BPF Malang

Image

Bestprofit | Dolar Menguat, Sterling Melemah

Bestprofit (10/1) – Dolar AS memperlihatkan penguatan konsisten selama tiga sesi berturut-turut pada Kamis (9/1), dengan indeks dolar naik 0,12% menjadi 109,15. Penguatan ini didorong oleh sejumlah faktor global, termasuk penurunan imbal hasil Treasury yang masih bertahan di level tinggi dan pelemahan sterling di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi di bawah pemerintahan baru Presiden AS Donald Trump.

Faktor Utama Penguatan Dolar AS

1. Imbal Hasil Treasury Tetap Tinggi

Imbal hasil Treasury AS mengalami tren naik dalam beberapa hari terakhir. Obligasi acuan 10 tahun mencapai level tertinggi 8,5 bulan di 4,73% pada hari Rabu. Tren ini didorong oleh kekhawatiran inflasi yang kembali mencuat akibat ekonomi AS yang tangguh dan kemungkinan penerapan tarif baru di bawah pemerintahan Trump. Meskipun imbal hasil Treasury sedikit menurun, level tinggi ini masih cukup untuk menarik investor global ke aset berdenominasi dolar, mendukung penguatan greenback di pasar valuta asing.

2. Kekhawatiran atas Kebijakan Trump

Kebijakan tarif yang diperkirakan akan diterapkan oleh pemerintahan Trump menambah ketidakpastian di pasar global. Para investor khawatir bahwa langkah ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan meningkatkan inflasi, yang pada gilirannya membuat dolar AS lebih menarik sebagai aset safe-haven.

3. Pelemahan Sterling yang Berkelanjutan

Sterling melemah 0,46% terhadap dolar AS, diperdagangkan pada $1,2306. Ini menandai sesi penurunan ketiga berturut-turut, dengan pound mencapai level terendah sejak 13 November 2023. Kelemahan ini disebabkan oleh tekanan kebijakan di Inggris, termasuk kenaikan biaya pinjaman pemerintah Inggris akibat kekhawatiran atas tarif Trump. Selain itu, pernyataan Wakil Gubernur Bank of England Sarah Breeden yang mendukung penurunan suku bunga menambah tekanan terhadap sterling. Dengan pound yang terus melemah, dolar AS mendapatkan keuntungan relatif.
Kunjungi juga : bestprofit futures

Dinamika Federal Reserve dan Pengaruhnya terhadap Dolar

1. Sikap Berhati-hati Federal Reserve

Pernyataan dari sejumlah pejabat Federal Reserve memberikan gambaran tentang pendekatan hati-hati terhadap kebijakan moneter. Presiden Federal Reserve Boston Susan Collins menekankan perlunya kehati-hatian dalam pemotongan suku bunga di masa depan, mengingat ketidakpastian yang signifikan dalam prospek ekonomi. Namun, Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker masih mengantisipasi pemotongan suku bunga, meskipun menegaskan bahwa langkah tersebut tidak diperlukan dalam waktu dekat. Di sisi lain, Presiden Federal Reserve Kansas City Jeff Schmid menyebutkan bahwa suku bunga saat ini mendekati level netral. Gubernur Fed Michelle Bowman juga menambahkan bahwa kebijakan pemerintahan Trump yang akan datang tidak boleh dinilai terlalu dini. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Federal Reserve cenderung menunggu dan melihat perkembangan sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

2. Pengaruh Data Ekonomi Terhadap Fed

Data ekonomi AS yang kuat, termasuk pasar tenaga kerja yang solid, telah mendukung penguatan dolar. Risalah pertemuan Federal Reserve bulan Desember menunjukkan kekhawatiran baru tentang inflasi yang mungkin menghambat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Data ekonomi yang akan dirilis, termasuk laporan Nonfarm Payrolls pada hari Jumat, akan memberikan indikasi lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter Fed.

Mata Uang Lain di Tengah Penguatan Dolar

1. Pelemahan Pound Sterling

Sterling terus tertekan oleh kombinasi kebijakan dalam negeri Inggris dan kekhawatiran global. Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo, memproyeksikan risiko pelemahan pound lebih lanjut, meskipun imbal hasil obligasi Inggris mulai turun.

2. Yen Jepang Stabil

Yen Jepang menguat 0,17% terhadap dolar AS, diperdagangkan di 158,06 per dolar. Data pemerintah Jepang menunjukkan bahwa upah riil yang disesuaikan dengan inflasi turun untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan November, meskipun gaji pokok tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari tiga dekade. Analis Goldman Sachs memperkirakan bahwa Bank of Japan dapat menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang, yang dapat memengaruhi pergerakan yen ke depan.

3. Euro Tertekan

Euro melemah 0,16% terhadap dolar AS, diperdagangkan pada $1,0301. Dengan ketidakpastian kebijakan di AS dan Eropa, dolar tetap menjadi mata uang yang paling diuntungkan, sementara euro menghadapi tekanan tambahan dari data ekonomi yang kurang mengesankan.

Fokus Utama: Data Nonfarm Payrolls AS

Laporan penggajian pemerintah utama yang akan dirilis pada hari Jumat menjadi fokus utama investor. Data ini diharapkan memberikan wawasan penting tentang kondisi pasar tenaga kerja AS, yang akan memengaruhi prospek kebijakan moneter Federal Reserve.

1. Signifikansi Data Nonfarm Payrolls

Laporan Nonfarm Payrolls adalah indikator utama kesehatan pasar tenaga kerja. Jika data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang kuat, ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed mungkin berkurang, yang akan mendukung penguatan dolar lebih lanjut. Sebaliknya, data yang lemah dapat menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi AS, meskipun ini juga dapat mendorong dolar sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian global.

2. Dampak pada Pasar Mata Uang

Hasil laporan ini kemungkinan akan memicu volatilitas di pasar mata uang. Jika data mendukung pandangan bahwa Fed akan menunda pemangkasan suku bunga, dolar AS dapat memperpanjang tren penguatannya terhadap mata uang utama lainnya.

Kesimpulan dan Prospek Dolar AS

Penguatan dolar AS selama tiga sesi berturut-turut mencerminkan kombinasi faktor global dan domestik, termasuk tren imbal hasil Treasury, kebijakan ekonomi Trump, dan pelemahan mata uang lain seperti sterling dan euro. Meskipun beberapa pejabat Fed menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga, data ekonomi yang solid telah memperkuat posisi dolar sebagai mata uang dominan di pasar global. Ke depan, fokus investor akan tertuju pada laporan Nonfarm Payrolls AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter Federal Reserve. Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, dolar AS diperkirakan tetap dalam tren positif, setidaknya dalam jangka pendek. Dolar terus membuktikan dirinya sebagai aset safe-haven utama, dan dalam lingkungan ekonomi yang penuh tantangan, tren penguatannya kemungkinan besar akan berlanjut.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!