, setelah kabar mengenai perundingan damai antara Trump, Putin, dan Zelenskiy muncul, harga minyak mentah turun tajam. Harga minyak mentah Brent turun $1,82 atau 2,36%, sementara WTI AS turun $1,95 atau 2,66%. Penurunan ini menunjukkan bahwa pasar minyak sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik yang dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan minyak.

Ketegangan Geopolitik dan Pengaruhnya terhadap Pasokan Minyak Global

Perang yang berlangsung antara Ukraina dan Rusia telah memberi dampak besar terhadap pasokan energi global, termasuk minyak. Rusia, sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, memainkan peran penting dalam pasokan minyak mentah global. Ketegangan antara kedua negara ini menyebabkan ketidakpastian yang memengaruhi pasar minyak internasional.

Pemberlakuan sanksi internasional terhadap Rusia dan gangguan lainnya dalam produksi dan distribusi minyak Rusia telah mengurangi pasokan minyak global, sementara permintaan tetap tinggi. Ketidakpastian geopolitik ini meningkatkan “premi risiko” terhadap harga minyak, yang menyebabkan lonjakan harga minyak di pasar dunia. Oleh karena itu, setiap kemajuan dalam diplomasi perdamaian yang mengarah pada penyelesaian konflik di Ukraina dapat mengurangi ketegangan tersebut dan, pada gilirannya, meredakan kekhawatiran pasar mengenai kelangkaan pasokan minyak.

Perkembangan Ekonomi dan Pengaruh Suku Bunga Terhadap Harga Minyak

Selain dampak dari diplomasi perdamaian, perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) juga memengaruhi pergerakan harga minyak. Investor dan analis minyak juga mengamati dengan cermat langkah-langkah berikutnya dari Federal Reserve, yang sebelumnya telah meningkatkan suku bunga untuk menanggulangi inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan permintaan energi, yang dapat menekan harga minyak.

Pada hari Selasa, 11 Februari 2025, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan komentar terkait kebijakan suku bunga yang dapat memengaruhi pasar minyak. Selain itu, data harga konsumen AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa inflasi AS naik lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan suku bunga lebih lanjut dan memengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi permintaan minyak.

Jika pasar minyak mengantisipasi perlambatan ekonomi yang dapat mempengaruhi permintaan energi, hal tersebut dapat memberikan tekanan lebih lanjut terhadap harga minyak. Oleh karena itu, investor memantau dengan cermat kebijakan ekonomi AS dan data inflasi untuk memahami bagaimana hal ini dapat berdampak pada prospek harga minyak.

Outlook Harga Minyak: Dampak Diplomasi dan Faktor Ekonomi

Meskipun harga minyak turun tajam pada 12 Februari, langkah diplomatik yang diambil oleh Presiden Trump memberikan harapan bagi penyelesaian konflik Ukraina-Rusia. Jika perundingan damai ini berhasil, ketegangan geopolitik yang telah mendorong harga minyak lebih tinggi kemungkinan akan mereda, dan pasar dapat merespons dengan penurunan harga minyak lebih lanjut.

Namun, meskipun terdapat potensi resolusi konflik, harga minyak masih dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti kebijakan moneter, permintaan global, dan dinamika produksi minyak global. Suku bunga yang lebih tinggi, potensi perlambatan ekonomi, serta kebijakan OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya akan memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak ke depannya.

Kesimpulan

Penurunan harga minyak lebih dari 2% pada 12 Februari 2025 mencerminkan pengaruh besar dari diplomasi perdamaian yang dimulai oleh Presiden AS Donald Trump terkait perang di Ukraina. Kabar mengenai potensi resolusi konflik mengurangi ketidakpastian pasokan minyak, yang sebelumnya menjadi faktor utama dalam lonjakan harga minyak. Namun, pasar minyak juga tetap dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kebijakan moneter Federal Reserve dan proyeksi ekonomi global. Perkembangan diplomatik ini dapat mengurangi premi risiko harga minyak, tetapi pasar tetap harus menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang lebih luas.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!