Bestprofit (3/1) – Pada hari Kamis, 2 Januari 2025, Dolar AS mengalami penurunan tipis, meskipun tetap diperdagangkan dekat dengan level tertinggi dalam dua tahun yang tercatat sebelumnya. Sementara para pedagang memasuki tahun baru dengan sentimen hati-hati, faktor-faktor fundamental tetap memberikan dukungan kuat terhadap mata uang greenback. Dengan sikap Federal Reserve yang lebih agresif dan ekspektasi terhadap pemerintahan Donald Trump yang akan datang, dolar AS diperkirakan tetap akan tetap diminati dalam jangka pendek.
Pada pukul 04:45 ET (09:45 GMT), Indeks Dolar, yang melacak kinerja greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia, diperdagangkan 0,1% lebih rendah menjadi 108,215. Meski mengalami pelemahan kecil, dolar AS tetap berada di dekat level tertinggi dua tahun yang tercatat pada hari Selasa sebelumnya. Meskipun terdapat sedikit koreksi, banyak analis yang berpendapat bahwa dolar akan tetap kuat sepanjang tahun 2025.
Mengapa Dolar AS Tetap Mendekati Level Tertinggi?
Pada tahun 2024, indeks dolar AS mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 7%, yang mencerminkan bagaimana para pedagang secara drastis memangkas ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve setelah pertemuan penetapan kebijakan bulan Desember. Bank sentral AS, yang telah memperketat kebijakan moneter selama beberapa tahun terakhir untuk melawan inflasi yang tinggi, menunjukkan proyeksi yang jauh lebih hawkish (agresif) dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Hal ini memberikan keyakinan kepada pasar bahwa dolar AS akan tetap kuat setidaknya dalam jangka pendek.
Pada pertemuan kebijakan Desember 2024, Federal Reserve hanya memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada tahun 2025. Angka ini sangat berbeda dengan empat kali pemangkasan yang sebelumnya diprediksi pada bulan September 2024. Keputusan tersebut, yang menunjukkan penurunan ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter, memperkuat posisi dolar.
Dolar dan Kebijakan Fed yang Agresif
Sikap lebih hawkish dari Federal Reserve telah memberikan dampak yang besar pada pasar keuangan global. Ketika suku bunga tetap tinggi atau hanya mengalami pemangkasan terbatas, daya tarik dolar AS sebagai aset yang aman dan menguntungkan meningkat. Ini karena suku bunga yang tinggi meningkatkan return yang diperoleh investor yang memegang aset dalam dolar, seperti obligasi pemerintah AS dan instrumen berbunga lainnya.
Selain itu, kenaikan suku bunga di AS juga menarik investor asing, yang tertarik dengan peluang imbal hasil yang lebih tinggi di pasar AS. Pada 2025, meskipun ada sedikit penurunan proyeksi suku bunga, masih ada ekspektasi bahwa suku bunga tetap relatif tinggi dibandingkan dengan bank sentral utama lainnya, seperti European Central Bank (ECB) atau Bank of Japan (BoJ). Hal ini memperkuat permintaan terhadap dolar AS, baik dari investor global maupun negara-negara yang berusaha menjaga cadangan devisa mereka dalam dolar.
Dampak Pemerintahan Trump pada Dolar AS
Selain kebijakan moneter, ekspektasi terhadap kebijakan fiskal di bawah pemerintahan Donald Trump juga turut memberikan dukungan terhadap dolar AS. Dengan pelantikan Trump yang semakin dekat, banyak yang memperkirakan bahwa kebijakan ekonomi yang akan diterapkan oleh pemerintahannya akan bersifat pro-pertumbuhan dan mendukung inflasi, yang pada gilirannya bisa menguntungkan dolar.
Kebijakan-kebijakan yang diperkirakan akan diterapkan oleh Trump, seperti pemotongan pajak yang lebih besar, pelonggaran regulasi, serta peningkatan tarif impor, bisa meningkatkan ketidakpastian ekonomi global, tetapi pada saat yang sama dapat memperkuat prospek ekonomi AS dalam jangka panjang. Kenaikan tarif impor yang lebih tinggi, misalnya, dapat menciptakan ketegangan perdagangan, tetapi juga dapat mendongkrak harga barang-barang domestik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan inflasi dan memberikan keuntungan bagi dolar AS sebagai mata uang yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Selain itu, Trump juga diperkirakan akan mengurangi pembatasan di sektor-sektor tertentu, seperti energi dan industri, yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi AS. Kebijakan ini bisa mendukung daya tarik investasi di AS, mengarah pada permintaan yang lebih besar untuk dolar, dan memberikan dorongan tambahan bagi mata uang greenback.
Proyeksi Dolar di Tahun 2025
Dolar diperkirakan akan terus diminati sepanjang tahun 2025. Dengan Federal Reserve yang mempertahankan sikap yang relatif hawkish dan pemerintahan Trump yang kemungkinan akan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung inflasi dan pertumbuhan ekonomi, dolar AS akan tetap menjadi mata uang yang menarik bagi investor. Selain itu, mengingat ketidakpastian politik dan ekonomi di luar AS, banyak pelaku pasar yang cenderung akan mencari perlindungan dalam bentuk dolar, yang dianggap sebagai aset safe haven.
Namun, meskipun dolar diperkirakan tetap kuat, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakannya. Salah satunya adalah kebijakan moneter dari bank-bank sentral utama lainnya, seperti ECB dan BoJ. Jika bank-bank sentral tersebut mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan suku bunga atau melakukan pengetatan moneter, ini dapat memberikan tekanan pada dolar AS. Selain itu, pergerakan harga energi dan komoditas lainnya juga dapat mempengaruhi dolar, karena AS adalah negara penghasil energi besar, dan fluktuasi harga minyak atau gas dapat berdampak pada neraca perdagangan dan ekonomi AS.
Fokus Pasar Pada Rilis Data Ekonomi AS
Seiring berjalannya tahun 2025, pasar akan terus memperhatikan perkembangan ekonomi AS melalui berbagai rilis data ekonomi yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kekuatan ekonomi negara tersebut. Salah satu rilis data yang paling dinanti adalah angka pengangguran mingguan, yang akan memberikan gambaran tentang kondisi pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang rendah dapat memperkuat ekspektasi bahwa ekonomi AS tetap sehat, mendukung permintaan untuk dolar.
Selain itu, data terkait sektor manufaktur, seperti angka PMI manufaktur S&P Global untuk bulan Desember, juga akan menjadi perhatian utama. Sektor manufaktur yang kuat sering kali menjadi indikasi bahwa perekonomian AS berada dalam kondisi yang baik, yang dapat memperkuat prospek dolar AS di pasar global.
Kesimpulan: Dolar AS Masih Menjaga Kekuatan di 2025
Meskipun mengalami sedikit pelemahan pada awal tahun 2025, dolar AS diperkirakan akan tetap mendekati level tertinggi dua tahun dan tetap kuat dalam jangka pendek. Dukungan utama bagi dolar berasal dari kebijakan moneter agresif Federal Reserve yang cenderung mempertahankan suku bunga tinggi, serta ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan yang akan diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump.
Para investor dan pelaku pasar akan terus memantau perkembangan ekonomi AS, termasuk data pengangguran dan sektor manufaktur, untuk menentukan apakah dolar AS dapat mempertahankan kekuatannya atau jika ada faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakannya. Namun, dengan latar belakang kebijakan yang ada, dolar AS tetap akan menjadi mata uang yang diminati dalam beberapa waktu ke depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!