Blog
- Home
- Blog
BPF Malang

- 07/04/2025
- 0 Comments
Bestprofit | Dolar terguncang oleh tarif Trump
Bestprofit (7/4) – Pada hari Senin, sebagian besar mata uang Asia melemah, dengan dolar AS juga mengalami penurunan, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan resesi ekonomi di Amerika Serikat dan gangguan ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Mata uang utama seperti yuan Tiongkok, won Korea Selatan, dan dolar Australia merosot tajam, sementara yen Jepang menguat di tengah kekhawatiran terhadap gejolak ekonomi global. Artikel ini akan membahas dampak dari kebijakan tarif Trump terhadap pasar mata uang Asia, serta respons Tiongkok dan negara-negara lain terhadap kebijakan tersebut.
Mata Uang Asia Melemah Akibat Tarif Trump
Tarif perdagangan yang dikenakan oleh Presiden Donald Trump terhadap sejumlah negara ekonomi utama telah mengguncang pasar mata uang global. Pada hari Senin, sebagian besar mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Kebijakan proteksionis Trump yang berkelanjutan telah memicu ketidakpastian di pasar global, yang berimbas pada pelemahan mata uang negara-negara Asia.
Bestprofit | Dolar AS Stabil Setelah Data dan Tarif
Ketegangan perdagangan yang semakin meningkat dan rencana tarif baru yang diumumkan Trump memperburuk pandangan para investor terhadap prospek ekonomi global. Banyak analis memprediksi bahwa kebijakan ini dapat menyebabkan resesi di beberapa negara besar, termasuk AS, yang pada gilirannya berdampak pada pasar mata uang dan perdagangan internasional.
Namun, meskipun kebijakan proteksionisme biasanya dapat menguntungkan dolar AS dalam jangka pendek, saat ini, dolar justru terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran tentang resesi ekonomi AS yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump. Selain itu, pasar semakin memperkirakan bahwa Federal Reserve akan lebih agresif dalam memotong suku bunga untuk mengimbangi dampak negatif dari kebijakan tersebut, yang pada gilirannya menekan nilai dolar.
Yuan Tiongkok Melemah Setelah Beijing Membalas Tarif Trump
Salah satu dampak paling signifikan dari kebijakan tarif Trump adalah pelemahan yuan Tiongkok. Pasangan mata uang USDCNY naik 0,4% pada hari Senin, mencatatkan level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Pelemahan yuan ini terjadi setelah Beijing membalas tarif yang dikenakan oleh Trump dengan menaikkan bea masuk sebesar 34% pada barang-barang AS. Tiongkok, yang merupakan salah satu negara yang paling terdampak oleh kebijakan tarif AS, kini menghadapi tarif kumulatif sebesar 54% atas ekspornya ke Amerika Serikat.
Langkah balasan Tiongkok ini menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan kedua negara dan menambah ketidakpastian di pasar global. Tiongkok, yang ekonominya sangat bergantung pada ekspor, kini menghadapi tantangan besar. Dalam upaya untuk mengurangi dampak tarif ini, Beijing kemungkinan akan mengambil langkah-langkah stimulus ekonomi dan pelonggaran moneter lebih lanjut, yang dapat menekan nilai yuan lebih lanjut.
Namun, pelonggaran moneter juga membawa konsekuensi negatif. Selain menekan yuan, kebijakan tersebut dapat meningkatkan ketegangan inflasi dan memperburuk ketergantungan Tiongkok pada kebijakan stimulus untuk mendukung pertumbuhannya. Hal ini dapat memperburuk ketidakpastian di pasar global dan mempengaruhi sentimen investor terhadap mata uang Asia.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Dolar AS Tertekan oleh Kekhawatiran Resesi dan Pemotongan Suku Bunga
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka bergerak sedikit dalam perdagangan Asia pada hari Senin, setelah sebelumnya merosot ke level terendah dalam enam bulan. Penurunan ini terjadi setelah Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif besar-besaran terhadap beberapa negara ekonomi utama, yang akan dimulai pada 9 April. Meskipun kebijakan tarif ini dimaksudkan untuk menekan negara-negara lain agar menurunkan tarif mereka terhadap barang-barang Amerika, pasar cemas bahwa kebijakan ini akan memperburuk pertumbuhan ekonomi global, termasuk di AS.
Selain dampak dari kebijakan tarif, kekhawatiran pasar juga meningkat terkait kemungkinan resesi ekonomi di AS. Pasar kini memperkirakan bahwa Federal Reserve akan melakukan lebih banyak pemotongan suku bunga untuk merespons dampak negatif dari kebijakan tarif Trump. Hal ini semakin menekan nilai dolar, karena imbal hasil obligasi Treasury AS anjlok akibat ekspektasi terhadap suku bunga yang lebih rendah.
