
Bestprofit | Emas Melonjak di Atas $2910 akibat Perang Dagang
Bestprofit (12/3) – Pada hari Selasa, harga emas (XAU) mengalami penguatan yang cukup signifikan, diperdagangkan pada $2.917, yang menunjukkan kenaikan lebih dari 1%. Kenaikan ini terutama dipicu oleh beberapa faktor ekonomi dan geopolitik yang sedang berlangsung. Dalam artikel ini, kita akan mengulas mengapa emas dapat menguat, serta implikasi dari berbagai peristiwa yang mendasari tren ini.
Perang Dagang dan Permintaan Emas sebagai Aset Safe Haven
Emas dikenal sebagai aset safe haven yang diandalkan para investor saat ketidakpastian pasar atau gejolak geopolitik meningkat. Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara besar telah memicu ketegangan global, yang mendorong permintaan terhadap logam mulia ini. Ketika pasar saham atau mata uang dunia mengalami volatilitas tinggi, emas sering kali dilihat sebagai tempat yang lebih aman untuk berinvestasi.
Salah satu alasan mengapa emas menguat pada hari Selasa adalah karena eskalasi perang dagang, yang menyebabkan investor mencari perlindungan terhadap potensi kerugian finansial. Saat ketegangan perdagangan semakin intensif, terutama dengan penerapan tarif yang lebih tinggi antara negara-negara besar, investor beralih ke emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Ini menjelaskan mengapa, meskipun data pekerjaan AS yang optimis diabaikan oleh pasar, permintaan terhadap emas tetap tinggi.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Sentimen Pasar yang Membaik: Pengurangan Ancaman Tarif
Selain faktor perang dagang, ada juga perkembangan positif yang memengaruhi sentimen pasar. Baru-baru ini, baik Kanada maupun AS mengurangi ancaman pengenaan tarif perdagangan yang lebih tinggi. Hal ini membantu meredakan ketegangan dalam perdagangan internasional, yang sebelumnya berisiko semakin memburuk. Penurunan ancaman tarif ini membantu menenangkan kekhawatiran pasar, namun tetap ada ketidakpastian yang cukup besar, sehingga permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap terjaga.
Sentimen pasar yang lebih optimis ini dapat dilihat dari pergerakan harga emas, yang cenderung lebih stabil meskipun ada upaya dari pemerintah AS untuk mengurangi ketegangan tarif. Namun, ketegangan yang masih ada tetap memberikan dorongan bagi harga emas untuk mempertahankan momentum kenaikannya.
Ekonomi AS: Dampak Perlambatan dan Imbal Hasil Treasury
Salah satu alasan lain mengapa emas terus menguat adalah kekhawatiran yang berkembang tentang potensi perlambatan ekonomi di AS. Dalam beberapa bulan terakhir, ada indikasi bahwa perekonomian AS mungkin tidak tumbuh secepat yang diharapkan, yang memberikan tekanan terhadap imbal hasil Treasury AS serta dolar AS (Greenback). Ketika ekonomi mengalami perlambatan, imbal hasil obligasi Treasury AS cenderung turun, yang pada gilirannya mendukung harga emas.
Pada saat yang sama, kekhawatiran tentang resesi yang semakin menguat di AS membuat pasar melihat lebih jauh ke depan, memprediksi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Pemotongan suku bunga cenderung menekan imbal hasil dan menarik lebih banyak investor ke emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil, sehingga lebih menarik ketika imbal hasil obligasi dan instrumen lainnya menurun.
Pengaruh Tarif Perdagangan dan Kebijakan Trump
Sementara sebagian besar perhatian pasar tertuju pada perkembangan ekonomi dan perang dagang, ada juga isu-isu lainnya yang turut memengaruhi harga emas. Salah satunya adalah tarif perdagangan yang dijatuhkan oleh Presiden Donald Trump terhadap impor aluminium dan baja, yang akan mulai berlaku pada hari Rabu. Kebijakan ini berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan dan memberikan dampak negatif bagi ekonomi global. Di tengah ketidakpastian terkait efek dari kebijakan perdagangan ini, investor cenderung memilih emas sebagai tempat penyimpanan nilai yang lebih stabil.
