Efek Sanksi AS, Surplus Masih Mengintai Harga Minyak

Efek Sanksi AS, Surplus Masih Mengintai Harga Minyak
Harga Minyak naik pada hari Selasa (11/11) karena dampak sanksi terbaru AS terhadap Minyak Rusia, meskipun kekhawatiran kelebihan pasokan membatasi kenaikan. Harga Minyak mentah Brent naik 67 sen, atau 1,1%, menjadi $64,73 per barel pada pukul 13.33 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di level $60,78 per barel, naik 65 sen, atau 1,1%. Investor terus menilai dampak sanksi AS terhadap Rusia, dan dampaknya terhadap Pasar Minyak mentah dan bahan bakar olahan. Lukoil menyatakan keadaan kahar di ladang Minyak Irak yang dioperasikannya, sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Senin, menandai dampak terbesar dari sanksi yang dijatuhkan bulan lalu. Ekspor bahan bakar yang dibatasi akibat sanksi tersebut menopang harga Minyak di tengah kelebihan pasokan Minyak mentah, kata analis PVM Tamas Varga. “Sanksi baru AS terhadap produsen dan eksportir Minyak utama Rusia membebani ekspor produk. Akibatnya, Minyak pemanas/gasoil dan bensin RBOB bergerak ke arah yang berbeda dari Minyak mentah,” ujarnya. Premium harga Minyak diesel berjangka Eropa terhadap Minyak mentah Brent mencapai level tertinggi dalam 21 bulan terakhir, yaitu lebih dari $31,50 per barel pada hari Selasa, sementara margin keuntungan bensin Eropa mencapai level tertinggi dalam 18 bulan terakhir, yaitu hampir $21 per barel pada hari Senin. Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan Minyak mentah membatasi potensi kenaikan harga Minyak. Awal bulan ini, OPEC+ sepakat untuk meningkatkan target produksi Desember sebesar 137.000 barel per hari, tetapi juga sepakat untuk menunda peningkatan produksi pada kuartal pertama tahun depan. “Pasar Minyak juga menghadapi kelebihan pasokan yang cukup besar di tahun mendatang, sehingga harga kemungkinan akan tetap tertekan. Penyebab utama kelebihan pasokan ini adalah ekspansi pasokan yang signifikan oleh OPEC+,” ujar analis Commerzbank dalam sebuah catatan. OPEC+, yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia, telah menambah produksi sebesar 2 juta barel per hari sejak April, dan kesediaan kelompok tersebut untuk membalikkan pemangkasan produksi sukarela lebih lanjut setelah jeda kuartal pertama dapat menambah tambahan 1 juta barel per hari di tahun mendatang, kata Commerzbank. Selain itu, volume Minyak yang disimpan di atas kapal di perairan Asia telah berlipat ganda dalam beberapa pekan terakhir setelah pengetatan sanksi Barat menghantam ekspor ke Tiongkok dan India, kata para analis. Sebaliknya, Pasar yang lebih luas melihat dukungan karena penutupan Pemerintah terpanjang dalam sejarah AS dapat berakhir minggu ini setelah Senat menyetujui kompromi yang akan memulihkan pendanaan federal. (Arl) Sumber: Reuters.comAnalisis Komprehensif Pasar Minyak
Pasar Minyak dunia mengalami dinamika yang kompleks dipengaruhi faktor supply-demand, geopolitik, dan kebijakan energi global.
Faktor Penentu Harga Minyak
- Kebijakan OPEC+: Kuota produksi dari kartel Minyak mempengaruhi supply global.
- Data Inventori AS: Laporan mingguan EIA menjadi indikator penting demand.
- Tensi Timur Tengah: Stabilitas kawasan produsen Minyak utama.
- Permintaan Global: Pemulihan ekonomi pasca-pandemic mempengaruhi konsumsi.
Panduan Analisis Pasar Keuangan
Untuk sukses dalam trading dan Portofolio Investasi, penting untuk memahami berbagai alat analisis yang tersedia:
Analisis Fundamental
Analisis fundamental melibatkan studi mendalam tentang kondisi ekonomi, kebijakan moneter, dan faktor makro yang mempengaruhi Pasar. Tools seperti kalender ekonomi dan laporan fundamental menjadi kunci.
analisis teknikal
Analisis teknikal menggunakan data harga historis dan volume untuk memprediksi pergerakan masa depan. Indikator seperti moving average, RSI, dan MACD sering digunakan oleh trader.
Manajemen Risiko
Implementasi manajemen risiko yang tepat, termasuk position sizing dan stop-loss, sangat penting untuk keberlanjutan trading dalam jangka panjang.















