
Bestprofit | Dolar AS Melemah Setelah Trump Isyaratkan Kesepakatan
Bestprofit (21/2) – Pada Kamis (20/2), Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja Dolar AS terhadap enam mata uang utama, melanjutkan penurunannya dan terpantau merosot mendekati level 106,30. Penurunan ini terjadi setelah pengumuman dari Presiden AS, Donald Trump, yang menyebutkan potensi kemajuan dalam kesepakatan perdagangan dengan China. Pengumuman ini memberikan sedikit kelegaan bagi pasar yang sebelumnya dihantui ketidakpastian mengenai kebijakan tarif. Meskipun ada sedikit penurunan ketegangan terkait perdagangan, berbagai data ekonomi AS yang kurang baik dan komentar beragam dari Federal Reserve (Fed) tetap memengaruhi sentimen pasar dan menjaga para pedagang tetap berhati-hati.
Pelemahan Dolar Terjadi Setelah Harapan Kesepakatan Perdagangan
Dolar AS mengalami penurunan yang signifikan setelah pengumuman dari Presiden Trump mengenai potensi kemajuan dalam kesepakatan perdagangan dengan China. Perundingan antara kedua negara besar tersebut telah menjadi fokus utama pasar global, dengan kekhawatiran mengenai dampak tarif yang telah diberlakukan pada ekonomi global. Ketika Trump memberikan sinyal positif mengenai potensi kemajuan, pasar merespons dengan harapan bahwa ketegangan perdagangan bisa mereda. Hal ini memberi dorongan sementara pada sentimen risiko, sehingga menekan permintaan terhadap dolar yang sebelumnya dianggap sebagai aset safe haven.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Namun, meskipun ada sedikit kelegaan atas pernyataan tersebut, sentimen pasar tetap dibayangi oleh ketidakpastian terkait kelanjutan kebijakan tarif dan dampaknya pada ekonomi global. Oleh karena itu, meskipun dolar AS tertekan seiring dengan pengumuman tersebut, pedagang tetap berhati-hati dan mempertahankan pandangan mereka yang cenderung defensif.
Indeks Dolar AS: Tekanan Berlanjut dengan Momentum Bearish
Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan tren penurunan yang berkelanjutan pada perdagangan Kamis, dengan penurunan lebih lanjut yang menyebabkan indeks jatuh di bawah level 106,50. Penurunan tersebut menciptakan momentum bearish yang semakin kuat, dengan indeks berjuang untuk dapat merebut kembali Simple Moving Average (SMA) 20 hari. Hal ini mencerminkan pelemahan yang terus berlangsung, dengan para pedagang mempertanyakan kemungkinan pemulihan dolar dalam jangka pendek.
Dalam analisis teknikal, indikator-indikator seperti Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) tetap berada di wilayah negatif, mengindikasikan bahwa tekanan jual masih terus mendominasi pasar. RSI yang berada di bawah level 30 mengindikasikan kondisi pasar yang tertekan dan menunjukkan bahwa dolar AS masih berisiko melanjutkan penurunan dalam waktu dekat.
Data Klaim Pengangguran AS yang Lemah dan Dampaknya terhadap Sentimen Dolar
Di sisi lain, data klaim pengangguran AS yang lebih lemah turut memberikan kontribusi pada pelemahan dolar. Klaim pengangguran yang lebih tinggi dari yang diperkirakan menambah kekhawatiran mengenai kondisi pasar tenaga kerja di AS. Data ini menjadi faktor yang memperburuk sentimen negatif terhadap dolar, yang sebelumnya telah tertekan oleh ketidakpastian perdagangan global. Lemahnya data klaim pengangguran dapat memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan mempertimbangkan kebijakan yang lebih dovish dalam menghadapai potensi perlambatan ekonomi AS.
Pernyataan dari pejabat Fed juga turut mempengaruhi persepsi terhadap dolar. Beberapa komentar dari anggota Fed yang berbeda terkait prospek ekonomi AS menunjukkan pandangan yang bervariasi mengenai arah kebijakan suku bunga. Ketidakpastian mengenai kebijakan moneter yang akan diambil oleh Fed menciptakan kekhawatiran di pasar, karena para investor belum memiliki gambaran yang jelas tentang apakah Fed akan lebih agresif dalam mengurangi suku bunga atau akan mempertahankan kebijakan yang lebih ketat.
Level Support dan Resistance: Indikasi Teknikal Indeks Dolar AS
Melihat lebih jauh dalam analisis teknikal, Indeks Dolar AS (DXY) mengalami kesulitan untuk menembus level resistance di sekitar 107,50. Level ini menjadi titik penting bagi dolar, di mana jika dolar berhasil menembus zona tersebut, kemungkinan besar dapat mengubah momentum negatif menjadi lebih bullish. Namun, dengan tekanan jual yang terus berlanjut, Indeks Dolar AS tetap kesulitan untuk menguat, bahkan setelah penurunan signifikan di bawah level 106,50.
Indeks tersebut saat ini terjebak dalam zona bearish, dengan SMA 20 hari yang berada di bawah harga saat ini menjadi indikasi bahwa momentum penurunan mungkin akan terus berlanjut. Penurunan tajam yang terjadi di bawah SMA 100 hari di level 106,30 memberikan sinyal bahwa penurunan lebih lanjut bisa terjadi, dengan level support berikutnya yang signifikan berada di sekitar 106,00.
Sentimen Pasar dan Perhatian terhadap Perkembangan Kebijakan Federal Reserve
Dalam jangka pendek, pasar cenderung memperhatikan perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan Federal Reserve, terutama terkait dengan keputusan suku bunga dan pandangan ekonomi dari para pejabat Fed. Beberapa anggota Fed yang lebih hawkish mungkin mendorong dolar untuk menguat, sementara para pejabat yang lebih dovish dapat menambah tekanan pada dolar AS.
Selain itu, para pedagang juga akan terus mengamati perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan China. Kesepakatan perdagangan yang sukses dapat memberikan dorongan lebih lanjut terhadap sentimen risiko dan mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti dolar AS. Namun, jika ketegangan perdagangan kembali meningkat, dolar AS dapat kembali menjadi pilihan utama bagi para investor yang mencari perlindungan dari ketidakpastian global.
Kesimpulan: Proyeksi Dolar AS ke Depan
Secara keseluruhan, Indeks Dolar AS (DXY) berada dalam tren penurunan yang kuat, dengan berbagai faktor ekonomi, teknikal, dan geopolitik yang mempengaruhi pergerakannya. Meskipun ada sedikit kelegaan setelah pengumuman kemajuan dalam kesepakatan perdagangan antara AS dan China, data ekonomi AS yang lemah dan pernyataan beragam dari Federal Reserve terus menjaga sentimen pasar tetap hati-hati terhadap dolar.
Pelemahan dolar dapat berlanjut jika Indeks Dolar AS gagal merebut kembali level resistance 107,50 dan terus berada di bawah tekanan. Perhatian pasar akan tertuju pada perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan moneter dari Fed dan kesepakatan perdagangan AS-China, yang akan menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan dolar AS ke depan.