Bestprofit (13/11) – Pada hari Selasa, 12 November, harga emas mengalami penurunan yang cukup signifikan, mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir. Penurunan ini terjadi di tengah penguatan dolar AS, optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump yang terpilih untuk masa jabatan kedua, serta dinamika pasar yang lebih luas setelah pemilihan presiden AS pada 5 November. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, serta dampaknya terhadap pasar logam mulia lainnya.
Penurunan Harga Emas Spot
Harga emas spot turun sekitar 0,7% menjadi $2.600,93 per ons pada pukul 14.23 EST (19.23 GMT). Penurunan ini menandai penurunan lebih lanjut dari level tertinggi sebelumnya, dengan harga emas sempat jatuh hingga mencapai $2.589,59, level terendah sejak 20 September. Pada akhirnya, harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih rendah, di angka $2.606,30.
Pergerakan harga emas yang menurun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang saling terkait. Salah satunya adalah penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat bulan terakhir. Ketika dolar menguat, harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang selain dolar, sehingga permintaan terhadap logam mulia ini cenderung berkurang. Ini menjadi salah satu alasan mengapa harga emas jatuh.
Dolar AS yang Menguat
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan harga emas adalah penguatan indeks dolar AS. Dolar AS melonjak pada hari Selasa ke level tertinggi lebih dari empat bulan, yang menyebabkan emas menjadi lebih mahal bagi investor internasional. Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, naik karena ekspektasi pasar yang lebih kuat terhadap pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Trump yang terpilih.
Dengan dolar yang lebih kuat, emas yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset safe haven, yang selama ini menjadi pilihan utama saat ketidakpastian ekonomi melanda pasar global. Kenaikan ini didorong oleh optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi yang mungkin diberlakukan oleh pemerintahan Trump di masa jabatan keduanya.
Optimisme terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Trump Kedua
Setelah hasil pemilihan presiden AS pada 5 November yang mengarah pada kemenangan Trump, pasar merespons dengan optimisme yang lebih besar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi AS. Banyak analis percaya bahwa kebijakan fiskal yang lebih agresif, termasuk pemotongan pajak dan program belanja infrastruktur yang besar, dapat mendongkrak perekonomian AS.
Optimisme ini berdampak pada beberapa pasar, termasuk emas. Ketika investor merasa lebih yakin terhadap prospek ekonomi, mereka cenderung mengalihkan dana dari aset safe haven seperti emas ke aset berisiko lebih tinggi yang diharapkan memberikan pengembalian lebih besar, seperti saham atau obligasi. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas dan penurunan harga yang cukup signifikan.
Dampak Kenaikan Bitcoin dan Imbal Hasil Obligasi
Selain penguatan dolar dan optimisme terhadap ekonomi AS, pergerakan harga bitcoin juga turut mempengaruhi pasar emas. Bitcoin, yang sering dianggap sebagai “emas digital”, melonjak tajam setelah pemilihan presiden AS. Banyak investor melihat bitcoin sebagai alternatif investasi yang lebih menarik, terutama di tengah ketidakpastian pasar keuangan dan kemungkinan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dari pemerintahan Trump.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami kenaikan tipis. Ketika imbal hasil obligasi naik, daya tarik emas sebagai aset bebas bunga berkurang, karena investor bisa memperoleh pengembalian yang lebih baik dari obligasi. Kenaikan imbal hasil ini memberikan tekanan tambahan pada harga emas, yang pada gilirannya mendorong penurunan harga emas lebih lanjut.
Data Ekonomi AS dan Kebijakan Federal Reserve
Para pelaku pasar juga mencermati sejumlah data ekonomi penting yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Oktober yang dijadwalkan pada hari Rabu. Data inflasi ini akan memberikan petunjuk mengenai kondisi ekonomi AS dan kemungkinan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed).
Setelah keputusan terbaru Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase ke kisaran 4,50% hingga 4,75%, pasar kini memperkirakan peluang sebesar 59% untuk adanya pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember. Sebelumnya, sebelum kemenangan Trump dalam pemilihan, peluang untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember diperkirakan mencapai sekitar 80%.
Jika data ekonomi menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi atau prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, Fed mungkin akan mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan menghentikan kebijakan pemangkasan suku bunga. Hal ini bisa mengurangi daya tarik emas, yang sering kali dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Pergerakan Harga Logam Mulia Lainnya
Selain emas, pasar logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan pada hari yang sama. Perak spot, misalnya, naik sedikit sebesar 0,2% menjadi $30,72 per ons. Perak sering dianggap sebagai logam yang lebih sensitif terhadap pergerakan ekonomi global, dan dalam konteks optimisme terhadap pemulihan ekonomi, harga perak sedikit terdorong ke atas.
Namun, tidak semua logam mulia mengalami kenaikan. Harga platinum turun sebesar 2% menjadi $945,39 per ons, sementara harga paladium turun lebih tajam sebesar 3,5% menjadi $946,59 per ons. Penurunan harga platinum dan paladium ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar yang lebih besar dan tekanan yang lebih kuat terhadap logam mulia industri yang tidak sepopuler emas dan perak.
Kesimpulan: Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
Penurunan harga emas yang mendekati level terendah dua bulan terakhir pada 12 November dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk penguatan dolar AS, optimisme pasar terhadap prospek ekonomi di bawah pemerintahan Trump, serta pergerakan harga bitcoin dan imbal hasil obligasi. Meskipun demikian, data ekonomi yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang, termasuk inflasi dan kebijakan moneter dari Federal Reserve, akan terus mempengaruhi arah pergerakan harga emas.
Bagi investor, penting untuk tetap mengikuti perkembangan pasar global dan kebijakan ekonomi yang dapat mempengaruhi harga emas. Ketidakpastian ekonomi yang masih ada dan potensi kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi pasar logam mulia memberikan peluang bagi investor untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam menghadapi fluktuasi harga emas yang tidak menentu.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!