BPF Malang

Image

Bestprofit | Perak Tembus $32 per Ons di Februari

Bestprofit (5/2) – Pada bulan Februari 2025, harga perak melonjak di atas $32 per ons, mencapai titik tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh ketegangan yang semakin meningkat dalam pasar global, terutama terkait dengan ancaman perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Keputusan AS untuk mengenakan tarif 10% pada barang-barang Tiongkok memicu reaksi balasan dari Beijing, yang mengumumkan pungutan baru pada produk-produk energi AS. Kenaikan harga perak juga dipengaruhi oleh penurunan data ekonomi di AS, yang mendorong pasar untuk memperkirakan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed). Faktor utama yang mendasari pergerakan harga perak adalah preferensi investor terhadap logam mulia sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, perkiraan defisit pasar perak dalam jangka panjang juga memberikan tekanan tambahan pada pasokan logam ini, yang semakin memperkuat permintaan dan mendorong harga perak naik.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan Perang Dagang AS-Tiongkok dan Dampaknya pada Harga Perak

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga perak adalah ketegangan yang meningkat antara AS dan Tiongkok. Pada bulan Februari, Presiden AS Donald Trump melanjutkan kebijakan perdagangan agresifnya dengan mengenakan tarif 10% pada barang-barang asal Tiongkok. Kebijakan ini mengarah pada reaksi balasan dari Tiongkok, yang mengumumkan akan memberlakukan tarif baru pada barang-barang energi AS, termasuk batu bara dan minyak, yang akan diterapkan minggu depan. Ketegangan perdagangan ini semakin memperburuk prospek pertumbuhan global, mendorong investor untuk beralih ke aset-aset safe haven seperti perak. Perak, seperti emas, dianggap sebagai tempat yang aman untuk menyimpan nilai dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Kenaikan harga perak di atas $32 per ons ini mencerminkan kekhawatiran pasar akan dampak negatif dari perang dagang terhadap perekonomian global.

Data Ekonomi AS yang Melemah Mendorong Perak Naik

Selain ketegangan perdagangan, data ekonomi AS yang kurang menggembirakan juga memberikan dukungan bagi harga perak. Laporan JOLTS (Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja) untuk bulan Desember menunjukkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan di AS lebih rendah dari yang diharapkan, mengindikasikan pasar tenaga kerja yang mulai melambat. Pembukaan pekerjaan tercatat 7,6 juta, turun dari 8,156 juta pada bulan November dan di bawah perkiraan pasar yang sebesar 8 juta. Selain itu, pesanan manufaktur AS juga mengalami penurunan tajam, turun 0,9% pada bulan Desember, yang jauh lebih buruk daripada perkiraan kontraksi sebesar 0,7%. Penurunan ini menunjukkan pelemahan dalam sektor manufaktur yang sangat penting bagi perekonomian AS. Dengan data ekonomi yang lemah ini, pasar mulai memperkirakan bahwa Federal Reserve mungkin akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Kebijakan Suku Bunga Fed terhadap Harga Perak

Pasar saat ini bertaruh pada kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve untuk tahun 2025, yang merupakan faktor positif bagi harga perak. Sebagai logam yang tidak memberikan imbal hasil, perak sensitif terhadap perubahan suku bunga. Ketika suku bunga turun, imbal hasil dari instrumen investasi lain seperti obligasi juga menurun, menjadikan perak (dan emas) sebagai pilihan investasi yang lebih menarik. Penurunan suku bunga yang diharapkan oleh pasar menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perak, dengan harga yang cenderung meningkat. Selain itu, pemotongan suku bunga akan memperburuk daya tarik dolar AS, yang cenderung melemah ketika suku bunga AS diturunkan. Ini, pada gilirannya, akan meningkatkan permintaan untuk logam mulia yang dihargakan dalam dolar, seperti perak.

Proyeksi Defisit Pasokan Perak dan Dampaknya pada Harga

Selain faktor permintaan, masalah pasokan juga menjadi perhatian utama dalam pergerakan harga perak. Silver Institute, sebuah organisasi industri yang terkemuka, baru-baru ini merilis laporan yang memperkirakan bahwa pasar perak akan mengalami defisit yang signifikan selama lima tahun berturut-turut, mulai tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama: permintaan industri yang kuat dan peningkatan investasi ritel. Permintaan industri terhadap perak tetap kuat, terutama di sektor elektronik, panel surya, dan baterai. Sebagai contoh, perak digunakan secara luas dalam pembuatan perangkat elektronik dan kendaraan listrik, dua sektor yang sedang berkembang pesat. Selain itu, sektor energi terbarukan, khususnya panel surya, membutuhkan perak dalam jumlah besar, yang semakin meningkatkan tekanan pada pasokan. Di sisi lain, permintaan investasi ritel juga diperkirakan akan terus meningkat. Banyak investor ritel yang melihat perak sebagai alternatif investasi yang lebih terjangkau dibandingkan emas. Meningkatnya minat terhadap perak sebagai aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian pasar dan inflasi yang tinggi, diperkirakan akan mendorong permintaan lebih lanjut.

Faktor Permintaan Perhiasan dan Pengaruhnya terhadap Pasokan

Meskipun permintaan industri dan investasi ritel mendominasi pasar perak, sektor perhiasan juga berperan penting dalam konsumsi perak. Namun, permintaan perhiasan diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun 2025, yang bisa sedikit membatasi lonjakan harga perak. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan perubahan preferensi konsumen terhadap logam mulia lain, seperti emas dan platina. Meski demikian, Silver Institute memperkirakan bahwa permintaan industri dan investasi ritel akan jauh lebih besar daripada konsumsi perhiasan yang lebih lemah. Oleh karena itu, defisit pasokan perak diperkirakan akan terus berlanjut, memberikan tekanan lebih lanjut pada harga perak.

Kesimpulan

Harga perak telah melonjak di atas $32 per ons pada bulan Februari 2025, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, didorong oleh faktor-faktor seperti ketegangan perang dagang, data ekonomi AS yang melemah, dan proyeksi defisit pasokan yang signifikan. Pasar terus mengantisipasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, yang akan memperburuk daya tarik dolar dan meningkatkan permintaan untuk aset yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perak. Selain itu, permintaan industri yang kuat dan investasi ritel juga akan terus mendukung harga perak dalam jangka panjang. Dengan faktor-faktor ini, harga perak diperkirakan akan terus mengalami volatilitas, tetapi secara keseluruhan tren kenaikan harga tetap kuat. Pasar akan terus memantau perkembangan perang dagang, kebijakan moneter Fed, dan dinamika pasokan dan permintaan untuk menentukan arah pergerakan harga perak ke depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!