BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak Siap Naik Mingguan Ketiga Jelang Tarif Trump

Bestprofit (28/3) – Harga minyak global mengalami stabilitas menjelang akhir minggu ini, dengan pasar mempersiapkan dampak dari kebijakan tarif baru yang akan diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump pada awal minggu depan. Kenaikan harga minyak yang tercatat selama beberapa minggu terakhir menjadi tanda bahwa pasar minyak sedang berada dalam tren bullish, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, seperti sanksi ekonomi, perubahan kebijakan perdagangan, serta dampak dari sanksi terhadap negara-negara penghasil minyak besar, terutama Venezuela. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan harga minyak, khususnya kebijakan tarif yang diumumkan, serta prospek pasar energi global ke depan.

Bestprofit | Harga Minyak Stabil Menimbang Tarif Trump

Dampak Tarif Baru AS terhadap Pasar Minyak

1. Pungutan Timba Balik dan Bea Masuk dari Pemerintahan Trump

Salah satu faktor utama yang mendorong stabilitas harga minyak di bawah $70 per barel untuk minyak West Texas Intermediate (WTI) dan mendekati $74 untuk minyak Brent adalah kebijakan tarif baru yang dijadwalkan akan berlaku pada tanggal 2 April. Pemerintah AS mengumumkan penerapan pungutan timbal balik dan bea masuk pada pembeli minyak mentah dan gas asal Venezuela.

Penerapan pungutan timbal balik ini diperkirakan akan berdampak pada dinamika perdagangan minyak global. Venezuela, yang merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, telah lama menghadapi sanksi ekonomi yang berat dari AS. Sanksi ini bertujuan untuk mengurangi pendapatan minyak negara tersebut dan memperburuk krisis ekonomi yang tengah dialami.


Kunjungi juga : bestprofit futures

2. Peran Kebijakan Proteksionis Trump terhadap Ekonomi Global

Kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh Presiden Trump, yang termasuk tarif terhadap produk dari beberapa negara, memiliki dampak yang luas pada pasar energi. Tarif terhadap minyak dan produk energi lainnya dari negara-negara penghasil utama, seperti Venezuela, dapat memperburuk ketegangan perdagangan internasional, serta memengaruhi kestabilan harga minyak dunia. Ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan tersebut mendorong investor untuk mengambil posisi yang lebih aman dalam menghadapi potensi lonjakan harga.

Sementara itu, kebijakan perdagangan Trump sering kali dianggap sebagai faktor yang memicu gejolak di pasar global. Ketegangan ini mengarah pada fluktuasi harga minyak yang lebih tinggi, karena pasar berusaha menyesuaikan diri dengan kebijakan yang berubah-ubah.

1. Venezuela Tingkatkan Ekspor ke Tiongkok

Di tengah sanksi dan ketegangan yang dihadapi negara tersebut, Venezuela masih berusaha mengalihkan pasokannya ke negara-negara mitra yang lebih fleksibel terhadap kebijakan ekonomi AS. Salah satu negara yang menerima peningkatan ekspor minyak mentah Venezuela adalah Tiongkok, yang telah meningkatkan impor minyak mentah dari Venezuela ke level tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir. Ini menjadi strategi untuk menghindari dampak negatif dari kebijakan AS dan mempertahankan pendapatan negara tersebut dari sektor energi.

Peningkatan ekspor minyak Venezuela ke Tiongkok ini turut memengaruhi pasar minyak global. Tiongkok, sebagai salah satu konsumen energi terbesar di dunia, memiliki pengaruh besar terhadap permintaan dan harga minyak global.

Namun, meskipun Venezuela berusaha meningkatkan ekspornya ke Tiongkok, tantangan terkait infrastruktur dan penyediaan minyak yang tidak stabil tetap menjadi hambatan. Sanksi internasional dan kondisi ekonomi dalam negeri yang memburuk membuat Venezuela kesulitan untuk mempertahankan tingkat produksi yang optimal. Namun, meskipun ada hambatan, upaya peningkatan ekspor ke Tiongkok dapat sedikit menyeimbangkan ketegangan pasokan di pasar global.

2. Implikasi Jangka Panjang bagi Pasar Minyak Global

Dengan peningkatan ekspor minyak mentah Venezuela ke Tiongkok, ada implikasi jangka panjang bagi pasar minyak global, terutama bagi negara-negara penghasil energi besar lainnya. Pasokan minyak yang lebih melimpah dari Venezuela ke Tiongkok berpotensi mengubah alur distribusi energi global. Hal ini juga dapat memengaruhi harga minyak di masa mendatang, karena Tiongkok memiliki kapasitas besar dalam menentukan harga minyak di pasar internasional. Selain itu, jika negara-negara penghasil minyak besar lainnya, seperti Rusia dan Arab Saudi, tidak dapat menambah pasokan mereka untuk menyeimbangkan pasar, harga minyak bisa terus berada pada level yang tinggi.

Tren Kenaikan Harga Minyak Sejak Maret

1. Penyesuaian Pasokan dan Permintaan Global

Harga minyak telah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan sejak awal Maret. Faktor utama yang mendasari kenaikan harga ini adalah ketegangan geopolitik, sanksi internasional, dan kebijakan perdagangan yang tidak menentu. Investor di pasar minyak semakin berhati-hati dan mencari cara untuk melindungi diri mereka dari kemungkinan lonjakan harga yang lebih tinggi. Banyak pedagang beralih ke opsi bullish pada minyak berjangka sebagai langkah mitigasi terhadap risiko volatilitas yang meningkat.

2. Ekspektasi Pasar terhadap Kenaikan Lebih Lanjut

Para analis memperkirakan bahwa harga minyak akan terus mengalami volatilitas seiring dengan berlakunya pungutan dan sanksi yang diterapkan oleh AS pada negara-negara penghasil minyak besar. Meskipun ada potensi kenaikan harga, banyak yang khawatir bahwa kebijakan AS dapat menciptakan ketegangan lebih lanjut, yang pada akhirnya dapat merugikan pasar minyak secara keseluruhan. Oleh karena itu, pasar akan terus memantau perkembangan ini dengan seksama untuk menentukan arah harga minyak di masa mendatang.

Kesimpulan

Pasar minyak menuju kenaikan mingguan ketiga yang didorong oleh kebijakan tarif AS yang akan berlaku pada awal minggu depan. Kebijakan proteksionis Trump, sanksi terhadap Venezuela, dan peningkatan ekspor minyak Venezuela ke Tiongkok menjadi faktor-faktor utama yang memengaruhi harga minyak saat ini. Sementara itu, ketegangan yang ada di pasar energi global, bersama dengan upaya untuk melindungi nilai investasi melalui opsi bullish, menunjukkan bahwa harga minyak kemungkinan besar akan tetap berada pada tren kenaikan, meskipun ada ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan dan geopolitik yang terus berkembang.