BPF Malang

Image

Bestprofit | Reli Dolar Terus Berlanjut Usai Komentar Powell

Bestprofit (15/11) – Indeks Dolar Bloomberg Spot mencatatkan kenaikan sebesar 0,3% pada perdagangan terbaru, memperlihatkan kekuatan dolar yang semakin kokoh. Kenaikan ini seiring dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga. Pernyataan Powell ini membangkitkan kembali ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka panjang, yang pada gilirannya mendukung penguatan dolar dan imbal hasil Treasury jangka pendek.

Pernyataan Powell: Tidak Ada Alasan untuk Terburu-buru Menurunkan Suku Bunga

Dalam sebuah pernyataan yang telah disiapkan, Powell mengatakan bahwa “perekonomian tidak mengirimkan sinyal apa pun bahwa kita perlu terburu-buru menurunkan suku bunga.” Ketua Federal Reserve tersebut menekankan bahwa meskipun ada beberapa tekanan inflasi yang masih ada, kondisi perekonomian AS saat ini memberikan ruang bagi bank sentral untuk mendekati pengambilan keputusan kebijakan dengan hati-hati. Powell juga menambahkan bahwa “kekuatan yang saat ini kita lihat dalam perekonomian memberi kita kemampuan untuk mendekati keputusan kita dengan hati-hati.” Pernyataan ini datang setelah laporan data inflasi yang menunjukkan harga produsen AS meningkat pada bulan Oktober, dengan PPI (Producer Price Index) permintaan akhir naik sebesar 0,2% bulan ke bulan. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar, namun tetap memberikan sinyal bahwa inflasi tetap menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh Federal Reserve.
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Kenaikan Dolar dan Imbal Hasil Treasury Jangka Pendek

Menguatnya dolar dan imbal hasil Treasury jangka pendek berhubungan erat dengan keputusan dan pernyataan Powell yang menunjukkan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Pasar kini lebih memperkirakan bahwa kebijakan suku bunga tinggi akan tetap bertahan lebih lama dari yang sebelumnya diperkirakan. Kenaikan imbal hasil Treasury jangka pendek adalah sinyal bahwa investor semakin yakin terhadap ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama. Imbal hasil Treasury AS dua tahun, yang sering dijadikan acuan untuk kebijakan suku bunga jangka pendek, telah mengalami kenaikan seiring dengan penguatan dolar. Hal ini juga mencerminkan bahwa pasar obligasi semakin pesimis terhadap kemungkinan penurunan suku bunga yang cepat dari Federal Reserve.

Pasangan Mata Uang EUR/USD Terkoreksi, Tertekan oleh Dolar yang Menguat

Pergerakan mata uang juga menunjukkan dampak langsung dari pernyataan Powell dan penguatan dolar. Pasangan mata uang EUR/USD sempat turun ke bawah angka $1,05, mencapai level terendah dalam satu tahun sebelum akhirnya memangkas kerugian. Meski begitu, pasangan ini tetap turun 0,4% menjadi $1,0518, menunjukkan dampak signifikan dari penguatan dolar terhadap euro. Yusuke Miyairi, seorang ahli strategi mata uang di Nomura International Plc, menyatakan bahwa pasar “tidak cukup percaya diri untuk menguji EUR/USD lebih rendah dari 1,05 dengan sungguh-sungguh.” Ini menunjukkan bahwa meskipun dolar menguat, pasar masih ragu untuk melakukan penurunan lebih jauh terhadap euro, terutama mengingat ketidakpastian ekonomi di kawasan Eropa yang masih berlangsung.

GBP/USD Tertekan, Menghadapi Penurunan Mingguan Terpanjang dalam Sepuluh Tahun

Pasangan mata uang GBP/USD juga tertekan akibat penguatan dolar. Meskipun sempat memangkas kerugian dari level terendah hari ini, GBP/USD tetap diperdagangkan turun 0,4% pada level 1,2660. Hal ini menunjukkan bahwa dolar yang menguat memberi tekanan pada pound sterling, meskipun ada upaya untuk stabilisasi harga di level tersebut. Penting untuk dicatat bahwa pasangan GBP/USD tetap bersiap untuk mengalami penurunan mingguan ketujuh berturut-turut, yang merupakan penurunan terpanjang dalam satu dekade terakhir. Tren penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi jangka pendek, mata uang pound sterling terus berada di bawah tekanan, terutama karena faktor-faktor eksternal seperti penguatan dolar dan ketidakpastian ekonomi global.

