BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak AS Naik Jelang Pertemuan OPEC+ dan Data Tiongkok Positif

Bestprofit (3/12) – Pada perdagangan hari Senin (2/12), harga minyak global mengalami sedikit perubahan, namun harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) mencatatkan kenaikan moderat. Kenaikan harga minyak AS ini dipicu oleh data manufaktur yang optimis dari Tiongkok, yang mengangkat prospek permintaan energi global. Di sisi lain, harga minyak global Brent sedikit turun, sementara dinamika pasar global dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti gencatan senjata di Timur Tengah dan ketidakpastian terkait kebijakan produksi OPEC+ yang telah ditunda.

Kenaikan Harga Minyak AS Didorong Data Optimis dari Tiongkok

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 10 sen, atau hampir 0,2%, menjadi US$68,10 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX) pada hari Senin. Kenaikan ini terjadi setelah harga minyak AS turun hampir 1,1% pada sesi sebelumnya, mencerminkan volatilitas yang terjadi di pasar energi. Kenaikan harga minyak AS sebagian besar didorong oleh data positif dari sektor manufaktur Tiongkok. Pada hari Senin, data terbaru menunjukkan bahwa indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Caixin Tiongkok naik menjadi 51,5 pada bulan November, dari sebelumnya 50,3 pada bulan Oktober. Angka ini menandakan bahwa aktivitas manufaktur di Tiongkok mengalami ekspansi, dengan laju pertumbuhan tercepat sejak Juni 2023.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Angka PMI yang berada di atas 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur Tiongkok sedang berkembang, yang memberikan harapan akan peningkatan permintaan energi, termasuk minyak mentah. Tiongkok, yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia, memegang peranan penting dalam mendorong permintaan minyak global. Dengan adanya ekspansi manufaktur yang lebih kuat, prospek permintaan minyak dari Tiongkok menjadi lebih optimis, yang turut mendongkrak harga minyak. Alex Hodes, Direktur Strategi Pasar Energi di StoneX, mencatat bahwa “langkah-langkah stimulus yang diterapkan oleh Tiongkok akhirnya mulai memberikan dampak positif pada sektor konsumsi minyak, menggeser momentum dalam optimisme terhadap manufaktur.” Ini menunjukkan bahwa kebijakan stimulus yang diterapkan oleh pemerintah Tiongkok mulai membuahkan hasil, meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi Tiongkok dan permintaan minyak di masa depan.

Penurunan Harga Minyak Global pada Bulan November

Meskipun harga minyak AS mencatatkan kenaikan pada hari Senin, harga minyak global Brent untuk pengiriman Februari turun sedikit sebanyak satu sen menjadi US$71,83 per barel di ICE Futures Europe. Penurunan harga minyak global ini disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal yang menggerakkan pasar sepanjang bulan November. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga minyak global adalah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, yang memberikan sedikit ketenangan dalam ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Konflik yang berlarut-larut di wilayah tersebut sering kali menyebabkan lonjakan harga minyak karena gangguan pasokan dari kawasan penghasil minyak utama dunia ini. Namun, setelah gencatan senjata, risiko gangguan pasokan mulai mereda, yang berkontribusi terhadap penurunan harga minyak selama bulan November. Selain itu, ketidakpastian pasar juga dipengaruhi oleh keputusan OPEC+ yang menunda pertemuan mereka yang sebelumnya dijadwalkan pada hari Minggu, hingga Kamis. OPEC+, yang terdiri dari negara-negara penghasil minyak utama, berperan besar dalam menentukan kebijakan produksi minyak dunia. Ketidakpastian mengenai kebijakan produksi jangka pendek OPEC+ ini turut menciptakan ketegangan di pasar energi global.

OPEC+ Menunda Keputusan Produksi, Potensi Perubahan Kebijakan

Salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi harga minyak dalam waktu dekat adalah keputusan OPEC+ mengenai kebijakan produksi mereka. OPEC+ telah menunda pertemuan yang sedianya dilaksanakan pada hari Minggu dan dijadwalkan ulang menjadi hari Kamis. Penundaan ini memunculkan pertanyaan mengenai apakah OPEC+ akan melanjutkan atau menunda kebijakan pemotongan produksi mereka yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Sejak tahun lalu, OPEC+ telah melakukan pemotongan produksi yang cukup signifikan untuk menjaga harga minyak tetap stabil, dengan sekitar 2,2 juta barel per hari (bph) pemotongan produksi yang dijadwalkan berakhir pada bulan Januari 2024. Keputusan untuk menunda pertemuan dan melanjutkan kebijakan pemotongan atau menambah produksi bisa memiliki dampak yang besar terhadap harga minyak global. Banyak analis memperkirakan bahwa OPEC+ mungkin akan menunda pengakhiran pemotongan produksi lebih lanjut, terutama mengingat ketidakpastian ekonomi global dan permintaan minyak yang masih terbilang rapuh. Keputusan OPEC+ yang tertunda ini menandakan adanya ketegangan internal antara negara-negara penghasil minyak besar, mengingat beberapa anggota mungkin ingin meningkatkan produksi untuk mendapatkan keuntungan dari harga minyak yang lebih tinggi.

Prospek Permintaan Energi dan Stimulus Ekonomi Global

Pasar minyak saat ini sangat dipengaruhi oleh prospek permintaan energi global, yang pada gilirannya terkait erat dengan kebijakan ekonomi di negara-negara besar seperti Tiongkok, AS, dan Uni Eropa. Tiongkok, sebagai konsumen energi terbesar kedua setelah AS, memainkan peran penting dalam prospek permintaan minyak global. Selain data PMI manufaktur Tiongkok, langkah-langkah stimulus yang diterapkan oleh pemerintah Tiongkok diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan mendongkrak permintaan energi, termasuk minyak mentah. Pasar akan terus memantau perkembangan kebijakan ekonomi Tiongkok untuk melihat sejauh mana dampak stimulus ini akan dirasakan dalam jangka panjang. Di sisi lain, ketegangan geopolitik, seperti yang terjadi di Timur Tengah, serta dinamika internal OPEC+ terkait kebijakan produksi, tetap menjadi faktor penentu harga minyak. Konflik-konflik yang dapat mengganggu pasokan minyak dari kawasan-kawasan penghasil utama akan terus memberikan ketidakpastian di pasar, sementara keputusan OPEC+ akan menjadi indikator penting mengenai arah kebijakan produksi jangka pendek.

Kesimpulan: Menanti Keputusan OPEC+ dan Pemulihan Ekonomi

Harga minyak global pada Senin (2/12) menunjukkan volatilitas yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk data manufaktur yang optimis dari Tiongkok, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan ketidakpastian mengenai kebijakan produksi OPEC+. Kenaikan harga minyak AS sebagian besar dipicu oleh prospek permintaan energi yang lebih baik setelah data manufaktur Tiongkok menunjukkan ekspansi, sementara harga minyak Brent tertekan oleh penurunan ketegangan geopolitik. Ke depan, pasar akan terus memantau keputusan OPEC+ terkait kebijakan produksi, serta perkembangan ekonomi global, terutama terkait dengan kebijakan stimulus di Tiongkok dan pemulihan ekonomi di negara-negara konsumen utama. Dalam jangka panjang, permintaan energi yang stabil dan kebijakan produksi yang hati-hati oleh OPEC+ dapat mendukung harga minyak untuk tetap berada dalam kisaran yang menguntungkan bagi pasar energi.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!