Bestprofit (6/12) – Pada hari Kamis (5/12), dolar AS mengalami penurunan kecil menjelang rilis data ketenagakerjaan yang akan dirilis pada hari Jumat. Indeks Dolar AS, yang melacak nilai tukar greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, tercatat turun 0,1% pada level 106,180. Penurunan dolar ini terjadi di tengah ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) dan laporan ketenagakerjaan yang semakin mendekat. Di sisi lain, euro sedikit menguat meskipun tengah menghadapi krisis politik di Prancis, yang menambah ketegangan di kawasan Eropa.
Penurunan Dolar AS: Apa yang Mendorongnya?
Dolar AS sedikit melemah pada Kamis (5/12) meskipun sebelumnya sempat menguat dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan dolar adalah data ekonomi AS yang menunjukkan adanya tanda-tanda pelambatan dalam beberapa sektor utama. Terutama, laporan yang menunjukkan bahwa gaji bulanan sektor swasta tumbuh lebih lambat dari perkiraan dan aktivitas sektor jasa di AS melambat pada bulan November.
Meskipun pasar kerja AS secara keseluruhan masih kuat, penurunan dalam sektor jasa dan lambatnya pertumbuhan upah dapat memberikan gambaran bahwa ekonomi AS mungkin mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Ini berpotensi memengaruhi kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed ke depan, terutama terkait dengan penurunan suku bunga yang sedang ditunggu oleh pasar.
Proyeksi Kebijakan The Fed: Suku Bunga yang Lebih Lambat
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, baru-baru ini menyatakan bahwa kondisi ekonomi AS lebih kuat dari yang diperkirakan oleh bank sentral pada bulan September. Powell menyarankan bahwa meskipun inflasi masih menjadi perhatian utama, laju penurunan suku bunga akan lebih lambat dibandingkan ekspektasi sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada peluang untuk penurunan suku bunga pada bulan Desember, kecepatan penurunan tersebut mungkin lebih bertahap.
Pasar saat ini masih mengharapkan penurunan suku bunga pada bulan Desember, meskipun harapan tersebut sedikit menurun setelah data ekonomi terbaru menunjukkan sinyal ketahanan dalam ekonomi AS. Data klaim pengangguran yang dirilis sebelumnya tetap menunjukkan angka yang rendah, namun para analis memperkirakan laporan gaji nonpertanian (NFP) pada hari Jumat akan menjadi indikator yang lebih penting untuk menentukan arah kebijakan The Fed.
Klaim Pengangguran dan Data NFP: Mengarah ke Keputusan Suku Bunga?
Sementara klaim pengangguran mingguan tetap rendah, yang menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja, laporan NFP yang akan datang pada hari Jumat diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tren ketenagakerjaan di AS. Sejumlah analis mencatat bahwa meskipun data klaim pengangguran awal tetap menunjukkan tingkat yang rendah, pergerakan dolar ke depannya akan sangat bergantung pada hasil dari laporan ketenagakerjaan tersebut.
Analis di ING mengungkapkan bahwa meskipun klaim pengangguran menunjukkan tingkat yang sehat, data pekerjaan NFP yang akan dirilis pada hari Jumat memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dalam memengaruhi arah dolar AS di masa depan. Jika data ketenagakerjaan menunjukkan hasil yang lebih kuat dari ekspektasi, hal ini dapat memperkuat posisi dolar AS dan mengurangi ekspektasi terhadap penurunan suku bunga yang cepat oleh The Fed.
Euro Menguat Meski Ada Krisis Politik di Prancis
Sementara dolar AS sedikit melemah, euro berhasil menguat pada hari Kamis meskipun tengah menghadapi ketegangan politik yang cukup besar di Prancis. EUR/USD tercatat naik 0,2% menjadi 1,0532, setelah sebelumnya sempat terpuruk hingga mencapai level terendah dua tahun di 1,0331 pada akhir November.
Kenaikan euro ini terjadi meskipun Prancis tengah menghadapi ketidakstabilan politik, yang puncaknya adalah pengunduran diri Perdana Menteri Prancis, Michel Barnier, setelah kalah dalam mosi tidak percaya pada hari Rabu. Keputusan Barnier untuk mundur memunculkan ketidakpastian tentang masa depan pemerintahan Prancis, dan ini berpotensi memperburuk krisis fiskal yang sudah berlangsung di negara tersebut.
Dampak Krisis Politik di Prancis terhadap Ekonomi Eropa
Krisis politik yang terjadi di Prancis semakin memperburuk ketegangan politik di kawasan Eropa, khususnya terkait dengan pengelolaan fiskal negara tersebut. Prancis, sebagai ekonomi terbesar kedua di zona euro, memiliki defisit anggaran yang cukup besar, dan meskipun ada rencana pengurangan defisit, situasi politik yang tidak stabil berpotensi menghambat upaya tersebut.
Meskipun demikian, euro berhasil menguat pada hari Kamis, mungkin karena pasar menganggap bahwa krisis politik di Prancis tidak cukup signifikan untuk merusak sentimen terhadap mata uang tunggal Eropa secara keseluruhan. Beberapa analis mencatat bahwa meskipun ketegangan politik dapat memperlambat kemajuan pengendalian fiskal di Prancis, prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan euro secara keseluruhan tetap lebih baik daripada sebelumnya. Ini mungkin memberikan alasan bagi euro untuk menguat sedikit, meskipun ada ketidakpastian politik yang signifikan di negara anggota besar seperti Prancis.
Peran ECB dalam Menstabilkan Euro
Meskipun krisis politik di Prancis menjadi perhatian, kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB) juga turut memengaruhi pergerakan euro. ECB, seperti halnya The Fed, telah menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi kawasan euro dan mengendalikan inflasi. Beberapa bulan terakhir, ECB telah mengambil langkah-langkah untuk menaikkan suku bunga guna menanggulangi inflasi, yang berdampak pada nilai tukar euro terhadap mata uang utama lainnya.
Namun, di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global, ECB akan menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan kebijakan moneter yang ketat dengan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil. Oleh karena itu, meskipun euro menguat pada hari Kamis, pergerakan mata uang ini tetap rentan terhadap perubahan sentimen terhadap kebijakan ECB dan dinamika politik di negara-negara zona euro, khususnya Prancis.
Tantangan Global yang Mempengaruhi Dolar dan Euro
Pergerakan dolar AS dan euro pada Kamis (5/12) menunjukkan bahwa pasar masih sangat dipengaruhi oleh data ekonomi dan kebijakan moneter yang berasal dari kedua belah pihak. Dolar AS tertekan oleh penurunan data ekonomi terbaru yang menunjukkan penurunan laju pertumbuhan gaji dan aktivitas sektor jasa, yang memicu ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Sementara itu, euro sedikit menguat meskipun ada kekacauan politik di Prancis, yang menunjukkan bahwa pasar masih lebih memperhatikan faktor-faktor ekonomi jangka panjang daripada ketegangan politik di Eropa.
Kesimpulan
Pada perdagangan Kamis (5/12), dolar AS sedikit melemah menjelang data ketenagakerjaan yang lebih penting, sementara euro menguat meskipun tengah dilanda krisis politik di Prancis. Pergerakan kedua mata uang ini mencerminkan ketidakpastian yang sedang berlangsung dalam ekonomi global, dengan pasar yang menunggu perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan moneter The Fed dan ECB, serta situasi politik di Eropa. Data ketenagakerjaan yang akan dirilis pada hari Jumat akan menjadi kunci untuk menentukan arah dolar AS, sementara perkembangan lebih lanjut dalam krisis politik di Prancis juga dapat memengaruhi prospek euro ke depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!