BPF Malang

Image

Bestprofit | Yen Melemah di Bawah 157,50 saat Liburan Jepang

Bestprofit (6/1) – Pada hari Jumat, pasangan mata uang USD/JPY mengalami pergerakan turun yang signifikan, mendekati level 157,30 selama jam perdagangan Asia. Meskipun ada intervensi verbal dari otoritas Jepang yang memberikan sedikit dukungan terhadap yen, ketidakpastian mengenai kebijakan Bank of Japan (BoJ) membuat potensi kenaikan yen terbatas. Di sisi lain, optimisme terhadap ekonomi AS dan spekulasi mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) juga menjadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan pasangan mata uang ini.

Intervensi Verbal dari Otoritas Jepang

Pemerintah Jepang, melalui Menteri Keuangan Katsunobu Kato, telah beberapa kali menyuarakan kekhawatirannya terhadap depresiasi yen yang berlebihan. Pada minggu lalu, Kato menegaskan bahwa Jepang akan mengambil tindakan yang sesuai terhadap pergerakan mata uang yang berlebihan. Meskipun demikian, intervensi verbal ini hanya memberikan sedikit dukungan nyata terhadap yen, yang terus melemah melawan dolar AS. Kebijakan verbal dari pejabat Jepang bertujuan untuk mengirimkan sinyal kepada pasar bahwa pemerintah siap untuk campur tangan jika penurunan yen terus berlanjut. Namun, para pedagang menyadari bahwa intervensi mata uang Jepang tidak selalu efektif dalam jangka panjang jika faktor-faktor dasar yang mendasari pergerakan pasar tidak berubah.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketidakpastian Kebijakan Bank of Japan

Salah satu faktor yang membatasi penguatan yen adalah ketidakpastian seputar kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ). Pada saat yang sama, BoJ tetap mempertahankan kebijakan moneter yang sangat akomodatif, termasuk suku bunga negatif dan pembelian aset dalam jumlah besar. Meskipun inflasi di Jepang menunjukkan tanda-tanda kenaikan, BoJ belum memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Dalam beberapa pekan ke depan, BoJ akan merilis laporan triwulanan yang mencakup penilaian kondisi ekonomi regional di Jepang. Laporan ini dapat memberikan wawasan penting mengenai bagaimana ekonomi Jepang berfungsi dan apakah kenaikan upah yang tercatat mulai menyebar ke seluruh negeri. Jika BoJ menunjukkan keyakinan bahwa ekonomi Jepang semakin membaik dan inflasi terus meningkat, ada kemungkinan bahwa mereka akan mulai mempertimbangkan untuk menormalkan kebijakan moneternya. Namun, kebijakan tersebut masih penuh ketidakpastian dan akan mempengaruhi pergerakan yen dalam beberapa bulan mendatang.

Dampak Pasar Terhadap USD/JPY

Dalam konteks ketidakpastian seputar kebijakan BoJ, pasangan USD/JPY terus dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama perkembangan di ekonomi AS. Dolar AS (USD) mendapat dukungan dari sejumlah faktor, termasuk ekspektasi bahwa Federal Reserve akan lebih berhati-hati dalam melakukan pemotongan suku bunga pada tahun 2025.

Prospek Suku Bunga Federal Reserve

Spekulasi tentang lebih sedikit pemotongan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2025 menjadi faktor kunci yang mendukung dolar AS. Meskipun inflasi AS masih jauh di atas target tahunan 2%, ekonomi AS tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Hal ini membuat banyak analis percaya bahwa Fed akan lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut. Sebagai contoh, meskipun tiga kali pemotongan suku bunga terjadi pada tahun 2024, sebagian besar analis memperkirakan bahwa hanya akan ada dua pemotongan suku bunga pada tahun 2025. Ketika bank sentral AS menahan laju pemotongan suku bunga, ini memberikan dorongan bagi dolar AS karena meningkatkan daya tarik instrumen investasi yang berbasis dolar. Selain itu, spekulasi bahwa kebijakan fiskal di bawah pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi AS juga berperan dalam penguatan dolar. Kebijakan tersebut diperkirakan akan mendorong lebih banyak investasi di sektor-sektor tertentu, yang pada gilirannya bisa mempercepat inflasi dan memperlambat laju pemotongan suku bunga oleh Fed.

