
Bestprofit | Emas Naik Tipis Usai Kesepakatan AS-Inggris
Bestprofit (9/5) – Setelah seminggu penuh volatilitas, harga emas mengalami kenaikan tipis pada hari Jumat, menandai akhir dari perjalanan yang tidak stabil di pasar logam mulia. Emas batangan diperdagangkan di atas $3.316 per ons, mencatatkan kenaikan lebih dari 2% sepanjang minggu meski sempat melonjak hampir 6% hanya dalam dua sesi pertama. Volatilitas ini dipicu oleh serangkaian peristiwa geopolitik dan ekonomi global, terutama kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat dan Inggris.
Lonjakan Awal dan Koreksi Kembali
Pada awal pekan, harga emas mengalami lonjakan tajam hampir 6% dalam dua hari pertama. Kenaikan tersebut dipicu oleh ketidakpastian pasar menjelang pertemuan perdagangan penting antara AS dan Tiongkok, serta menjelang pengumuman kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris. Para investor membanjiri emas sebagai aset safe haven, mendorong harga hingga hampir menyentuh $3.350 per ons.
Namun, setelah euforia awal mereda dan rincian dari kesepakatan perdagangan AS-Inggris mulai diketahui, harga emas mulai mengalami koreksi. Banyak investor mulai menilai kembali potensi dampak nyata dari kesepakatan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi global, menyebabkan harga logam mulia ini menelusuri kembali sebagian besar kenaikan sebelumnya.
Bestprofit | Emas Naik Usai Peringatan Fed
Kesepakatan Dagang AS-Inggris: Simbolik tapi Terbatas
Kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Inggris memberikan sedikit dorongan optimisme ke pasar. Dalam pakta tersebut, AS memperoleh akses pasar yang lebih baik dan proses bea cukai yang lebih cepat untuk ekspornya ke Inggris. Di sisi lain, Inggris mendapatkan keringanan tarif terbatas untuk sektor otomotif, baja, dan aluminium.
Namun, banyak analis menilai bahwa kesepakatan ini jauh dari harapan semula. Presiden Donald Trump sebelumnya menjanjikan perjanjian “lengkap dan komprehensif,” namun kenyataannya perjanjian ini lebih bersifat simbolik daripada strategis. Tidak ada reformasi besar dalam struktur perdagangan atau penghapusan tarif utama yang selama ini membebani hubungan ekonomi bilateral.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Dampak Terhadap Pasar dan Permintaan Aset Safe Haven
Ketidakpastian global dan ketegangan perdagangan telah menjadi pendorong utama bagi lonjakan harga emas sepanjang tahun ini. Emas, sebagai aset yang tidak menghasilkan bunga, cenderung mendapatkan dukungan ketika imbal hasil obligasi jatuh dan risiko ekonomi meningkat.
Namun minggu ini, sentimen pasar mulai berubah. Data tenaga kerja AS yang menunjukkan kondisi ekonomi yang relatif sehat dan munculnya kerangka perdagangan baru dengan Inggris dianggap sebagai alasan untuk beralih ke aset yang lebih berisiko. Akibatnya, permintaan akan aset safe haven seperti emas mulai berkurang, menyebabkan pelemahan harga menjelang akhir minggu.
Harapan Baru di Pembicaraan Dagang AS-Tiongkok
Di tengah berbagai dinamika pasar, perhatian kini beralih ke pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dijadwalkan pada akhir pekan. Presiden Trump menyatakan keyakinannya bahwa pembicaraan tersebut akan menghasilkan kemajuan nyata. Bahkan, ia mengisyaratkan kemungkinan untuk menurunkan tarif hingga 145% yang saat ini dikenakan pada berbagai produk asal Tiongkok jika negosiasi berjalan lancar.
Pernyataan ini memberikan sinyal positif ke pasar dan memperkuat ekspektasi bahwa ketegangan dagang AS-Tiongkok bisa mereda. Jika kesepakatan tercapai atau setidaknya menunjukkan tanda-tanda kemajuan, maka daya tarik emas sebagai perlindungan terhadap risiko geopolitik dapat semakin melemah.
Tiongkok Tetap Desak AS Hapus Tarif Sepihak
Sementara itu, pemerintah Tiongkok tetap mempertahankan pendiriannya bahwa AS harus menghapus semua tarif sepihak yang telah diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir. Beijing menegaskan kembali bahwa tarif tersebut tidak hanya merugikan perusahaan Tiongkok, tetapi juga berdampak negatif pada ekonomi AS sendiri dan rantai pasokan global.
Pernyataan ini menandakan bahwa meskipun terdapat peluang terobosan dalam pembicaraan, masih terdapat perbedaan besar dalam posisi negosiasi kedua negara. Ketidakpastian ini dapat kembali menciptakan volatilitas di pasar emas dalam waktu dekat, terutama jika pembicaraan gagal mencapai hasil yang konkret.
Tekanan dari Imbal Hasil Obligasi dan Suku Bunga
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS selama minggu ini juga menjadi faktor penting dalam pergerakan harga emas. Ketika investor merespons data ekonomi yang positif dengan menjual obligasi, imbal hasilnya naik. Karena emas tidak memberikan bunga, kenaikan imbal hasil obligasi menjadikannya relatif kurang menarik sebagai investasi.
Selain itu, peluang bahwa Federal Reserve mungkin menunda atau bahkan menghentikan rencana pemotongan suku bunga dalam waktu dekat memperkuat tekanan terhadap emas. Ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi atau stabil membuat investor lebih cenderung memilih aset yang memberikan imbal hasil, dibandingkan emas.
Pasar Valuta dan Dampaknya terhadap Emas
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, tercatat naik 0,5% selama minggu ini. Dolar yang lebih kuat biasanya menekan harga emas, karena membuat logam mulia ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Namun dalam minggu ini, pergerakan dolar cenderung datar, yang memberikan sedikit ruang napas bagi harga emas untuk tetap stabil meskipun dalam tekanan dari faktor lain.
Logam Lain Ikut Naik, Tapi Tipis
Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan kenaikan, meski dalam skala yang lebih kecil. Harga perak, paladium, dan platinum semuanya mengalami kenaikan tipis, mencerminkan optimisme pasar yang hati-hati. Namun, tidak ada lonjakan besar yang mencerminkan pergerakan emas awal pekan ini.
Prospek Jangka Pendek Emas
Dengan semua faktor yang saling bertentangan ini—ketegangan dagang, data ekonomi positif, dan kebijakan moneter global—harga emas kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran volatilitas tinggi. Jika pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok menunjukkan kemajuan nyata, kita mungkin akan melihat penurunan permintaan terhadap emas.
Namun, jika kesepakatan yang diharapkan tidak tercapai, atau jika ketegangan geopolitik meningkat kembali, emas dapat dengan cepat kembali menjadi pilihan utama investor sebagai tempat berlindung yang aman.
Kesimpulan:
Meskipun harga emas mengalami kenaikan tipis minggu ini, pergerakannya mencerminkan ketidakpastian global yang masih tinggi. Kesepakatan dagang AS-Inggris memberikan sedikit harapan namun jauh dari harapan awal. Sementara prospek pembicaraan AS-Tiongkok menjadi fokus utama, arah harga emas ke depan akan sangat ditentukan oleh hasil nyata dari upaya diplomatik dan kebijakan ekonomi global dalam beberapa minggu ke depan.