Meskipun data pekerjaan AS yang positif—seperti lowongan pekerjaan yang meningkat pada bulan Februari—dapat memberikan gambaran tentang ekonomi yang kuat, pasar tetap waspada terhadap potensi dampak kebijakan tarif yang dapat menambah ketidakstabilan.
Ketegangan Geopolitik: Gencatan Senjata Ukraina
Dalam beberapa minggu terakhir, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina semakin meningkat. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa Ukraina siap menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh beberapa pihak internasional, termasuk AS. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengungkapkan bahwa upaya diplomatik sedang dilakukan untuk mengurangi ketegangan yang ada. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga menyatakan bahwa kini AS harus meyakinkan Rusia untuk menyetujui gencatan senjata tersebut.
Meskipun ini bisa dilihat sebagai langkah positif menuju pengurangan ketegangan, ketidakpastian yang berkelanjutan terkait hubungan internasional tetap menjadi faktor yang mendukung harga emas. Ketika situasi geopolitik tidak menentu, investor sering kali mencari aset yang lebih aman, dan emas tetap menjadi pilihan utama dalam situasi ini.
Rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI)
Di sisi lain, pedagang XAU/USD juga mencermati rilis data ekonomi penting yang akan datang, seperti Indeks Harga Konsumen (IHK) di AS pada hari Rabu dan Indeks Harga Produsen (PPI) pada hari Kamis. Angka-angka ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai inflasi di AS dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve.
Jika angka inflasi menunjukkan tekanan yang lebih tinggi, ini dapat memengaruhi keputusan Fed terkait suku bunga, yang pada gilirannya dapat memberikan dampak pada nilai dolar dan harga emas. Kenaikan inflasi sering kali membuat investor lebih tertarik pada emas karena daya beli uang yang cenderung turun saat inflasi tinggi.
Imbal Hasil AS yang Tinggi dan Dampaknya pada Harga Emas
Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Pada hari Selasa, imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun pulih dan naik enam basis poin menjadi 4,282%. Kenaikan ini terjadi karena pedagang pasar uang mengantisipasi kemungkinan pelonggaran suku bunga oleh Fed di masa depan. Ketika imbal hasil obligasi meningkat, emas cenderung tertekan karena imbal hasil riil yang lebih tinggi membuat emas kurang menarik dibandingkan instrumen lain yang memberikan pengembalian lebih tinggi.
Namun, meskipun imbal hasil Treasury yang lebih tinggi dapat menekan harga emas, kekhawatiran pasar tentang potensi perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian politik membuat permintaan terhadap emas tetap terjaga.
Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Di sisi lain, beberapa bank sentral besar, seperti Bank Rakyat Tiongkok (PBoC), terus membeli emas dalam jumlah besar. PBoC meningkatkan cadangan emasnya sebesar 10 ton pada dua bulan pertama tahun 2025. Pembelian besar lainnya datang dari Bank Nasional Polandia (NBP), yang membeli 29 ton emas, peningkatan terbesar sejak Juni 2019.
Pembelian emas oleh bank sentral ini memberikan indikasi bahwa negara-negara besar percaya pada potensi emas sebagai cadangan devisa yang lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ini menambah kepercayaan pasar terhadap logam mulia ini.
Kesimpulan
Penguatan harga emas pada hari Selasa mencerminkan beberapa faktor yang memengaruhi pasar, dari perang dagang hingga ketegangan geopolitik dan kebijakan ekonomi AS. Meskipun ada potensi hambatan dari data ekonomi yang positif atau langkah-langkah diplomatik yang meredakan ketegangan, permintaan terhadap emas tetap terjaga berkat ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlanjut. Para pedagang dan investor akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut di masa depan.