Bestprofit (30/1) – Pada hari Kamis, 30 Januari, pasar mata uang global akan mengalami ketegangan yang tinggi, terutama terkait dengan kebijakan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB). Dolar AS berpotensi menguat terhadap euro jika ECB mengadopsi sikap dovish dalam kebijakan suku bunganya, menyusul keputusan Federal Reserve (Fed) yang memutuskan untuk menahan pelonggaran lebih lanjut pada siklus kebijakan moneter mereka. Pasar kini mengantisipasi pemangkasan suku bunga ECB yang akan mengarah pada penurunan yang lebih dalam, yang dapat memperburuk kondisi ekonomi Uni Eropa.
1. Pasar Mengantisipasi Pemangkasan Suku Bunga ECB
Pada pertemuan ECB yang dijadwalkan pada Kamis, pasar memperkirakan bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,75%. Bahkan, ada kemungkinan kecil bahwa ECB akan memutuskan untuk memangkas suku bunga lebih besar, sekitar 50 basis poin, mengingat betapa lemahnya kondisi ekonomi Uni Eropa saat ini.
Pemangkasan suku bunga oleh ECB akan berdampak signifikan pada euro, dengan kemungkinan besar akan membuat mata uang ini tertekan, sementara dolar AS dapat mengalami penguatan. Penurunan suku bunga akan menyebabkan euro kehilangan daya tarik sebagai aset yang menghasilkan bunga, yang mengarah pada aliran modal keluar dari zona euro dan meningkatkan permintaan untuk dolar AS.
2. Penurunan Inflasi di Zona Euro: Tantangan Bagi ECB
Salah satu alasan utama yang mendorong ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga adalah penurunan yang signifikan dalam inflasi zona euro. Inflasi yang semakin melambat di kawasan ini membuat ECB harus mempertimbangkan untuk menyesuaikan kebijakan moneternya lebih lanjut agar dapat mencapai target inflasi yang lebih stabil.
Menurut analis di ANZ, “denyut inflasi zona euro menguap, dan risiko inflasi yang berkelanjutan di bawah target adalah material.” Hal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi yang tinggi yang sempat menjadi masalah utama di zona euro kini semakin mereda, tetapi juga membawa tantangan baru: inflasi yang rendah dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, sehingga ECB perlu mengambil tindakan untuk merangsang ekonomi lebih lanjut.
Dengan situasi inflasi yang rendah dan ekonomi yang tertekan, ECB menghadapi dilema besar dalam menentukan kebijakan suku bunga yang tepat untuk mendukung perekonomian tanpa mendorong inflasi lebih jauh dari target yang diinginkan.
3. Tantangan Ekonomi dan Politik di Zona Euro
Salah satu faktor yang memperberat tugas ECB adalah tantangan ekonomi dan politik yang kompleks yang dihadapi oleh ekonomi terbesar zona euro, yaitu Jerman. Ketidakpastian politik, perubahan kebijakan dalam perdagangan internasional, dan ketegangan geopolitik dapat menghambat pemulihan ekonomi di Eropa.
Di sisi lain, kondisi ekonomi Jerman, yang merupakan mesin utama ekonomi zona euro, menunjukkan angka pertumbuhan yang lebih rendah dari yang diharapkan. Perusahaan-perusahaan besar di Jerman menghadapi tekanan akibat tarif perdagangan internasional yang lebih tinggi dan ketidakpastian yang berkaitan dengan kebijakan fiskal.
Karena ketergantungan yang tinggi pada ekonomi Jerman, zona euro secara keseluruhan menghadapi tantangan besar dalam memulihkan pertumbuhan yang solid. Hal ini menambah beban bagi ECB untuk memberikan kebijakan yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi tanpa memperburuk ketidakstabilan inflasi.
4. Pelonggaran Lebih Lanjut: Pemangkasan Suku Bunga di Masa Depan?
Dengan memperhatikan kondisi ekonomi dan politik yang rumit di zona euro, pasar mengharapkan ECB akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Selain pemangkasan suku bunga pada pertemuan Kamis, ada ekspektasi bahwa ECB mungkin akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada pertemuan-pertemuan berikutnya pada bulan Maret, April, dan Juni.