Peran PMI Manufaktur ISM AS dalam Pergerakan USD/JPY

Pasar forex juga akan memantau data ekonomi yang akan dirilis pada hari Jumat, terutama PMI Manufaktur ISM AS untuk bulan Desember. PMI Manufaktur adalah indikator yang memberikan gambaran mengenai kesehatan sektor manufaktur AS, yang merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian terbesar dunia tersebut. Jika hasilnya menunjukkan ekspansi yang lebih kuat dari perkiraan, ini bisa memberikan dorongan lebih lanjut bagi dolar AS, yang berpotensi menekan yen lebih jauh. Para pedagang akan menilai apakah data ekonomi AS menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap berada di jalur yang sehat meskipun adanya tantangan inflasi. Kekuatan sektor manufaktur dapat memicu kenaikan dolar AS, menguatkan argumen bahwa ekonomi AS akan terus tumbuh dengan stabil pada tahun 2025.

Potensi Intervensi Valuta Asing Jepang

Mengingat penguatan dolar yang berkelanjutan, para pedagang akan terus mengamati apakah otoritas Jepang akan melakukan intervensi valuta asing (FX) untuk menstabilkan yen. Meskipun intervensi langsung sering kali dipandang sebagai langkah yang tidak diinginkan oleh sebagian besar bank sentral, pemerintah Jepang telah menunjukkan kesiapan untuk bertindak jika penurunan yen berlanjut. Namun, langkah tersebut mungkin tidak cukup untuk merubah tren jangka panjang, terutama jika faktor-faktor seperti kebijakan moneter AS dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan ekonomi AS tetap berlaku. Oleh karena itu, meskipun intervensi verbal Jepang memberikan sedikit dukungan kepada yen, pasar masih fokus pada kebijakan moneter BoJ dan data ekonomi global lainnya.

Menyambut Laporan BoJ dan Prospek Kebijakan Moneter Jepang

Pada minggu depan, Bank of Japan (BoJ) akan merilis laporan triwulannya tentang kondisi ekonomi regional. Laporan ini diharapkan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai perkembangan inflasi dan upah di Jepang, yang bisa mempengaruhi keputusan kebijakan BoJ pada pertemuan berikutnya pada 24 Januari. Jika laporan tersebut menunjukkan bahwa inflasi di Jepang semakin membaik dan kenaikan upah mulai tersebar ke seluruh wilayah, BoJ mungkin akan mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian kebijakan dalam beberapa bulan mendatang. Namun, jika BoJ memilih untuk tetap pada kebijakan moneter yang akomodatif, maka yen kemungkinan besar akan terus tertekan terhadap dolar AS.

Kesimpulan: Apa yang Harus Diperhatikan Para Pedagang

Pasangan USD/JPY saat ini berada dalam fase volatilitas tinggi, dipengaruhi oleh kebijakan moneter di kedua negara dan faktor-faktor ekonomi global. Sementara intervensi verbal Jepang dapat memberikan dukungan sementara terhadap yen, ketidakpastian mengenai kebijakan moneter Bank of Japan dan penguatan dolar AS kemungkinan akan terus mendominasi pergerakan pasar. Para pedagang perlu memantau dengan cermat setiap pengumuman kebijakan dari Bank of Japan, serta data ekonomi AS yang dapat mempengaruhi ekspektasi terhadap suku bunga Federal Reserve. Pemahaman terhadap faktor-faktor ini akan sangat penting dalam menentukan arah pergerakan pasangan USD/JPY dalam beberapa minggu mendatang.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!