BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak Naik Usai China Umumkan Langkah Stimulus Konsumsi

Bestprofit (17/3) – Harga minyak mentah mengalami kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh pengumuman dari China—importir minyak terbesar dunia—yang menyatakan akan mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali konsumsi dan meningkatkan pendapatan. Kenaikan harga minyak ini juga dipengaruhi oleh kebijakan yang akan diumumkan oleh Beijing untuk menstabilkan pasar saham, sektor real estat, serta kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan pendapatan. Dalam konteks ini, minyak mentah Brent naik di atas $71 per barel setelah kenaikan 1% pada hari Jumat, sementara West Texas Intermediate (WTI) mendekati level $68.

Namun, meskipun kenaikan harga minyak baru-baru ini, harga minyak mentah masih turun lebih dari 10% dari puncak tertingginya pada Januari tahun ini. Faktor-faktor seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China, keputusan OPEC+ untuk meningkatkan pasokan, serta kemungkinan berakhirnya perang di Ukraina, telah memberikan tekanan pada harga minyak global.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Langkah-Langkah Stimulus Ekonomi China

China, yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia, telah mengumumkan serangkaian langkah untuk mendorong perekonomiannya, yang telah terpengaruh oleh berbagai ketidakpastian global. Salah satu langkah utama adalah kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung konsumsi. Konsumsi domestik adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi China, dan dengan meningkatnya daya beli masyarakat, permintaan energi, termasuk minyak, diperkirakan akan kembali menguat.

Selain itu, Beijing juga berencana untuk memberikan rincian lebih lanjut mengenai kebijakan untuk menstabilkan pasar saham dan sektor real estat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan lebih kepada investor, yang pada gilirannya dapat mendorong pemulihan lebih cepat dalam ekonomi domestik. Dengan meningkatnya permintaan domestik untuk barang-barang dan energi, harga minyak dapat terus terdorong naik, mengingat China adalah salah satu konsumen energi terbesar di dunia.

Harga Minyak Mentah Brent dan WTI

Seiring dengan pengumuman kebijakan dari China, harga minyak mentah Brent—acuan internasional—naik lebih dari 1% pada hari Jumat, melewati angka $71 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI), yang menjadi acuan harga minyak di Amerika Serikat, juga mengalami kenaikan dan mendekati angka $68 per barel. Kenaikan harga minyak mentah ini diperkirakan akan berlanjut seiring dengan meningkatnya sentimen positif di pasar global terkait kebijakan stimulus dari China.

Meskipun ada peningkatan harga minyak dalam beberapa hari terakhir, harga minyak mentah masih berada jauh di bawah puncaknya pada Januari 2025. Pada saat itu, minyak mentah Brent sempat mencapai level tertinggi tahun ini. Namun, sejumlah faktor global, seperti perang dagang yang meningkat, keputusan OPEC+ untuk meningkatkan pasokan, dan kemungkinan berakhirnya perang di Ukraina, telah memberikan tekanan yang cukup besar terhadap harga minyak.

Pengaruh Perang Dagang AS-China terhadap Harga Minyak

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian global, termasuk pasar energi. Meningkatnya tarif impor antara kedua negara tersebut telah memperlambat perdagangan dan konsumsi barang, yang secara langsung mempengaruhi permintaan energi, termasuk minyak. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang ini juga membuat investor enggan untuk melakukan investasi dalam pasar energi, karena adanya risiko gejolak ekonomi yang lebih besar.

Namun, dengan langkah-langkah stimulus yang diumumkan oleh China, ada harapan bahwa ketegangan perdagangan antara kedua negara tersebut bisa mereda, yang akan memberikan ruang bagi pemulihan permintaan minyak. Jika konsumsi domestik meningkat, ini akan memberikan dampak positif bagi harga minyak, terutama dalam jangka panjang.

Kebijakan OPEC+ dan Dampaknya pada Pasokan Minyak

Selain faktor-faktor ekonomi global, kebijakan OPEC+ juga mempengaruhi harga minyak. OPEC+—sekelompok negara penghasil minyak besar, termasuk Arab Saudi dan Rusia—telah memutuskan untuk meningkatkan pasokan minyak untuk menanggapi permintaan yang lebih rendah akibat ketidakpastian global. Keputusan untuk meningkatkan pasokan ini bertujuan untuk mencegah lonjakan harga yang terlalu tinggi, yang dapat merugikan perekonomian global.

Namun, kebijakan ini justru memberikan tekanan pada harga minyak karena pasokan yang lebih banyak tidak sebanding dengan permintaan yang masih rendah. Meskipun demikian, kebijakan ini memberikan fleksibilitas bagi negara-negara penghasil minyak untuk menanggapi fluktuasi pasar dan menciptakan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.

Potensi Berakhirnya Perang Ukraina

Satu faktor lain yang mempengaruhi pasar energi adalah perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Perang ini telah mengganggu pasokan energi, dengan Eropa mengurangi ketergantungan pada energi Rusia dan mencari sumber energi alternatif. Jika perang Ukraina berakhir, ada kemungkinan pasokan energi global akan lebih stabil, yang bisa menurunkan ketegangan di pasar energi.

Namun, meskipun ada potensi untuk meredanya ketegangan ini, dampaknya terhadap harga minyak mungkin tidak langsung terasa. Perlu ada kepastian lebih lanjut tentang stabilitas geopolitik di wilayah tersebut agar harga minyak dapat pulih secara signifikan.

Harapan Perubahan dalam Kebijakan Energi Global

Di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik ini, pasar minyak tetap terhubung dengan kebijakan-kebijakan besar yang diambil oleh negara-negara penghasil dan konsumen utama. China, dengan kebijakan stimulansinya, memberikan sinyal positif bahwa ekonomi global bisa kembali pulih, yang berpotensi mendorong permintaan energi. Dengan kebijakan tersebut, harga minyak dapat mengalami kenaikan bertahap dalam beberapa bulan ke depan.

Di sisi lain, keputusan OPEC+ untuk menambah pasokan mungkin akan terus memberi dampak jangka pendek pada harga minyak, tetapi dalam jangka panjang, pasar minyak bisa menjadi lebih seimbang jika ada kepastian dalam politik dan ekonomi global. Harga minyak yang naik seiring kebijakan China juga bisa mendukung pemulihan ekonomi lebih luas, memberikan ruang bagi konsumen untuk mengakses energi dengan harga yang lebih stabil.

Kesimpulan

Minyak mentah mengalami kenaikan harga untuk hari kedua berturut-turut, dipengaruhi oleh langkah-langkah stimulus ekonomi yang diumumkan oleh China. Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan domestik dan konsumsi energi, yang pada gilirannya akan mendongkrak permintaan minyak global. Meski harga minyak sempat turun lebih dari 10% dari puncaknya pada awal tahun ini, faktor-faktor seperti kebijakan OPEC+, potensi berakhirnya perang Ukraina, dan ketegangan perdagangan AS-China akan terus memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak di masa depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!