BPF Malang

Image

Bestprofit | Minyak WTI Turun Usai Tiongkok Tolak Stimulus

Bestprofit (9/10) – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan tajam pada hari Selasa, 8 Oktober, dengan penutupan di angka $73,57 per barel setelah turun $3,57. Ini menandai penurunan pertama dalam enam sesi berturut-turut. Penyebab utama penurunan ini adalah keputusan Tiongkok untuk tidak mengambil langkah-langkah stimulus baru dalam upaya menghidupkan kembali ekonomi yang sedang lesu, di tengah kekhawatiran atas meluasnya konflik di Timur Tengah.

Respons Pasar Terhadap Ketegangan Geopolitik

Sebelum penurunan ini, harga minyak telah melonjak hingga 13% dalam lima sesi terakhir setelah serangan Iran. Para pedagang sangat khawatir akan respons Israel yang mungkin menghantam infrastruktur minyak Iran, yang berpotensi memangkas ekspor negara tersebut sebesar 1,7 juta barel per hari. Kekhawatiran ini meningkatkan premi risiko yang mengerek harga minyak. Namun, setelah berita bahwa respons Israel akan mengalami keterlambatan, pasar mulai menyesuaikan ekspektasi dan harga minyak mengalami penurunan.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Fundamental Pasar Minyak yang Lemah

Meskipun ketegangan geopolitik dapat menyebabkan lonjakan harga jangka pendek, fundamental pasar minyak tetap lemah. Permintaan global untuk minyak tetap rendah, terutama selama musim sepi musim gugur. OPEC+ berencana untuk menambah pasokan 180.000 barel per hari per bulan mulai Desember untuk mengakhiri pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari. Penambahan pasokan ini berpotensi memperburuk situasi jika permintaan tidak meningkat.

Dampak Krisis Ekonomi Tiongkok

Tiongkok, sebagai importir minyak terbesar di dunia, memainkan peran penting dalam permintaan global. Namun, saat ini, permintaan dari negara tersebut tetap rendah karena sejumlah faktor. Krisis utang di sektor real estat, belanja konsumen yang lemah, dan tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi semua berkontribusi pada penurunan permintaan minyak. Pada hari Selasa, laporan Bloomberg News mengungkapkan bahwa badan perencanaan ekonomi Tiongkok optimis dapat memenuhi target pertumbuhan 5% dalam produk domestik bruto (PDB) tahun ini, tetapi menolak untuk menawarkan langkah-langkah stimulus tambahan. Hal ini semakin menambah kekhawatiran di pasar minyak.

Proyeksi Pasar Minyak ke Depan

Dengan fundamental yang lemah dan permintaan dari Tiongkok yang tidak pasti, proyeksi untuk pasar minyak dalam jangka pendek tampak suram. Meskipun ketegangan geopolitik dapat memicu fluktuasi harga, pertumbuhan yang stagnan di Tiongkok dan peningkatan pasokan dari OPEC+ dapat memberikan tekanan tambahan pada harga. Investor dan analis akan terus memantau perkembangan ini dengan seksama.

Ketegangan Timur Tengah dan Implikasinya

Konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah selalu menjadi faktor penting yang memengaruhi harga minyak. Ketegangan antara Iran dan Israel, serta kemungkinan eskalasi lebih lanjut, dapat menciptakan gejolak harga di pasar. Namun, tanpa respons militer yang cepat dan efektif dari Israel, pasar mungkin tidak merasakan dampak jangka panjang dari situasi ini. Ini menunjukkan bahwa pasar minyak sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik yang tidak dapat diprediksi.

Kesimpulan

Harga minyak mentah WTI yang turun tajam pada 8 Oktober mencerminkan kombinasi dari fundamental pasar yang lemah, permintaan yang rendah dari Tiongkok, dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Sementara pasar mungkin merespons dengan fluktuasi harga jangka pendek, tekanan jangka panjang akan tetap ada jika permintaan tidak membaik. Investor dan pelaku pasar harus tetap waspada terhadap perubahan dalam kebijakan Tiongkok dan dinamika geopolitik yang dapat mempengaruhi pasar minyak ke depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!