
Bestprofit | Dolar AS Melemah Menjelang Data CPI
Bestprofit (12/2) – Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama global, mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell memberikan kesaksiannya kepada Kongres AS. Dalam pernyataannya, Powell menekankan bahwa kebijakan suku bunga Fed akan tetap stabil, kecuali ada perubahan signifikan dalam kondisi inflasi atau pasar tenaga kerja. Pernyataan ini mengurangi spekulasi pasar mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed yang akan datang pada bulan Maret, yang pada gilirannya memberikan dampak negatif terhadap pergerakan Dolar AS.
Penurunan Dolar AS ini juga dapat dianalisis lebih lanjut melalui berbagai indikator teknikal yang menunjukkan kelemahan momentum. Indeks Dolar AS kini berjuang untuk mempertahankan tren positifnya, tergelincir di bawah Simple Moving Average (SMA) 20 hari, sementara indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) dan Histogram Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan bahwa tekanan jual semakin meningkat. Artikel ini akan mengulas dampak pernyataan Jerome Powell terhadap Dolar AS dan analisis teknikal yang dapat membantu investor memahami arah pergerakan DXY ke depannya.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Pernyataan Jerome Powell dan Dampaknya pada Dolar AS
Dalam kesaksiannya kepada Kongres, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan penjelasan mengenai arah kebijakan moneter AS. Powell menegaskan bahwa kebijakan suku bunga Fed akan tetap stabil kecuali ada perubahan signifikan dalam inflasi atau kondisi pasar tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa Federal Reserve tidak memiliki rencana untuk mengubah kebijakan suku bunga dalam waktu dekat, kecuali terdapat perubahan besar dalam perekonomian AS.
Pernyataan ini mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed bulan Maret mendatang. Sebelumnya, beberapa spekulasi di pasar memperkirakan bahwa Fed bisa menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Namun, dengan kebijakan yang bergantung pada data dan fokus pada stabilitas inflasi dan pasar tenaga kerja, Powell menunjukkan bahwa perubahan kebijakan suku bunga akan lebih bergantung pada perubahan kondisi ekonomi yang mendasar.
Bagi pasar keuangan, penurunan ekspektasi akan pemotongan suku bunga ini berarti bahwa potensi untuk Dolar AS melemah menjadi lebih kecil. Sebagai mata uang cadangan dunia, Dolar AS sering mengalami apresiasi ketika suku bunga AS tinggi atau stabil. Namun, ketika ada spekulasi mengenai penurunan suku bunga, Dolar AS dapat tertekan karena imbal hasil yang lebih rendah. Oleh karena itu, pernyataan Powell memberikan efek pada pergerakan Indeks Dolar AS yang cenderung menurun setelahnya.
Indeks Dolar AS Tergelincir di Bawah Simple Moving Average (SMA) 20 Hari
Secara teknikal, pergerakan Indeks Dolar AS saat ini menunjukkan kelemahan yang semakin jelas. DXY tergelincir di bawah level Simple Moving Average (SMA) 20 hari di sekitar angka 108,50. SMA 20 hari adalah salah satu indikator teknikal yang umum digunakan untuk mengidentifikasi tren jangka pendek. Biasanya, jika harga bergerak di bawah SMA 20 hari, ini menandakan bahwa tren harga mungkin sedang berubah dari bullish (naik) menjadi bearish (turun).
Pada awalnya, DXY berada di atas SMA 20 hari dan menunjukkan momentum naik. Namun, penurunan harga di bawah SMA 20 hari ini menunjukkan bahwa momentum bullish Dolar AS mulai kehilangan kekuatannya. Hal ini juga mencerminkan pandangan pasar bahwa Dolar AS mungkin akan lebih lemah dalam jangka pendek, mengingat bahwa kebijakan suku bunga tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Bagi para trader dan investor, penurunan di bawah SMA 20 hari sering kali menjadi sinyal untuk mewaspadai potensi pergerakan turun yang lebih lanjut. Oleh karena itu, pengamatan terhadap indikator teknikal seperti SMA dapat memberikan wawasan tambahan untuk merencanakan strategi perdagangan yang lebih matang.
