BPF Malang

Image

Bestprofit | Harga Minyak Turun Mingguan: AS Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Bestprofit (21/10) – Minyak mentah mengalami penurunan yang signifikan menjelang akhir minggu ini, dengan harga Brent diperdagangkan di bawah $75 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) sekitar $71. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah pasca kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab penurunan harga minyak, dampaknya terhadap pasar, serta perspektif jangka panjang terkait pasokan dan permintaan minyak global.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Dampak Kematian Yahya Sinwar

Kematian Yahya Sinwar oleh tentara Israel telah menciptakan ketegangan yang lebih besar di wilayah Gaza dan sekitarnya. Presiden AS Joe Biden segera memperbarui seruan untuk gencatan senjata di Gaza, menyoroti meningkatnya kekhawatiran internasional terhadap dampak kemanusiaan dari konflik tersebut. Meskipun demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi militer Israel “belum selesai,” menambah ketidakpastian di pasar energi.

Reaksi Pasar Terhadap Ketegangan Geopolitik

Pasar minyak biasanya sangat sensitif terhadap ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah, yang merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di dunia. Namun, setelah serangkaian kekhawatiran awal mengenai serangan yang mungkin dilakukan oleh Israel terhadap infrastruktur energi Iran, sentimen pasar mulai membaik. Ini menunjukkan bahwa pasar mencoba untuk menilai dampak jangka panjang dari ketegangan tersebut.

Penurunan Persediaan Minyak di AS

Satu berita positif bagi pasar minyak datang dari laporan yang menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah nasional AS turun untuk minggu keempat berturut-turut. Penurunan ini menunjukkan adanya pengurangan pasokan yang dapat membantu mendukung harga dalam jangka pendek. Namun, meskipun data tersebut menggembirakan, harga minyak masih tertekan oleh faktor-faktor lain yang lebih dominan.

Data Ekonomi Tiongkok

Selain itu, data dari Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang hati-hati. Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, permintaan energi Tiongkok sangat memengaruhi pasar global. Namun, meskipun ada perbaikan, permintaan minyak dari Tiongkok tampaknya masih turun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada harapan untuk pemulihan, tantangan masih ada di depan.

Penurunan Harga Minyak

Meskipun adanya beberapa faktor positif, harga minyak Brent dan WTI terus mengalami penurunan. Minyak Brent untuk pengiriman Desember turun 0,5% menjadi $74,08 per barel, sementara minyak WTI untuk pengiriman November juga turun 0,5% menjadi $70,30 per barel. Penurunan ini merupakan lanjutan dari tren penurunan yang terlihat pada awal minggu ini.

Kekhawatiran Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa peningkatan pasokan global dapat menyebabkan surplus yang cukup besar pada tahun depan. Jika prediksi ini terbukti akurat, harga minyak mungkin akan tertekan lebih jauh, terutama jika permintaan tidak meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global.

Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang

1. Sentimen Jangka Pendek

Sentimen jangka pendek terhadap minyak saat ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik dan data persediaan. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh situasi di Timur Tengah dan respons internasional terhadap konflik dapat memengaruhi harga dalam waktu dekat. Namun, jika gencatan senjata berhasil dicapai dan ketegangan mereda, kemungkinan ada rebound sementara dalam harga.

2. Prospek Jangka Panjang

Dari perspektif jangka panjang, prospek untuk pasar minyak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci. Peningkatan produksi minyak di negara-negara penghasil utama, bersama dengan permintaan yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi, dapat menciptakan surplus yang berkelanjutan. Hal ini berpotensi memberikan tekanan pada harga minyak dalam beberapa tahun ke depan.

Kesimpulan

Minyak menghadapi penurunan mingguan dengan harga yang tertekan oleh ketegangan di Timur Tengah dan perkembangan pasar yang beragam. Kematian Yahya Sinwar telah meningkatkan ketidakpastian di kawasan tersebut, sementara penurunan persediaan minyak di AS dan data ekonomi Tiongkok memberikan beberapa sinyal positif. Namun, dengan prediksi surplus pasokan global di masa depan, tantangan bagi harga minyak kemungkinan akan terus ada. Investor dan pelaku pasar perlu memantau perkembangan ini dengan cermat untuk menyesuaikan strategi mereka di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!