Bestprofit | Minyak Tertahan di Dekat Level Terendah
Bestprofit (26/11) – Harga minyak dunia bergerak stabil pada perdagangan Rabu pagi, tetap bertahan di dekat level terendah dalam sebulan. West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di sekitar US$58 per barel, setelah mengalami penurunan sebesar 1,5% pada hari Selasa. Sementara itu, harga minyak Brent berada sedikit di atas US$62 per barel. Stabilitas harga ini mencerminkan ketegangan yang tengah dihadapi pasar minyak, yaitu antara ekspektasi kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia yang dapat mempengaruhi pasokan minyak global, serta kekhawatiran kelebihan pasokan yang semakin mendekat.
Bestprofit | Minyak Stabil, Pasar Tunggu Damai Ukraina
1. Dampak Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia terhadap Pasokan Minyak
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pasar minyak saat ini adalah perkembangan positif dalam pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia. Dalam pernyataan terbaru, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa hanya ada “beberapa poin perbedaan” yang tersisa dalam perundingan. Trump juga menambahkan bahwa tim negosiator AS telah dikirim kembali untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan kedua pihak yang terlibat.
Jika kesepakatan damai tercapai, kemungkinan besar pembatasan terhadap ekspor minyak Rusia yang telah diberlakukan sejak invasi Rusia ke Ukraina bisa dilonggarkan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi dinamika pasokan minyak global, karena Rusia adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Kesepakatan Damai Mengurangi Pembatasan Pasokan
Pembatasan terhadap minyak Rusia yang berlaku selama konflik telah menyebabkan gangguan dalam pasokan global dan berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak dalam beberapa waktu terakhir. Namun, jika perundingan damai berhasil mencapai kesepakatan, potensi pelonggaran pembatasan terhadap ekspor minyak Rusia bisa menyebabkan pasokan yang lebih besar masuk ke pasar global.
Pada saat yang sama, pasar sudah berada di ambang kelebihan pasokan minyak. Stok minyak yang meningkat di beberapa negara penghasil utama, seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat, serta penurunan permintaan minyak di sejumlah negara besar karena perlambatan ekonomi, menciptakan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan yang bisa menekan harga.
2. Kelebihan Pasokan Menjadi Kekhawatiran Utama
Meskipun pasar minyak menghadapi potensi pengurangan pembatasan terhadap pasokan minyak Rusia, risiko kelebihan pasokan tetap menjadi perhatian utama. Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS turun sekitar 1,9 juta barel dalam sepekan terakhir. Meskipun penurunan tersebut dinilai relatif kecil, hal ini tetap memperlihatkan adanya tren yang lebih moderat dalam perubahan pasokan minyak.
Namun, pasar tetap khawatir bahwa pengurangan pembatasan terhadap minyak Rusia bisa mengimbangi penurunan stok minyak mentah AS dan memperburuk potensi kelebihan pasokan di pasar minyak global.
Kelebihan Pasokan di Tengah Penurunan Permintaan
Sementara itu, permintaan minyak global tidak menunjukkan tanda-tanda penguatan yang signifikan. Beberapa negara besar seperti Tiongkok dan India sedang menghadapi tantangan ekonomi, sementara negara-negara Eropa mengurangi konsumsi energi akibat meningkatnya biaya dan ketidakpastian ekonomi. Kelebihan pasokan yang terjadi di tengah penurunan permintaan berpotensi menciptakan ketidakseimbangan di pasar, yang akhirnya bisa menekan harga minyak lebih rendah.
3. Pergerakan Harga Minyak WTI dan Brent di Pasar Global
Pada pukul 07.25 waktu Singapura, harga minyak WTI kontrak Januari naik tipis 0,2% ke US$58,06 per barel, menunjukkan adanya sedikit pergerakan korektif setelah penurunan tajam sebelumnya. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Januari ditutup melemah 1,4% di kisaran US$62,48 per barel.
Fluktuasi harga yang relatif kecil ini menggambarkan ketidakpastian pasar minyak yang dipengaruhi oleh dua faktor utama: perkembangan perundingan damai yang berpotensi melonggarkan pasokan Rusia, dan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan yang akan datang.
4. Dampak Data API dan Prediksi Stok Minyak AS
Salah satu indikator yang menjadi perhatian para pelaku pasar adalah data stok minyak mentah AS yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API). API melaporkan bahwa stok minyak mentah AS turun sekitar 1,9 juta barel pada pekan terakhir. Meskipun penurunan ini lebih kecil dari yang diperkirakan, hal ini tetap memberikan gambaran bahwa pasokan minyak di AS tidak mengalami lonjakan signifikan, yang dapat mempengaruhi pergerakan harga.
Pasar kini menunggu data persediaan minyak resmi dari pemerintah AS, yang biasanya dirilis pada hari Rabu atau Kamis waktu setempat. Data persediaan ini diharapkan memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang keadaan pasokan dan permintaan minyak di Amerika Serikat, yang berperan penting dalam menentukan arah harga minyak global ke depannya.
Pasar Menunggu Data Resmi Persediaan Minyak AS
Kepada pasar, data resmi yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) cenderung lebih diperhatikan karena dianggap lebih akurat dibandingkan data API. Jika data resmi menunjukkan penurunan stok yang lebih besar, ini bisa memberikan dorongan sementara pada harga minyak, namun jika stok tetap stabil atau meningkat, harga minyak berisiko terkoreksi lebih jauh.
5. Prospek Harga Minyak Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, harga minyak diperkirakan akan terus bergerak volatil, tergantung pada hasil dari perundingan damai Ukraina-Rusia dan perkembangan terkait pasokan minyak global. Jika kesepakatan damai tercapai dan pembatasan terhadap minyak Rusia dicabut, pasar mungkin akan menghadapi peningkatan pasokan yang cukup signifikan, yang pada akhirnya dapat menekan harga lebih rendah.
Di sisi lain, data persediaan AS yang lebih kecil dari yang diperkirakan atau tanda-tanda penurunan lebih lanjut dalam produksi global bisa memberikan dorongan bagi harga minyak, meskipun sentimen jangka panjang masih cenderung bearish.
6. Kesimpulan: Ketidakpastian Pasar Energi
Harga minyak dunia pada Rabu pagi menunjukkan stabilitas di dekat level terendah dalam sebulan, dengan WTI diperdagangkan sekitar US$58 per barel dan Brent sedikit di atas US$62 per barel. Pasar saat ini tengah menghadapi ketidakpastian yang dipicu oleh dua faktor utama: perundingan damai Ukraina-Rusia, yang berpotensi melonggarkan pembatasan pasokan minyak Rusia, dan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan yang dapat mengimbangi penurunan stok minyak mentah di beberapa negara.
Dengan pasar yang menunggu data persediaan resmi dari pemerintah AS serta perkembangan lebih lanjut terkait perundingan damai, harga minyak diprediksi akan tetap volatil dalam beberapa hari mendatang. Kelebihan pasokan tetap menjadi risiko terbesar bagi harga minyak, meskipun ada peluang bagi harga untuk mendapat dorongan jika permintaan mulai pulih atau pasokan global kembali terjaga dengan ketat.















