BPF Malang

Image

Bestprofit | Dolar AS Melemah Menjelang Petunjuk Powell

Bestprofit (11/2) – Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, mengalami penurunan dan diperdagangkan lebih rendah di sekitar 108,30. Penurunan ini terjadi seiring dengan reaksi pasar terhadap data ekonomi yang beragam dan kekhawatiran terkait potensi tarif baru. Selain itu, perhatian pelaku pasar juga beralih ke kesaksian Ketua Federal Reserve (Fed), Jerome Powell, yang akan memberikan arahan tentang kebijakan suku bunga di masa mendatang di hadapan Kongres. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan DXY, dinamika pasar yang mendasarinya, dan dampak kebijakan suku bunga terhadap nilai Dolar AS.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Penyebab Penurunan Indeks Dolar AS

Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan Dolar AS dibandingkan dengan enam mata uang utama dunia (Euro, Yen Jepang, Pound Inggris, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss), telah menunjukkan penurunan mendekati level 108,30. Penurunan ini tidak terlepas dari beberapa faktor kunci yang berperan dalam pergerakan nilai tukar Dolar AS.

1. Data Ekonomi yang Beragam
Pelaku pasar bereaksi terhadap rilis data ekonomi yang beragam yang memperlihatkan sinyal ekonomi yang tidak sepenuhnya positif. Beberapa data, seperti angka pengangguran atau produksi industri, mungkin menunjukkan kekuatan ekonomi, namun data lain yang berfokus pada sektor manufaktur atau inflasi mungkin menunjukkan kelemahan. Ketidakpastian mengenai kekuatan ekonomi AS di masa depan membuat investor cenderung lebih berhati-hati dalam memperdagangkan Dolar AS, yang pada akhirnya menekan nilai tukar mata uang tersebut.

2. Kekhawatiran Tarif Baru
Selain data ekonomi, kekhawatiran mengenai kebijakan tarif baru yang bisa diberlakukan oleh pemerintah AS turut memberikan dampak negatif pada Dolar. Tarif baru, terutama yang berkaitan dengan perdagangan internasional, dapat menambah ketidakpastian dan risiko bagi pasar global. Ketidakpastian ini mempengaruhi keputusan investor untuk menilai kembali risiko dalam memegang Dolar AS, yang lebih berisiko dalam kondisi seperti ini.

Pengaruh Indeks Kekuatan Relatif (RSI) terhadap Sentimen Pasar

Indeks Kekuatan Relatif (RSI), yang digunakan untuk mengukur kekuatan tren pasar dan kondisi overbought atau oversold, tetap menunjukkan posisi di bawah angka 50. Ini mengindikasikan adanya momentum bearish yang berkembang di pasar Dolar AS. RSI yang berada di bawah 50 menunjukkan bahwa tekanan jual lebih dominan daripada tekanan beli, yang memperkuat pandangan bahwa Dolar AS berpotensi terus melemah dalam jangka pendek.

Momentum bearish ini memberi sinyal bahwa Dolar AS mungkin kesulitan untuk kembali menguat di atas level 108,00, yang menjadi area psikologis penting bagi pasar. Indikator teknikal seperti RSI menjadi alat yang banyak digunakan oleh para trader untuk memprediksi arah pergerakan harga. Dalam hal ini, RSI yang terus berada di bawah 50 menunjukkan potensi berlanjutnya pelemahan Dolar.

Peran Simple Moving Average (SMA) dalam Tren Dolar

Meskipun Indeks Dolar AS mengalami penurunan, nilai DXY tetap bertahan di atas Simple Moving Average (SMA) 20 hari di level 108,50. SMA adalah indikator teknikal yang sering digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar, dengan menghitung rata-rata harga selama periode tertentu. DXY yang tetap berada di atas SMA 20 hari menunjukkan adanya potensi untuk mempertahankan level support jangka pendek.

