BPF Malang

Image

Bestprofit | Emas Anjlok 3% Usai Komentar Trump

Bestprofit (24/4) – Emas, logam mulia yang dikenal sebagai aset safe haven, mengalami penurunan tajam pada hari Rabu (23 April 2025) setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya selera risiko di pasar keuangan global menyusul komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menenangkan kekhawatiran pasar, serta sinyal positif dari hubungan dagang AS-China.

Penurunan Tajam Setelah Rekor Tertinggi

Harga emas spot jatuh sebesar 3% menjadi $3.281,6 per ons pada pukul 1:43 siang ET (1743 GMT), hanya sehari setelah menyentuh rekor tertinggi $3.500,05. Sementara itu, emas berjangka AS mengalami penurunan lebih tajam, yakni 3,7% menjadi $3.294,10 per ons.

Penurunan ini menandai koreksi signifikan setelah reli panjang yang terjadi sejak awal tahun, di mana harga emas telah naik lebih dari 26% sepanjang 2025, didorong oleh ketegangan geopolitik, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, dan kekhawatiran terhadap perang tarif global.

Bestprofit | Emas Turun, Trump Redakan Ketegangan Fed

Trump Redakan Ketegangan: Kepala The Fed Aman, Harapan Dagang Menguat

Salah satu pemicu utama koreksi harga emas adalah pernyataan mengejutkan dari Presiden Donald Trump, yang mengindikasikan bahwa ia tidak berencana memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Hal ini meredakan ketegangan yang sempat meningkat karena Trump sebelumnya terus mengkritik Powell terkait keputusan suku bunga yang dinilai terlalu konservatif di tengah ketidakpastian ekonomi.

Selain itu, Trump juga memberikan sinyal kemajuan dalam negosiasi dagang dengan China, menyebutkan bahwa pembicaraan berjalan ke arah positif, terutama dalam hal tarif. Komentar ini memperkuat harapan investor bahwa konflik dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini akan segera mereda.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Sentimen Pasar Berubah: Safe Haven Ditinggalkan, Saham Teknologi Bersinar

Dengan memudarnya kekhawatiran terkait suku bunga dan perang dagang, pasar keuangan mulai beralih dari aset safe haven seperti emas ke aset berisiko seperti saham teknologi. Menurut Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, rotasi besar-besaran terjadi di pasar, dengan banyak investor kini kembali mengejar saham unggulan seperti Apple dan Tesla.

“Pasar mulai bergerak melewati kejatuhan tarif,” kata Streible. “Ini saatnya rotasi besar dari aset pelindung ke aset pertumbuhan.”

Dolar Menguat, Tambah Tekanan untuk Emas

Penurunan emas juga diperburuk oleh penguatan dolar AS, yang secara historis memiliki korelasi terbalik dengan harga emas. Mata uang AS menguat setelah Trump menghentikan retorikanya terhadap Powell dan memberikan sinyal kestabilan kebijakan moneter.

Dengan penguatan dolar, biaya untuk membeli emas dalam mata uang lain menjadi lebih mahal, sehingga menurunkan permintaan dan mempercepat penurunan harga emas.

Tanggapan Pasar terhadap Komentar Menteri Keuangan AS

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, turut memperkuat sentimen positif pasar dengan mengatakan bahwa tarif yang terlalu tinggi harus diturunkan sebelum negosiasi dagang bisa kembali berjalan efektif. Pernyataan ini disambut baik oleh pelaku pasar karena dianggap menunjukkan keseriusan pemerintah AS dalam mencari solusi diplomatik.

Hal ini turut menambah tekanan pada emas, karena semakin menurunnya ketidakpastian politik dan ekonomi membuat investor cenderung melepas aset lindung nilai mereka.

Analisis Teknis: Risiko Koreksi Lebih Dalam

Menurut Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, penurunan tajam dari level $3.500 menunjukkan pola teknikal yang mengindikasikan potensi koreksi lebih dalam. Dalam catatannya, Hansen menyebut bahwa ledakan harga ke puncak tertinggi diikuti oleh pembalikan tajam adalah sinyal teknikal klasik dari pembentukan puncak pasar jangka pendek.

“Jika tekanan jual terus berlanjut dan level support teknikal gagal bertahan, maka emas berisiko kembali ke area $3.200 atau bahkan lebih rendah,” kata Hansen.

Logam Mulia Lain Ikut Bergerak: Perak Naik, Platinum Menguat

Sementara emas mengalami penurunan, logam mulia lainnya justru menunjukkan pergerakan berbeda:

  • Perak naik 3% menjadi $33,48 per ons, didukung oleh permintaan industri yang masih kuat.

  • Platinum menguat 1,1% menjadi $969,1 per ons, mengikuti tren komoditas lain yang mengalami kenaikan moderat.

  • Paladium stabil di $935,59, menunjukkan minimnya katalis baru untuk logam tersebut dalam jangka pendek.

Perbedaan tren ini menunjukkan bahwa meskipun emas sebagai penyimpan nilai mengalami koreksi, logam-logam dengan penggunaan industri yang lebih tinggi tetap didukung oleh faktor fundamental.

Kesimpulan: Emas Masih dalam Tren Jangka Panjang?

Meskipun koreksi harga emas yang signifikan pada hari Rabu terlihat tajam, banyak analis percaya bahwa tren jangka panjang masih mendukung logam mulia ini. Ketidakpastian global belum sepenuhnya menghilang, dan permintaan dari bank sentral serta investor institusional kemungkinan akan tetap kuat dalam jangka menengah.

Namun, dalam waktu dekat, rotasi pasar dari safe haven ke aset berisiko, penguatan dolar, dan meredanya ketegangan geopolitik bisa terus memberikan tekanan pada harga emas. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan memantau perkembangan negosiasi dagang serta arah kebijakan moneter AS secara cermat.