RSI dan MACD: Indikator Kelemahan Momentum Dolar AS
Selain SMA, dua indikator teknikal lainnya—Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD)—juga menunjukkan tanda-tanda penurunan bagi Dolar AS. Kedua indikator ini memberikan pandangan yang lebih dalam mengenai kekuatan atau kelemahan momentum pasar.
Relative Strength Index (RSI) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan momentum harga suatu aset. RSI bergerak antara angka 0 hingga 100, dengan level 50 dianggap sebagai level netral. Ketika RSI bergerak di bawah level 50, itu menandakan bahwa pasar memasuki wilayah bearish, yang berarti ada lebih banyak tekanan jual daripada beli. Saat ini, RSI DXY mendekati wilayah bearish di bawah angka 50, yang menandakan bahwa momentum penurunan Dolar AS semakin menguat.
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan tren harga dengan membandingkan dua moving average (MA) dari harga aset. Ketika histogram MACD berubah negatif, ini mengindikasikan bahwa traksi bearish semakin meningkat. Dalam kasus DXY, perubahan histogram MACD menjadi negatif menambah keyakinan bahwa tekanan jual bisa terus berlanjut.
Kombinasi dari RSI yang menurun dan histogram MACD yang negatif memberi sinyal kepada para trader bahwa ada kemungkinan pergerakan harga Dolar AS akan terus tertekan dalam waktu dekat. Indikator-indikator ini semakin memperjelas gambaran bahwa Dolar AS kemungkinan besar akan menghadapi lebih banyak tantangan dalam mempertahankan momentum positifnya.
Level Support dan Resistance DXY
Sebagai bagian dari analisis teknikal, sangat penting untuk memperhatikan level support dan resistance yang dapat memengaruhi pergerakan harga selanjutnya. Support adalah level harga di mana permintaan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga bergerak lebih rendah, sementara resistance adalah level harga di mana pasokan dianggap cukup kuat untuk mencegah harga bergerak lebih tinggi.
Untuk Indeks Dolar AS, terdapat dua level support yang sangat penting. Support pertama berada di sekitar angka 108,00. Jika tekanan jual semakin kuat dan DXY menembus level ini, harga bisa melanjutkan penurunan menuju level support berikutnya, yaitu level psikologis 107,50. Level psikologis ini merupakan titik kritis di mana banyak trader mungkin akan mengambil posisi untuk membeli Dolar AS jika terjadi pembalikan harga.
Pada sisi lain, jika DXY berhasil menunjukkan pemulihan, terdapat resistensi pertama yang terletak di sekitar level 108,80. Jika harga mampu menembus level ini, maka zona resistensi selanjutnya akan berada di sekitar 109,20, yang bisa membatasi pergerakan Dolar AS dalam jangka pendek. Bagi para trader, memahami level-level ini sangat penting karena bisa memberikan sinyal untuk masuk atau keluar pasar berdasarkan pembalikan atau kelanjutan tren.
Kesimpulan: Prospek Dolar AS ke Depan
Pernyataan Jerome Powell yang mengindikasikan kebijakan suku bunga yang stabil dan bergantung pada data telah memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan Dolar AS. Mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga di masa mendatang, Dolar AS kini menghadapi tekanan jual yang lebih besar. Secara teknikal, indikator seperti RSI dan MACD menunjukkan bahwa momentum DXY sedang melemah, dengan harga yang tergelincir di bawah level SMA 20 hari dan bergerak lebih rendah.
Namun, meskipun DXY menghadapi tekanan, ada level support yang dapat memberikan potensi pembalikan harga, dengan 108,00 dan 107,50 sebagai area penting untuk diperhatikan. Di sisi lain, resistensi di 108,80 dan 109,20 dapat membatasi potensi pemulihan jangka pendek.
Ke depan, pergerakan Dolar AS akan sangat dipengaruhi oleh data ekonomi yang akan datang, terutama terkait dengan inflasi dan pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, para trader dan investor harus tetap waspada terhadap pergerakan indikator teknikal serta perkembangan ekonomi yang dapat mempengaruhi arah Dolar AS di pasar global.