
Bestprofit | Minyak Pangkas Kerugian Mingguan Usai Sanksi AS
Bestprofit (14/3) – Harga minyak mengalami lonjakan pada perdagangan terakhir setelah AS memberlakukan sanksi baru terhadap sektor minyak Iran. Namun, lonjakan harga ini sebagian besar mengimbangi penurunan yang terjadi pada hari Kamis, di mana harga minyak merosot tajam menyusul laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan permintaan minyak yang lemah di masa mendatang. Dalam sesi tersebut, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mendekati $67 per barel setelah turun 1,7% pada sesi sebelumnya, sementara minyak mentah Brent ditutup mendekati $70.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Sanksi AS Terhadap Iran Meningkatkan Ketegangan Pasar Energi
Pada awal pekan, Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka memberlakukan sanksi baru terhadap Iran dengan menargetkan Menteri Perminyakan Iran, serta sejumlah perusahaan dan kapal yang terkait dengan pengangkutan minyak mentah. Sanksi ini bertujuan untuk mengurangi ekspor minyak Iran yang dianggap ilegal oleh AS. Pengetatan ekspor minyak Iran, yang merupakan salah satu negara penghasil minyak utama di dunia, meningkatkan ketegangan dalam pasar minyak global.
Sanksi ini memberikan dampak langsung terhadap harga minyak global karena kekhawatiran akan semakin terbatasnya pasokan global, terutama dari Iran, yang dapat memengaruhi keseimbangan pasokan dan permintaan minyak dunia. Para pelaku pasar cenderung lebih berhati-hati dalam menyikapi sanksi ini, karena hal itu dapat memperburuk ketegangan geopolitik dan menyebabkan lonjakan harga minyak.
Pengaruh Sanksi Terhadap Harga Minyak Mentah
Meskipun harga minyak mengalami penurunan tajam sebelumnya, sanksi AS terhadap Iran memberikan katalis bagi harga minyak untuk kembali naik. Proyeksi yang pesimis mengenai permintaan minyak global tidak sepenuhnya menghalangi dampak dari pembatasan pasokan yang terjadi akibat sanksi tersebut. Menurut beberapa analis, sanksi ini berpotensi mengurangi pasokan minyak global lebih lanjut, mengingat peran penting Iran dalam pasar energi internasional.
Kenaikan harga minyak ini, meskipun kecil, memberikan harapan bagi para produsen minyak global untuk menjaga stabilitas harga, meskipun ada banyak tantangan terkait permintaan minyak yang lebih rendah dari perkiraan. Dampak dari sanksi AS ini, yang menargetkan sejumlah entitas yang beroperasi di sektor perminyakan Iran, juga memengaruhi investor dan spekulan di pasar minyak global yang mulai meningkatkan posisi mereka dalam aset-aset energi.
Permintaan Global yang Lemah Menekan Harga Minyak
Meskipun ada lonjakan harga minyak dalam beberapa hari terakhir, pergerakan ini sebagian besar didorong oleh kekhawatiran atas terbatasnya pasokan akibat sanksi terhadap Iran. Namun, di sisi lain, prospek permintaan minyak global tetap suram. Badan Energi Internasional (IEA) merilis laporan yang menunjukkan bahwa surplus pasokan minyak akan semakin besar karena beberapa faktor yang membebani permintaan, termasuk ketegangan perdagangan global yang semakin meningkat.
Menurut IEA, perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta ketidakpastian politik yang melanda berbagai belahan dunia, telah memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan energi. Ketika permintaan minyak melambat, pasokan yang melimpah dari negara-negara penghasil minyak, termasuk OPEC+, justru semakin menambah surplus pasokan di pasar. Dalam situasi seperti ini, harga minyak cenderung mengalami tekanan turun.
OPEC+ dan Pengaruhnya terhadap Pasokan Global
Salah satu faktor yang turut memengaruhi pergerakan harga minyak adalah kebijakan produksi OPEC+ yang kini menghidupkan kembali produksi minyak mereka. Setelah beberapa tahun membatasi produksi untuk menstabilkan harga, OPEC+ kini memutuskan untuk kembali meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan global yang semakin menurun. Namun, kebijakan ini justru menambah pasokan minyak di pasar, yang pada gilirannya memberi tekanan pada harga minyak.
Keputusan OPEC+ untuk kembali meningkatkan produksi di tengah penurunan permintaan membuat surplus pasokan minyak semakin dalam. Hal ini menambah tantangan bagi para produsen minyak untuk menjaga harga tetap stabil, karena lebih banyak pasokan yang masuk ke pasar saat permintaan sedang lemah.
Koreksi Harga Minyak Setelah Lonjakan
Penurunan harga minyak yang terjadi pada hari Kamis setelah lonjakan harga pada beberapa hari sebelumnya mencerminkan dinamika pasar yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, termasuk ketegangan geopolitik dan fluktuasi permintaan global. Meski ada ketegangan yang mendorong naiknya harga minyak, penurunan yang cukup tajam juga menunjukkan adanya kekhawatiran yang lebih besar terhadap prospek permintaan di masa mendatang.
Pergerakan harga minyak ini tidak hanya dipengaruhi oleh ketegangan politik dan ekonomi global, tetapi juga oleh perilaku investor yang reaktif terhadap informasi pasar. Koreksi harga yang terjadi pada hari Kamis, di mana harga minyak WTI turun 1,7%, menunjukkan bahwa pasar minyak sangat sensitif terhadap berita-berita yang dapat memengaruhi prospek pasokan dan permintaan.
Proyeksi Mingguan Harga Minyak yang Tertekan
Penurunan yang terjadi pada hari Kamis membuat harga minyak WTI berada pada jalur untuk mencatatkan kerugian mingguan kedelapan berturut-turut. Hal ini merupakan rentang kerugian terpanjang bagi WTI sejak Agustus 2015. Penurunan harga ini menunjukkan bahwa meskipun ada lonjakan harga yang disebabkan oleh sanksi terhadap Iran, faktor-faktor yang menekan permintaan minyak, seperti ketegangan perdagangan global dan peningkatan produksi OPEC+, tetap memberikan tekanan pada pasar.
Kesimpulan: Ketidakpastian Pasar Minyak Global
Harga minyak saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling bertentangan, antara lain sanksi AS terhadap Iran, kebijakan produksi OPEC+, dan proyeksi permintaan yang lebih lemah. Meskipun harga minyak sempat naik setelah pengumuman sanksi AS terhadap Iran, kekhawatiran terhadap permintaan yang suram akibat ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi global masih membayangi prospek harga minyak dalam jangka pendek.
Dengan tren harga yang volatil dan ketidakpastian yang masih berlangsung, pasar minyak global tampaknya akan terus menghadapi tantangan besar. Ke depan, perhatian akan tetap tertuju pada kebijakan OPEC+, perubahan dinamika geopolitik, dan proyeksi permintaan minyak global yang akan menjadi kunci utama dalam menentukan arah pergerakan harga minyak.