
Bestprofit | Dolar AS Tertekan Tarif Tambahan untuk Tiongkok
Bestprofit (9/4) – Pada Selasa (9 April), Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, diperdagangkan mendekati wilayah 103,00, mencatatkan penguatan signifikan. Kenaikan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk data pasar tenaga kerja yang optimis yang dirilis minggu lalu, serta pernyataan dari Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer yang memberi gambaran tentang diskusi perdagangan yang aktif dengan hampir 50 negara. Namun, meskipun dolar menguat, tekanan jual muncul kembali setelah AS mengonfirmasi penerapan tarif tambahan terhadap impor Tiongkok. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan Indeks Dolar AS pada 9 April, serta dampaknya terhadap pasar dan hubungan perdagangan internasional.
1. Pengaruh Data Tenaga Kerja yang Optimis terhadap Kekuatan Dolar AS
Salah satu faktor utama yang mendukung penguatan dolar pada 9 April adalah data pasar tenaga kerja AS yang positif yang dirilis pada minggu sebelumnya. Data ketenagakerjaan yang lebih baik dari yang diperkirakan menunjukkan bahwa ekonomi AS masih tetap tangguh, meskipun ada ketegangan perdagangan global yang berlangsung. Tingkat pengangguran yang rendah dan penambahan lapangan kerja yang stabil memberi sinyal bahwa perekonomian AS tetap berada dalam jalur yang sehat.
Optimisme ini memberikan dorongan bagi dolar, yang cenderung menguat ketika ada indikasi bahwa perekonomian AS menunjukkan kinerja yang kuat. Seiring dengan angka ketenagakerjaan yang membaik, investor cenderung lebih percaya diri terhadap potensi ekonomi AS dan beralih ke dolar sebagai aset yang lebih aman. Kekuatan dolar ini tercermin dalam penguatan Indeks Dolar AS (DXY), yang mendekati level 103,00 pada hari Selasa.
Bestprofit | Dolar terguncang oleh tarif Trump
2. Pernyataan USTR Jamieson Greer Memperkuat Sentimen Positif terhadap Dolar
Pernyataan dari Jamieson Greer, Perwakilan Dagang AS (USTR), juga memberikan sentimen positif terhadap dolar pada hari Selasa. Dalam kesaksiannya di hadapan Komite Keuangan Senat, Greer menyatakan bahwa AS sedang terlibat dalam diskusi tarif dengan hampir 50 negara. Ini memberikan gambaran tentang keterlibatan AS dalam membahas kebijakan perdagangan dengan banyak mitra dagangnya, yang dapat memberikan peluang untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk AS, terutama dalam sektor pertanian.
Pernyataan ini membantu meredakan kekhawatiran pasar mengenai dampak perang dagang yang sedang berlangsung, dan mendukung pandangan bahwa AS dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang lebih menguntungkan. Meskipun tidak ada jadwal pasti yang diberikan terkait dengan negosiasi ini, optimisme tentang prospek perdagangan tetap memberikan dorongan bagi dolar. Dolar cenderung menguat dalam situasi yang menunjukkan bahwa ekonomi AS dapat mengakses pasar global dengan lebih baik, dan sentimen positif ini tercermin dalam penguatan DXY.
Kunjungi juga : bestprofit futures
3. Tarif Tambahan atas Impor Tiongkok Menghadirkan Tekanan Jual terhadap Dolar
Meskipun dolar menguat pada awal sesi, tekanan jual kembali muncul setelah konfirmasi dari AS mengenai penerapan tarif tambahan terhadap barang-barang impor dari Tiongkok. Pada 9 April, AS mengonfirmasi bahwa tarif baru akan diberlakukan atas produk Tiongkok sebagai bagian dari langkah balasan terhadap kebijakan tarif yang diterapkan oleh Tiongkok terhadap ekspor AS.
Peningkatan tarif ini, yang dapat mencapai 50% pada beberapa produk Tiongkok, meningkatkan ketegangan dalam hubungan perdagangan antara kedua negara terbesar dunia ini. Tiongkok, yang telah menanggapi kebijakan AS dengan penerapan tarif sebesar 34% atas ekspor AS, tetap bersikukuh menolak untuk melanjutkan negosiasi. Ketegangan yang semakin memuncak ini memberikan dampak negatif bagi pasar global dan menyebabkan ketidakpastian yang lebih besar.