Dalam proyeksi pasar, terdapat sekitar 90 basis poin pelonggaran yang tersirat untuk tahun 2025, yang menunjukkan bahwa pasar percaya ECB akan terus menurunkan suku bunga untuk mendukung pemulihan ekonomi. Dengan kebijakan pelonggaran yang terus berlanjut, euro bisa semakin tertekan, dan dolar AS berpotensi menguat lebih lanjut.
Kebijakan pelonggaran yang agresif ini juga menunjukkan bahwa ECB sangat prihatin dengan prospek pertumbuhan ekonomi di zona euro, yang secara signifikan lebih lambat dibandingkan dengan perekonomian AS. Sementara itu, kebijakan suku bunga yang lebih tinggi dari Federal Reserve, yang masih cenderung hawkish, memberikan keuntungan bagi dolar AS, karena dolar menjadi lebih menarik bagi investor yang mencari imbal hasil yang lebih tinggi.
5. Dampak Potensial terhadap Pasar Global dan Dolar AS
Pemangkasan suku bunga ECB berpotensi memicu pergerakan signifikan di pasar mata uang global. Dolar AS yang menguat terhadap euro bisa berdampak pada pasar lainnya, termasuk pasar emerging market dan komoditas. Mata uang negara-negara berkembang, yang biasanya dipengaruhi oleh pergerakan dolar, bisa mengalami penurunan nilai terhadap dolar, yang mempengaruhi impor dan ekspor mereka.
Selain itu, pasar komoditas, terutama emas, bisa terpengaruh oleh penguatan dolar. Emas yang diperdagangkan dalam dolar akan menjadi lebih mahal bagi pembeli di luar AS, yang dapat mengurangi permintaan dan menyebabkan harga emas turun.
Namun, meskipun dolar berpotensi menguat terhadap euro, faktor-faktor lain, seperti ketidakpastian politik di AS, dapat mempengaruhi pergerakan dolar di masa depan. Oleh karena itu, pelaku pasar akan terus memantau setiap perkembangan dalam kebijakan moneter baik di AS maupun Eropa untuk menentukan arah pergerakan dolar.
6. Reaksi Pasar terhadap Keputusan ECB
Reaksi pasar terhadap keputusan ECB pada hari Kamis akan sangat bergantung pada sejauh mana pemangkasan suku bunga ini sudah diperkirakan sebelumnya oleh pasar. Jika ECB memangkas suku bunga lebih besar dari yang diperkirakan, misalnya 50 basis poin, maka euro kemungkinan akan terdepresiasi lebih tajam terhadap dolar.
Sebaliknya, jika ECB hanya melakukan pemangkasan 25 basis poin atau bahkan tidak melakukan perubahan sama sekali, pasar bisa bereaksi dengan ketidakpuasan, menyebabkan euro menguat sedikit terhadap dolar. Namun, secara keseluruhan, pelaku pasar tampaknya sudah mempersiapkan diri untuk kebijakan pelonggaran lebih lanjut, dan pengaruh ini kemungkinan akan tetap menekan euro.
7. Apa yang Diharapkan di Masa Depan?
Ke depan, pergerakan euro dan dolar AS akan sangat bergantung pada bagaimana kebijakan ECB dan Fed berkembang. Jika ECB terus melanjutkan kebijakan pelonggaran yang lebih agresif, maka dolar bisa terus menguat terhadap euro, dan ini bisa memperburuk kondisi ekonomi Uni Eropa.
Namun, jika Fed mulai mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga atau jika ada perubahan signifikan dalam kebijakan moneter AS, maka pergerakan dolar bisa lebih terkendali. Pasar akan sangat memperhatikan sinyal dari kedua bank sentral untuk memprediksi arah pergerakan mata uang global.
Kesimpulan
Dolar AS siap untuk menguat terhadap euro pada hari Kamis (30/1), terutama jika ECB melanjutkan kebijakan dovish dengan pemangkasan suku bunga. Dalam kondisi ekonomi yang sulit di zona euro, ECB tampaknya akan terus menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan. Dengan ekspektasi pelonggaran yang lebih lanjut pada tahun 2025, euro kemungkinan akan terus tertekan, dan dolar AS dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperpanjang penguatan terhadap mata uang Eropa. Perkembangan kebijakan moneter di AS dan Eropa akan tetap menjadi faktor kunci yang menentukan pergerakan mata uang di pasar global.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!