BPF Malang

Image

Bestprofit | Emas Melemah Usai Reli

Bestprofit (7/5) – Harga emas mengalami tekanan di awal sesi perdagangan Asia setelah mencetak rekor tertinggi pada hari sebelumnya. Tekanan ini terutama disebabkan oleh kemungkinan koreksi teknis serta penyesuaian posisi menjelang pengumuman hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang sangat dinanti.

Rekor Tertinggi Emas dan Koreksi Teknis

Pada Selasa lalu, kontrak berjangka emas Comex untuk pengiriman bulan depan ditutup naik hampir 3% ke level tertinggi sepanjang masa di $3.411,40 per ons. Kenaikan signifikan ini didorong oleh kekhawatiran pasar akan ketidakpastian ekonomi global, serta meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven.

Namun, setelah lonjakan tersebut, harga emas spot terkoreksi turun sebesar 1,2% ke $3.395,28 per ons di sesi awal Asia. Analis menilai bahwa penurunan ini bersifat teknikal, sebagai reaksi alami pasar setelah reli besar-besaran.

“Koreksi teknikal semacam ini sering terjadi setelah harga emas mencetak rekor baru. Investor mengambil keuntungan dan menyesuaikan portofolio mereka,” ujar Konstantinos Chrysikos dari Kudotrade dalam sebuah pernyataan email.

Bestprofit | Emas Terkoreksi Ringan

Faktor FOMC dan Suku Bunga: Antisipasi Pasar

Fokus utama pasar saat ini adalah pada hasil pertemuan dua hari FOMC yang akan diumumkan hari ini. Meskipun sebagian besar pelaku pasar tidak mengharapkan adanya perubahan suku bunga pada pertemuan kali ini, perhatian tertuju pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers yang menyertainya.

Pasar sangat sensitif terhadap perubahan nada dalam pernyataan Powell. Jika ia menyampaikan pandangan hawkish – yaitu cenderung mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama – maka hal tersebut bisa memperkuat dolar AS dan menaikkan imbal hasil obligasi AS. Akibatnya, daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi menurun.

“Sikap hawkish kemungkinan akan menguntungkan imbal hasil Treasury dan membatasi kenaikan emas,” jelas Chrysikos, yang menjabat sebagai Kepala Manajemen Hubungan Pelanggan di Kudotrade.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Imbal Hasil dan Dolar AS terhadap Harga Emas

Emas, sebagai aset yang tidak memberikan bunga atau dividen, sangat dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Ketika imbal hasil naik, investor cenderung beralih ke aset yang memberikan pendapatan tetap dan lebih stabil, mengurangi daya tarik emas.

Selain itu, penguatan dolar AS juga bisa membebani harga emas, terutama bagi investor luar negeri. Harga emas yang dikutip dalam dolar menjadi lebih mahal jika mata uang lokal melemah, sehingga permintaan global terhadap emas bisa turun.

Faktor Makroekonomi Global yang Mempengaruhi Emas

Di luar isu suku bunga dan kebijakan moneter AS, terdapat sejumlah faktor global yang juga mendukung pergerakan harga emas. Ketidakpastian geopolitik, inflasi global yang masih tinggi di beberapa negara, serta kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia semuanya menjadi katalis pendorong permintaan emas dalam beberapa bulan terakhir.

Namun demikian, lonjakan cepat ke rekor tertinggi dalam waktu singkat juga memicu kekhawatiran tentang potensi bubble atau gelembung harga jangka pendek. Hal ini menyebabkan beberapa investor memilih keluar sementara waktu, yang menyebabkan tekanan jual di pasar emas spot.

Tinjauan Teknikal dan Sentimen Jangka Pendek

Secara teknikal, analis melihat bahwa level $3.400 menjadi area resistance psikologis yang signifikan. Koreksi ke bawah dalam jangka pendek kemungkinan besar akan menguji support di sekitar $3.350 hingga $3.370 per ons. Jika harga mampu bertahan di atas support ini, tren naik masih dinilai valid dalam jangka menengah hingga panjang.

Sementara itu, sentimen jangka pendek akan sangat ditentukan oleh hasil rapat FOMC dan interpretasi pasar terhadap bahasa yang digunakan oleh Powell dalam konferensi persnya. Nada dovish (cenderung mendukung pelonggaran kebijakan moneter) bisa mengangkat kembali harga emas ke atas $3.400.

Strategi Investor dan Outlook Pasar

Bagi investor, kondisi saat ini menuntut kehati-hatian ekstra. Dengan volatilitas yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan moneter, manajemen risiko menjadi aspek penting dalam pengambilan keputusan investasi.

Investor jangka panjang yang percaya pada prospek emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian global mungkin melihat koreksi ini sebagai peluang beli. Namun, investor jangka pendek harus waspada terhadap kemungkinan tekanan lebih lanjut jika pernyataan The Fed cenderung hawkish.

Kesimpulan: Pasar Emas di Persimpangan Jalan

Penurunan harga emas di sesi Asia awal ini merupakan respons pasar yang logis setelah kenaikan tajam sehari sebelumnya. Koreksi teknikal, bersama dengan kehati-hatian menjelang keputusan penting dari The Fed, menciptakan suasana pasar yang penuh kehati-hatian.

Meskipun secara fundamental emas tetap memiliki daya tarik dalam konteks makroekonomi global yang tidak pasti, arah jangka pendeknya akan sangat ditentukan oleh sinyal dari bank sentral AS.

Investor dan pelaku pasar kini menanti dengan cermat apa yang akan disampaikan oleh Ketua Jerome Powell. Sebuah perubahan nada yang signifikan bisa menjadi katalis besar berikutnya bagi arah pergerakan harga emas.