Investor yang melihat potensi dampak negatif dari eskalasi tarif ini terhadap ekonomi global mulai mengurangi eksposur mereka terhadap aset berisiko, dan dolar AS pun mengalami penurunan setelah pengumuman tersebut. Meskipun dolar cenderung menguat di tengah ketidakpastian, tarif tambahan terhadap Tiongkok menunjukkan bahwa ketegangan perdagangan mungkin masih akan berlanjut lebih lama, yang memberikan tekanan pada sentimen pasar secara keseluruhan.
4. Optimisme Terhadap Perdagangan, Terutama untuk Sektor Pertanian
Salah satu aspek yang memberi sedikit harapan di tengah ketegangan perdagangan adalah potensi ekspansi akses pasar bagi produk-produk pertanian AS. USTR Greer menyatakan bahwa salah satu fokus utama dalam diskusi tarif adalah perluasan akses pasar bagi produk pertanian, yang sangat penting bagi perekonomian AS, terutama petani.
Namun, meskipun ada potensi ini, Greer tidak memberikan jadwal yang jelas mengenai kapan kesepakatan dapat tercapai. Hal ini menciptakan ketidakpastian tambahan, meskipun pasar menerima optimisme awal bahwa diskusi tarif dapat membuka peluang baru untuk sektor pertanian. Jika kesepakatan ini tercapai, hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi perekonomian AS, dan memberikan sentimen positif terhadap dolar. Namun, ketidakjelasan tentang waktu kesepakatan ini tetap memberikan tantangan bagi pasar.
5. Keterlibatan Presiden Trump dalam Negosiasi Tarif
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengonfirmasi bahwa Presiden Donald Trump akan terlibat langsung dalam pembicaraan mendatang mengenai kebijakan tarif. Keterlibatan langsung Presiden Trump dapat menambah intensitas negosiasi dan memberikan sinyal bahwa AS berkomitmen untuk memastikan bahwa kebijakan tarif dapat mendukung kepentingan ekonomi domestik.
Namun, di sisi lain, Sekretaris Pers Trump, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa jika Tiongkok terus memberlakukan tarif tinggi terhadap ekspor AS, maka AS akan menambah bea masuk 50% lagi untuk barang-barang impor dari Tiongkok. Ini semakin memperparah ketegangan perdagangan dan memberikan dampak negatif terhadap pasar yang sudah menghadapi ketidakpastian. Meskipun langkah ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan pada Tiongkok, hal itu juga dapat meningkatkan risiko eskalasi lebih lanjut yang akan mempengaruhi hubungan perdagangan global dan stabilitas ekonomi dunia.
6. Potensi Pembalasan dari Mitra Dagang Internasional
Sejalan dengan ketegangan yang semakin meningkat, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, memperingatkan tentang potensi pembalasan yang akan diambil oleh negara-negara mitra dagang AS jika tidak ada resolusi yang dicapai dalam pembicaraan perdagangan. Ancaman pembalasan ini menambah ketidakpastian di pasar, yang dapat mempengaruhi aliran perdagangan dan arus investasi global.
Jika kebijakan tarif AS terus berlanjut tanpa resolusi yang jelas, hal itu dapat mengurangi kepercayaan pasar dan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian ini cenderung menyebabkan investor mencari aset yang lebih aman, seperti emas atau obligasi pemerintah AS, sementara dolar mungkin tetap mengalami volatilitas yang cukup besar seiring dengan perkembangan ketegangan ini.
7. Kesimpulan: Ketidakpastian Terus Memengaruhi Pergerakan Dolar AS
Indeks Dolar AS pada 9 April mencerminkan ketidakpastian yang masih membayangi pasar global akibat ketegangan perdagangan yang berlanjut antara AS dan Tiongkok. Penguatan dolar pada awal sesi didorong oleh data pasar tenaga kerja yang positif dan pernyataan optimistis mengenai perdagangan, tetapi tekanan jual muncul kembali setelah AS mengonfirmasi tarif tambahan terhadap Tiongkok. Ketidakpastian ini, ditambah dengan potensi pembalasan dari mitra dagang lainnya, menciptakan lingkungan pasar yang tidak menentu.
Meskipun ada potensi untuk dolar AS menguat di tengah ketidakpastian, hubungan perdagangan global yang semakin kompleks dan kebijakan tarif yang agresif akan terus mempengaruhi pergerakan dolar ke depannya. Pasar akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, karena keputusan-keputusan perdagangan yang diambil dalam beberapa minggu ke depan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap prospek ekonomi AS dan pasar global.