BPF Malang

Image

Bestprofit | Aussie Melemah Akibat Suramnya Perdagangan

Bestprofit (7/2) – Pada sesi perdagangan Kamis, Dolar Australia (AUD) mengalami penurunan signifikan, melemah menjadi sekitar 0,6280 terhadap Dolar AS. Penurunan ini mencatatkan kerugian hampir 0,30%, dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA), kekhawatiran atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta data ekonomi domestik yang mengecewakan. Dengan semua faktor ini, Aussie menghadapi tekanan yang cukup besar, meskipun pasar juga menunggu data pasar tenaga kerja AS yang dapat memberikan momentum baru bagi pasar global.

Pemangkasan Suku Bunga RBA Menekan Dolar Australia

Salah satu faktor utama yang membebani Dolar Australia adalah ekspektasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada pertemuan mendatang. Pasar saat ini memperkirakan dengan peluang 95% bahwa RBA akan menurunkan suku bunga dari 4,35% menjadi 4,10%. Langkah ini dianggap perlu untuk merespons kondisi ekonomi domestik yang melambat dan untuk mendukung pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di masa depan.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Pemangkasan suku bunga biasanya berimbas pada pelemahan mata uang, karena suku bunga yang lebih rendah dapat membuat aset dalam mata uang tersebut menjadi kurang menarik bagi investor. Dengan ekspektasi bahwa RBA akan mengambil langkah ini, Dolar Australia kehilangan daya tariknya, dan ini tercermin dalam pergerakan harga AUD yang cenderung menurun. Langkah pemangkasan suku bunga juga mencerminkan sikap hati-hati RBA terhadap potensi perlambatan ekonomi di Australia, yang mungkin mengharuskan bank sentral untuk memberikan stimulus lebih lanjut untuk merangsang pertumbuhan. Meskipun suku bunga yang lebih rendah bisa mendukung sektor-sektor tertentu, seperti properti dan konsumsi domestik, hal ini tetap memicu sentimen negatif terhadap Dolar Australia dalam jangka pendek.

Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Meningkatkan Kekhawatiran

Selain faktor domestik, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali menjadi perhatian pasar, yang juga berdampak pada Dolar Australia. Terbaru, Presiden AS, Donald Trump, mengusulkan penerapan tarif yang lebih tinggi terhadap produk-produk dari Tiongkok dan Zona Euro. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Australia, sehingga kebijakan tarif yang lebih tinggi dapat mengurangi ekspor Australia, terutama dalam sektor komoditas utama seperti bijih besi dan batu bara. Pengumuman ini memberikan tekanan lebih lanjut pada Dolar Australia, yang sangat terkait dengan ekonomi Tiongkok. Ketegangan perdagangan yang meningkat berpotensi mengganggu hubungan perdagangan yang sudah rapuh antara kedua negara besar tersebut. Selain itu, dampak dari kebijakan tarif ini bisa berlanjut dalam jangka panjang, memengaruhi harga komoditas global, dan memperburuk ketidakpastian pasar.

Surplus Perdagangan Australia Menyusut, Menambah Tekanan pada AUD

Pada sisi ekonomi domestik, data Neraca Perdagangan Australia juga memperburuk prospek Dolar Australia. Pada bulan Desember, surplus perdagangan Australia menyusut menjadi 5.085 juta AUD, turun dari 6.792 juta AUD pada bulan sebelumnya dan jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 7.000 juta AUD. Penurunan surplus perdagangan ini disebabkan oleh lonjakan impor yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan ekspor. Ekspor Australia hanya naik 1,1%, sementara impor melonjak 5,9%. Surplus perdagangan yang menyusut ini menunjukkan bahwa Australia menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan perdagangan yang positif, terutama dengan pertumbuhan impor yang lebih cepat daripada ekspor. Ini bisa menjadi indikasi bahwa daya beli domestik sedang meningkat, namun dampaknya terhadap nilai tukar AUD tetap negatif.

Fokus Beralih ke Laporan Tenaga Kerja AS

Saat ini, perhatian para investor beralih pada data Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan dirilis pada hari Jumat. Data NFP ini sangat dinantikan karena dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi pasar tenaga kerja AS dan potensi dampaknya terhadap kebijakan moneter Federal Reserve. Laporan ini diperkirakan akan menunjukkan 170.000 pekerjaan baru pada bulan Januari, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan 256.000 pekerjaan yang tercatat pada bulan Desember. Bagi pasar, data ini memiliki dua potensi implikasi. Jika laporan NFP lebih rendah dari yang diperkirakan, hal ini dapat mengurangi ekspektasi pasar terhadap kebijakan pengetatan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Sebaliknya, jika data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat, ini akan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, yang pada gilirannya akan memberikan dukungan lebih lanjut terhadap Dolar AS.

Klaim Pengangguran AS Mengindikasikan Potensi Kelemahan

Selain data NFP, laporan klaim pengangguran awal AS juga menambah kekhawatiran mengenai kondisi pasar tenaga kerja di Amerika Serikat. Pada minggu yang berakhir pada 3 Februari, klaim pengangguran awal naik menjadi 219.000, lebih tinggi dari ekspektasi 213.000 dan naik dari 208.000 pada minggu sebelumnya. Kenaikan ini menandakan adanya potensi pelemahan pasar tenaga kerja, yang berpotensi meredakan tekanan bagi Federal Reserve untuk tetap agresif dalam menaikkan suku bunga. Klaim pengangguran berkelanjutan, yang mengukur jumlah orang yang terus menerima tunjangan pengangguran, juga mengalami peningkatan menjadi 1,886 juta, lebih tinggi dari perkiraan 1,87 juta. Peningkatan klaim pengangguran ini bisa menjadi indikator awal bahwa pasar tenaga kerja AS mulai mengalami tekanan, yang mungkin memengaruhi kebijakan suku bunga yang lebih longgar di masa depan.

Dolar AS Menguat Berkat Ekspektasi Kebijakan The Fed

Sementara Dolar Australia menghadapi tekanan dari pemangkasan suku bunga RBA dan ketegangan perdagangan internasional, Dolar AS mendapatkan dukungan dari ekspektasi pasar yang terus mengarah pada kebijakan moneter yang lebih ketat oleh Federal Reserve. Dolar AS diperkirakan akan tetap mendapatkan momentum dari kebijakan Fed yang lebih hawkish, meskipun data ketenagakerjaan yang lebih lemah dapat memperlambat penguatan USD. Namun, pasar kini lebih berhati-hati mengingat data ekonomi yang bervariasi dari AS, terutama terkait dengan angka klaim pengangguran yang lebih tinggi. Para investor akan mengamati laporan Nonfarm Payrolls yang akan datang untuk melihat apakah data ketenagakerjaan masih cukup kuat untuk mendukung kebijakan suku bunga yang lebih tinggi oleh The Fed.

Kesimpulan

Dolar Australia (AUD) telah tertekan ke level 0,6280, dipengaruhi oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia, ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang kembali muncul, serta data ekonomi domestik yang mengecewakan. Pengumuman pemangkasan suku bunga RBA yang diperkirakan akan segera terjadi semakin melemahkan mata uang Australia, sementara ketegangan global menambah kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap ekspor Australia. Sementara itu, fokus investor kini beralih ke laporan pasar tenaga kerja AS yang akan dirilis pada hari Jumat. Data Nonfarm Payrolls dan klaim pengangguran akan memberikan petunjuk penting mengenai arah kebijakan Federal Reserve, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pergerakan Dolar AS dan Dolar Australia ke depannya. Dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian ini, volatilitas di pasar mata uang diperkirakan akan terus berlanjut.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!