BPF Malang

Image

Bestprofit | XAG/USD Dekati Level Terendah Mingguan

Bestprofit (31/12) – Harga perak (XAG/USD) diperdagangkan dengan hati-hati pada hari Senin, mendekati level terendah yang tercatat pada hari Jumat sekitar $29,50. Volume perdagangan di pasar logam mulia terlihat tipis menjelang pergantian tahun, tetapi tekanan terhadap perak tetap kuat. Penyebab utama dari pergerakan ini adalah ekspektasi pasar terhadap kekuatan Dolar AS (USD) yang tetap dominan, ditambah dengan prospek pelonggaran kebijakan yang lebih moderat oleh Federal Reserve (Fed) pada tahun 2025. Dengan imbal hasil Treasury AS yang tetap tinggi, perak menghadapi tantangan besar dalam menarik perhatian investor yang mencari aset dengan imbal hasil lebih tinggi. Pada artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga perak saat ini, termasuk kondisi pasar Dolar AS, imbal hasil obligasi, serta pandangan pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

1. Pergerakan Dolar AS dan Pengaruhnya terhadap Harga Perak

Salah satu faktor utama yang memengaruhi harga perak adalah pergerakan Dolar AS. Meskipun Indeks Dolar AS (DXY) bergerak sedikit lebih rendah pada hari Senin, posisi Dolar AS tetap cukup kuat, diperdagangkan di sekitar level 108,00. Kekuatan Dolar AS memberikan tekanan pada perak dan logam mulia lainnya, karena emas dan perak diperdagangkan dalam mata uang Dolar. Ketika Dolar menguat, harga perak menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya, yang berpotensi menurunkan permintaan terhadap logam mulia ini.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Selain itu, pergerakan Dolar AS juga terkait erat dengan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve. Penguatan Dolar biasanya terjadi saat pasar meyakini bahwa The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga yang tinggi atau lebih lambat dalam pelonggaran kebijakan. Sebagai logam yang tidak memberikan imbal hasil, perak cenderung tidak menarik bagi investor ketika suku bunga tinggi atau Dolar menguat. Dalam situasi ini, investor lebih memilih instrumen yang memberikan bunga lebih tinggi, seperti obligasi Treasury, yang menjadikan perak berada di bawah tekanan jual.

2. Imbal Hasil Treasury AS yang Tinggi dan Dampaknya pada Perak

Imbal hasil Treasury AS 10-tahun menjadi salah satu faktor penting dalam mempengaruhi daya tarik perak di pasar. Meskipun pada sesi Eropa hari Senin, imbal hasil Treasury 10-tahun turun sekitar 0,5%, levelnya masih berada di sekitar 4,60%, yang hampir 15% lebih tinggi dibandingkan dengan awal tahun. Imbal hasil yang tinggi ini mencerminkan ekspektasi bahwa suku bunga tetap tinggi dalam jangka panjang, yang pada gilirannya membuat perak dan logam mulia lainnya lebih mahal bagi investor. Investor sering kali membandingkan investasi dalam instrumen yang memberikan bunga, seperti obligasi Treasury, dengan aset yang tidak menghasilkan bunga seperti perak. Ketika imbal hasil obligasi tinggi, daya tarik perak menurun, karena investor cenderung memilih instrumen yang memberikan pengembalian lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan imbal hasil Treasury AS yang mendekati 4,60%, investor yang mencari pengembalian lebih besar akan lebih memilih obligasi ketimbang membeli perak, yang tidak menawarkan bunga atau dividen. Akibatnya, perak menjadi lebih tertekan di pasar, berpotensi mengarah pada penurunan harga.

