Bestprofit (31/1) – Harga minyak mentah global mengalami kenaikan tipis pada hari Kamis, meskipun terbatas oleh kekhawatiran pasar mengenai kemungkinan penerapan tarif dari Amerika Serikat (AS) terhadap impor minyak mentah dari Kanada dan Meksiko yang dapat diberlakukan dalam waktu dekat. Meskipun harga minyak mentah Brent berjangka mengalami kenaikan sebesar 0,4% dan ditutup pada level $76,87 per barel, serta minyak mentah AS yang naik 0,2% menjadi $72,73 per barel, pasar tetap waspada menjelang keputusan penting dari pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Ancaman Tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko
Ketegangan antara AS dengan Kanada dan Meksiko semakin memanas menjelang tenggat waktu yang semakin dekat. Presiden AS, Donald Trump, telah mengancam untuk mengenakan tarif 25% pada ekspor minyak mentah Kanada dan Meksiko ke Amerika Serikat. Ancaman tarif ini muncul sebagai reaksi terhadap kekhawatiran Trump terkait pengiriman fentanil—sejenis narkotika—melintasi perbatasan AS, yang menurutnya berkontribusi terhadap meningkatnya masalah obat-obatan terlarang di dalam negeri.
Gedung Putih menegaskan kembali bahwa tarif tersebut bisa diberlakukan paling cepat pada Sabtu mendatang jika Kanada dan Meksiko gagal mengambil tindakan yang dianggap memadai untuk menanggulangi masalah pengiriman fentanil. Meskipun begitu, di hari Rabu, calon presiden yang ditunjuk untuk mengepalai Departemen Perdagangan AS mengungkapkan bahwa kedua negara masih memiliki kesempatan untuk menghindari tarif ini jika mereka dapat segera menutup jalur pengiriman fentanil yang masuk ke AS.
Analis pasar, Phil Flynn dari Price Futures Group, menyatakan bahwa pasar mulai merasakan ketegangan akibat tenggat waktu yang semakin dekat. “Kita semakin dekat dengan tenggat waktu dan orang-orang mulai gelisah,” ujarnya. Ketidakpastian terkait keputusan tarif AS ini menjadi faktor utama yang menahan pergerakan harga minyak, meskipun ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi.
Dampak Badai Musim Dingin terhadap Permintaan Minyak di AS
Di sisi permintaan, badai musim dingin yang melanda beberapa bagian Amerika Serikat pada minggu lalu turut berperan dalam penurunan permintaan minyak. Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan gangguan pada aktivitas penyulingan, yang berimbas pada peningkatan stok minyak mentah di AS. Stok minyak mentah AS tercatat meningkat sebesar 3,5 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan pasar yang mengharapkan peningkatan sebesar 3,2 juta barel.
Peningkatan stok ini menandakan adanya penurunan dalam permintaan yang dapat menghambat kenaikan harga minyak dalam jangka pendek. Penurunan permintaan juga terlihat dari pengurangan produksi minyak yang dilakukan oleh penyulingan AS, yang terpaksa mengurangi kapasitas operasional mereka akibat gangguan cuaca.
Sanksi AS Terhadap Rusia dan Pengaruhnya pada Pasokan Minyak Global
Di sisi pasokan, sanksi AS terhadap Rusia turut memberi dampak signifikan terhadap perdagangan minyak mentah global. Sanksi terbaru yang dijatuhkan terhadap Rusia menyebabkan penurunan ekspor minyak mentah dari pelabuhan-pelabuhan barat Rusia. Diperkirakan ekspor minyak mentah Rusia akan turun sekitar 8% pada bulan Februari dibandingkan dengan rencana pada Januari, seiring dengan peningkatan kegiatan penyulingan di Rusia.
Sanksi-sanksi ini berpotensi memperketat pasokan minyak mentah global dan dapat menjadi faktor pendorong bagi harga minyak mentah. Ketegangan geopolitik ini, ditambah dengan pembatasan pasokan dari Rusia, turut mendongkrak harga minyak meskipun ada faktor-faktor penahan lainnya seperti ancaman tarif AS terhadap Kanada dan Meksiko.
Menanti Pertemuan OPEC+ untuk Membahas Produksi Minyak
Dalam beberapa hari mendatang, investor dan analis pasar akan memfokuskan perhatian mereka pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara penghasil minyak lainnya yang tergabung dalam aliansi OPEC+, termasuk Rusia. Pertemuan ini dijadwalkan pada 3 Februari dan diperkirakan akan membahas berbagai isu penting yang mempengaruhi pasar minyak, termasuk kebijakan produksi dan upaya untuk mengimbangi kebijakan energi AS.
Trump telah meminta OPEC dan negara-negara penghasil minyak utama lainnya, termasuk Arab Saudi, untuk menurunkan harga minyak. Menurutnya, penurunan harga minyak akan membantu meredakan ketegangan ekonomi global, terutama yang terkait dengan dampak dari perang di Ukraina. Di sisi lain, AS juga memiliki agenda untuk meningkatkan produksi minyak domestik mereka, yang saat ini telah mencapai posisi sebagai produsen terbesar di dunia.
Namun, meskipun permintaan Trump kepada OPEC untuk menurunkan harga minyak semakin keras, banyak analis yang meragukan bahwa akan ada perang harga antara AS dan OPEC+. Sebab, perang harga seperti itu akan merugikan kedua belah pihak, baik AS maupun negara-negara penghasil minyak anggota OPEC+, karena dapat menurunkan pendapatan mereka sekaligus merusak stabilitas pasar minyak global.
Analis dari BMI Research, sebuah divisi dari Fitch Group, mengatakan bahwa meskipun ada perbedaan kepentingan antara AS dan OPEC+, kemungkinan besar kedua belah pihak akan mencari cara untuk bekerja sama dalam menjaga kestabilan harga minyak. “Perang harga dengan AS akan melibatkan produsen OPEC+ yang memaksimalkan produksi mereka untuk melemahkan harga dan mendorong produksi serpih menurun,” kata mereka. Namun, langkah seperti ini bisa berisiko besar bagi kedua pihak, sehingga lebih mungkin bagi OPEC+ untuk menghindari konflik tersebut.
Kesimpulan: Ketegangan Geopolitik dan Prospek Pasar Minyak
Harga minyak mentah global mengalami kenaikan tipis pada hari Kamis, namun tetap tertahan oleh kekhawatiran pasar terkait kemungkinan penerapan tarif oleh AS terhadap impor minyak mentah Kanada dan Meksiko. Ketidakpastian ini, ditambah dengan gangguan permintaan akibat badai musim dingin di AS, membuat pergerakan harga minyak cenderung terbatas.
Sementara itu, sanksi AS terhadap Rusia dan ketegangan geopolitik global memberikan dampak terhadap pasokan minyak mentah, yang dapat mendongkrak harga minyak. Pasar juga menantikan pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada 3 Februari, yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kebijakan produksi minyak global.
Dengan berbagai faktor yang saling mempengaruhi, prospek pasar minyak dalam beberapa minggu mendatang sangat tergantung pada perkembangan kebijakan AS, pertemuan OPEC+, dan situasi geopolitik yang terus berkembang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!