Trump sendiri tampaknya tidak terganggu oleh penurunan pasar global yang terjadi, dengan menyebut tarif yang dikenakan terhadap negara-negara lain sebagai “obat” bagi pasar. Pernyataan ini mencerminkan keyakinannya bahwa kebijakan tarif akan memperbaiki defisit perdagangan AS dan menguntungkan ekonomi Amerika dalam jangka panjang, meskipun banyak analis meragukan hal ini.
Yen Jepang Menguat sebagai Safe Haven
Di tengah kekhawatiran terhadap dampak tarif Trump, yen Jepang menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat. Yen sempat mencapai level tertinggi dalam enam bulan terhadap dolar AS, mencerminkan permintaan yang lebih tinggi terhadap aset safe haven. Para investor yang khawatir terhadap ketidakpastian ekonomi global beralih ke yen sebagai perlindungan terhadap potensi gejolak pasar.
Yen Jepang juga mendapat dukungan dari data upah yang kuat, yang meningkatkan harapan pasar bahwa Bank of Japan (BoJ) akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga di masa mendatang. Meskipun BoJ telah menerapkan kebijakan suku bunga rendah untuk merangsang ekonomi Jepang, data ekonomi yang positif dapat memberikan ruang bagi BoJ untuk mengevaluasi kebijakan moneternya lebih lanjut.
Dolar Australia dan Won Korea Selatan Tertekan
Mata uang lain di kawasan Asia juga merasakan dampak dari kebijakan tarif Trump. Dolar Australia (AUD) mengalami penurunan 0,3% terhadap dolar AS pada hari Senin. Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, memperingatkan bahwa ekonomi negara tersebut dapat terpengaruh oleh tarif AS, mengingat Australia memiliki keterkaitan ekonomi yang erat dengan Tiongkok. Selain itu, Chalmers juga memperkirakan bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) kemungkinan akan memangkas suku bunga lebih lanjut untuk meredam dampak negatif dari ketegangan perdagangan global.
Sementara itu, won Korea Selatan (KRW) naik 0,5% terhadap dolar AS, meskipun tetap berada dalam tren melemah. Korea Selatan, yang juga memiliki ketergantungan besar pada ekspor, dapat merasakan dampak langsung dari tarif AS terhadap perdagangan internasional, terutama dengan Tiongkok sebagai mitra dagang utama.
India Tidak Merencanakan Pembalasan
Meskipun banyak negara Asia lainnya mengambil langkah-langkah untuk membalas kebijakan tarif Trump, India memilih untuk tidak merencanakan pembalasan langsung terhadap tarif yang dikenakan oleh AS. Laporan mengatakan bahwa India sedang menjalani pembicaraan perdagangan dengan Washington dan tidak ingin memperburuk ketegangan yang ada. Meskipun begitu, India tetap menghadapi tantangan dalam menghadapi dampak dari tarif tersebut, terutama terkait dengan sektor-sektor ekspor yang terpengaruh oleh kebijakan proteksionis.
Kesimpulan
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump telah memberikan dampak signifikan terhadap pasar mata uang Asia dan ekonomi global secara keseluruhan. Meskipun kebijakan proteksionisme ini dimaksudkan untuk memperbaiki defisit perdagangan AS, namun dampaknya terhadap ekonomi global, termasuk potensi resesi di AS, telah mengguncang pasar mata uang. Yuan Tiongkok, dolar Australia, dan won Korea Selatan mengalami pelemahan, sementara yen Jepang menguat sebagai aset safe haven.
Ke depan, respons dari Tiongkok, Jepang, dan negara-negara lainnya terhadap kebijakan tarif Trump akan terus mempengaruhi dinamika pasar mata uang di kawasan Asia dan global.
MAPS LOCATION
DISCLAIMER
Seluruh materi atau konten yang di dalam website ini hanya bersifat informatif saja. dan tidak di maksudkan sebagai pegangan serta keputusan dalam investasi atau jenis transaksi lainya. kami tidak bertanggung jawab atas segala akibat yang timbul dari penyajian konten tersebut. Semua pihak yang mengunjungi website ini harus membaca Terms Of Service (Syarat dan Ketentuan Layanan) terlebih dahulu dan dihimbau untuk melakukan analisis secara independen serta memperoleh saran dari pada ahli dibidangnya. Dan kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT BPF dan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan Transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT BESTPROFIT FUTURES, Bukan atas nama INDIVIDU