3. Perubahan Pandangan The Fed terhadap Kebijakan Suku Bunga

Pandangan pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed juga berperan penting dalam menentukan arah harga perak. Baru-baru ini, The Fed mengubah sikap mereka terhadap kebijakan suku bunga dari ‘dovish’ (lebih dovish atau lebih lunak) menjadi lebih ‘hati-hati’. Ini terjadi karena mereka tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi AS, meskipun inflasi telah menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Dalam dot plot terbaru yang dirilis oleh The Fed, mereka menunjukkan proyeksi suku bunga dana Federal yang diperkirakan akan turun menjadi sekitar 3,9% pada akhir tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa The Fed tidak akan melakukan pemotongan suku bunga secara agresif pada tahun 2025, dan pelonggaran kebijakan akan dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini berpotensi menjaga imbal hasil Treasury tetap tinggi, yang pada gilirannya membuat perak menjadi kurang menarik sebagai pilihan investasi. Secara keseluruhan, sikap The Fed yang lebih hati-hati terhadap penurunan suku bunga dapat menambah tekanan pada harga perak, karena pasar akan terus mempertimbangkan hasil dari kebijakan tersebut dan dampaknya terhadap imbal hasil obligasi serta pergerakan Dolar AS.

4. Spekulasi Pasar terhadap Pemotongan Suku Bunga The Fed yang Lebih Lambat

Meskipun spekulasi pasar menunjukkan bahwa The Fed akan mengikuti jalur pemotongan suku bunga yang lebih lambat pada tahun 2025, harapan tersebut tampaknya tidak cukup kuat untuk mengubah arah pergerakan harga perak secara signifikan. Dalam beberapa bulan terakhir, prospek disinflasi, yaitu perlambatan laju inflasi, semakin jelas. Meski begitu, inflasi masih lebih tinggi dari target jangka panjang The Fed, sehingga kebijakan pelonggaran lebih cepat tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Sebagai akibatnya, pasar berharap bahwa The Fed akan terus mengatur kebijakan suku bunga dengan hati-hati, yang menyebabkan investor menjadi lebih selektif dalam memilih aset investasi. Imbal hasil obligasi yang relatif lebih tinggi akan terus mempengaruhi keputusan investasi, mendorong investor untuk menghindari aset yang tidak menghasilkan bunga seperti perak.

5. Fokus Pasar pada Data PMI Manufaktur ISM AS

Minggu ini, investor akan mengalihkan perhatian mereka pada data PMI Manufaktur ISM AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Jumat. PMI Manufaktur adalah indikator penting yang mencerminkan kondisi sektor manufaktur di AS. Proyeksi menunjukkan bahwa PMI Manufaktur untuk bulan Desember akan mencapai 48,3, sedikit lebih rendah dari 48,4 pada bulan November. Angka di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi, meskipun pada tingkat yang sedikit lebih cepat. Jika data PMI Manufaktur menunjukkan hasil yang lebih buruk dari perkiraan, hal ini bisa menambah ketidakpastian di pasar dan memperburuk sentimen terhadap perak. Sebaliknya, jika hasilnya lebih baik dari perkiraan, itu dapat memberikan sedikit dorongan positif bagi harga perak, karena investor akan lebih optimis tentang kondisi ekonomi AS dan kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih cepat.

6. Kesimpulan: Prospek Harga Perak yang Cenderung Tertekan

Secara keseluruhan, harga perak diperkirakan akan terus berada di bawah tekanan dalam jangka pendek hingga menengah. Meskipun ada kemungkinan beberapa pemotongan suku bunga oleh The Fed pada tahun 2025, ekspektasi bahwa imbal hasil Treasury AS tetap tinggi dan Dolar AS tetap kuat membuat perak kurang menarik bagi investor saat ini. Dengan sikap The Fed yang lebih hati-hati dan optimisme mereka terhadap pertumbuhan ekonomi AS, kebijakan moneter yang moderat kemungkinan akan mengarah pada pasar yang lebih fokus pada instrumen berimbal hasil, seperti obligasi. Namun, data ekonomi yang akan dirilis, terutama data PMI Manufaktur AS, akan menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi sentimen pasar terhadap perak. Sebagai logam yang lebih sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi, perak akan terus berfluktuasi tergantung pada perkembangan ekonomi AS, kebijakan The Fed, dan pergerakan Dolar AS.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!