Volatilitas Meningkat, Dolar dan Yen Menguat

Salah satu dampak utama dari pernyataan Powell adalah kenaikan pasangan USD/JPY yang naik 0,6% menjadi 156,35. Dolar yang menguat terhadap yen Jepang menunjukkan bahwa pasar semakin yakin dengan ekspektasi suku bunga yang tetap tinggi di AS, yang membedakan kebijakan moneter AS dari kebijakan yang lebih dovish di negara lain, termasuk Jepang. Kondisi ini menciptakan tekanan pada mata uang yen yang lebih lemah, memperbesar jarak antara kebijakan moneter di kedua negara. Selain itu, volatilitas pasar juga meningkat. Volatilitas satu tahun pada pasangan mata uang USD/JPY tercatat memanjang hingga 8,2950%, sebuah angka yang belum tercapai dalam setahun terakhir. Ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang semakin besar, dengan investor yang bersiap menghadapi potensi fluktuasi lebih lanjut dalam nilai tukar mata uang dan aset lainnya.

Reaksi Pasar Terhadap Keputusan Kebijakan Moneter The Fed

Reaksi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve, seperti yang disampaikan oleh Powell, sangat penting dalam menentukan arah pergerakan dolar dan mata uang global lainnya. Seiring dengan ketegasan Powell untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga, pasar kemungkinan akan lebih mengandalkan kekuatan dolar sebagai cerminan dari kebijakan moneter yang lebih ketat dan kontrol inflasi yang lebih ketat pula. Di sisi lain, meskipun dolar AS menguat, investor juga harus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter negara-negara lain. Di Eropa, misalnya, Bank Sentral Eropa (ECB) menghadapi tantangan inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, yang memberikan dampak pada nilai tukar euro. Demikian juga dengan Jepang, yang kebijakan moneter sangat longgar, menyebabkan yen terus melemah terhadap dolar.

Penurunan Taruhan Pada Penurunan Suku Bunga

Pasar derivatif dan pedagang swap kini memangkas taruhan mereka terkait penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Desember 2024. Sebelumnya, banyak pihak mengharapkan bahwa The Fed mungkin akan mulai memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan Desember, namun pernyataan dari Powell mengubah ekspektasi ini. Dengan menegaskan bahwa tidak ada urgensi untuk penurunan suku bunga, pasar kini lebih memperkirakan bahwa The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama, yang pada gilirannya menguntungkan dolar AS.

Kesimpulan: Dolar Menguat, Mata Uang Lain Tertekan

Penguatan dolar yang terjadi setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell mencerminkan ketegasan bank sentral AS dalam mempertahankan kebijakan moneter yang ketat lebih lama. Dolar semakin menguat, didorong oleh ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap tinggi, dan pasar mata uang global merespons dengan tekanan pada pasangan mata uang lainnya, termasuk euro, pound sterling, dan yen Jepang. Pernyataan Powell yang menegaskan bahwa “kekuatan yang saat ini kita lihat dalam perekonomian memberi kita kemampuan untuk mendekati keputusan kita dengan hati-hati” menciptakan sinyal bahwa kebijakan moneter AS akan lebih stabil dalam jangka panjang, memberikan kepercayaan pasar terhadap dolar dan membatasi peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam jangka pendek, volatilitas pasar kemungkinan akan terus berlanjut, dengan pasar yang lebih berhati-hati dalam merespons data ekonomi dan kebijakan moneter global. Namun, penguatan dolar ini memberikan kesempatan bagi investor untuk memanfaatkan pergerakan nilai tukar yang lebih menguntungkan, terutama terhadap mata uang yang lebih lemah.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!