Namun, jika Dolar terus mengalami tekanan jual dan turun menembus level SMA 20 hari, kemungkinan besar akan memperburuk sentimen negatif terhadap Dolar. Pelaku pasar yang memperhatikan indikator teknikal seperti SMA akan memantau apakah DXY dapat mempertahankan level support ini atau apakah akan terjadi breakdown yang dapat memperburuk tren bearish.

Fokus pada Kesaksian Jerome Powell di Hadapan Kongres

Salah satu momen penting yang akan memengaruhi arah Dolar AS adalah kesaksian Ketua Federal Reserve (Fed), Jerome Powell, di hadapan Kongres. Dalam kesaksian ini, Powell diharapkan akan memberikan arahan tentang kebijakan suku bunga di masa mendatang. Mengingat pengaruh besar kebijakan suku bunga terhadap nilai tukar mata uang, pelaku pasar sangat menantikan komentar Powell terkait prospek kenaikan suku bunga dan pengetatan kebijakan moneter yang mungkin dilakukan oleh Fed.

Jika Powell memberikan indikasi bahwa Fed akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang tinggi atau memperketat kebijakan moneter untuk menanggapi inflasi, ini bisa memberikan dukungan bagi Dolar AS. Sebaliknya, jika Powell memberikan sinyal bahwa Fed mungkin akan mengurangi laju kenaikan suku bunga atau mengambil kebijakan yang lebih dovish, Dolar AS berpotensi melemah lebih lanjut.

Sebagai tambahan, jika Powell mengungkapkan pandangannya mengenai risiko-risiko yang dihadapi ekonomi AS, seperti ketegangan perdagangan internasional atau potensi resesi, hal ini juga dapat mempengaruhi sentimen pasar dan pergerakan Dolar.

Dampak Kebijakan Suku Bunga terhadap Nilai Dolar

Kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh Federal Reserve selalu menjadi faktor utama dalam menentukan nilai tukar Dolar AS. Ketika suku bunga AS tinggi, Dolar AS cenderung menguat karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi dari instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah AS, seperti obligasi. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, Dolar AS bisa melemah karena investor mencari peluang investasi yang lebih menguntungkan di luar AS.

Saat ini, pasar memantau dengan cermat kebijakan suku bunga yang akan diambil oleh Fed di masa depan. Jika Fed memberikan sinyal bahwa mereka akan terus memperketat kebijakan moneter untuk menahan inflasi, ini bisa mendukung Dolar AS. Sebaliknya, kebijakan yang lebih longgar atau dovish dapat memicu pelemahan Dolar AS, yang akan berdampak langsung pada Indeks Dolar.

Pergerakan DXY: Peluang untuk Tren Jangka Pendek

Meskipun Indeks Dolar AS menunjukkan tanda-tanda kelemahan dengan penurunan ke bawah level 108,30 dan dominasi penjual di pasar, pergerakan ini mungkin hanya bersifat sementara. DXY yang bertahan di atas SMA 20 hari menunjukkan bahwa ada potensi untuk pergerakan korektif di masa mendatang. Namun, jika penurunan terus berlanjut dan DXY gagal bertahan di atas level 108,00, maka kemungkinan besar pasar akan melanjutkan tren bearish.

Selain itu, kesaksian Jerome Powell di hadapan Kongres dan perkembangan kebijakan suku bunga di masa mendatang akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi arah pergerakan Dolar. Pelaku pasar akan terus memantau indikator teknikal dan komentar dari pejabat Fed untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang potensi pergerakan Dolar AS.

Kesimpulan

Indeks Dolar AS (DXY) menghadapi tekanan di tengah reaksi pasar terhadap data ekonomi yang beragam dan kekhawatiran tentang kebijakan tarif baru. Penurunan ini juga didorong oleh momentum bearish yang tercermin dalam indikator RSI dan pergerakan DXY yang bertahan di bawah level penting 108,00. Fokus pelaku pasar kini beralih ke kesaksian Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Kongres, yang diharapkan memberikan pandangan tentang kebijakan suku bunga di masa depan. Keputusan Fed dan perkembangan terkait suku bunga akan menjadi penentu utama dalam arah pergerakan Dolar AS ke depan.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!