
Bestprofit | Emas Tertekan Redanya Ketegangan Dagang
Bestprofit (29/4) – Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan pada sesi Asia awal hari Selasa, melemah ke sekitar $3.335. Penurunan ini terjadi seiring dengan rebound moderat pada Dolar AS (USD) serta meredanya kekhawatiran terkait ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia: Amerika Serikat dan Tiongkok. Logam mulia, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, merespons sentimen pasar global yang lebih tenang dan peningkatan optimisme terhadap prospek perdamaian dagang.
Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Menekan Harga Emas
Salah satu faktor utama yang membebani harga emas saat ini adalah perkembangan positif dalam hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan membebaskan beberapa barang impor dari Amerika Serikat dari tarif tinggi sebesar 125%. Langkah ini disambut baik oleh pasar dan dilihat sebagai sinyal bahwa Beijing bersedia mengambil langkah menuju penyelesaian konflik perdagangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Namun, optimisme ini sedikit dibayangi oleh reaksi Tiongkok terhadap pernyataan Presiden AS saat itu, Donald Trump, yang mengatakan bahwa negosiasi antara kedua negara sedang berlangsung. Pemerintah Tiongkok dengan cepat membantah klaim tersebut, menegaskan bahwa belum ada diskusi resmi yang sedang berlangsung. Meskipun demikian, keputusan Tiongkok untuk mengurangi tarif tetap memberi angin segar bagi pasar global.
Bestprofit | Emas Loyo, Dolar Perkasa
Komentar dari Pejabat AS dan Sikap Tiongkok
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menambahkan lapisan lain pada narasi ini. Dalam pernyataannya pada hari Senin, ia menyebutkan bahwa Amerika Serikat tetap membuka jalur komunikasi dengan Tiongkok. Namun, ia juga menekankan bahwa inisiatif untuk meredakan ketegangan seharusnya datang dari pihak Beijing, mengingat ketidakseimbangan perdagangan yang selama ini menjadi sumber utama konflik.
Komentar dari Gedung Putih minggu lalu juga telah membangkitkan harapan bahwa kesepakatan perdagangan antara AS dan Tiongkok mungkin dapat terwujud dalam waktu dekat. Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade, mengatakan bahwa sentimen positif ini telah meredam permintaan terhadap emas, karena para investor merasa lebih percaya diri terhadap stabilitas ekonomi global.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Kuatnya Dolar AS Menambah Tekanan pada Harga Emas
Selain faktor geopolitik, kekuatan Dolar AS juga menjadi hambatan bagi harga emas. Karena emas dihargai dalam mata uang USD, penguatan dolar membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga menekan permintaan global.
Rebound moderat dalam nilai Dolar AS, yang sebagian besar dipicu oleh data ekonomi yang masih solid serta harapan akan stabilitas kebijakan moneter, membuat harga emas cenderung mengalami tekanan jual dalam jangka pendek. Meskipun belum menunjukkan reli besar, penguatan Dolar memberikan sinyal bahwa investor masih mempertahankan ekspektasi terhadap ekonomi AS.
Harapan Terhadap Pemotongan Suku Bunga oleh Federal Reserve
Namun, tidak semua faktor mendukung penurunan harga emas. Ada juga kekuatan penyeimbang, yaitu meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunganya dalam waktu dekat. Kemungkinan bahwa bank sentral AS akan mengambil langkah dovish dalam pertemuan FOMC berikutnya pada tanggal 7 Mei memberi harapan bagi kenaikan harga emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil dan biasanya diuntungkan oleh suku bunga yang lebih rendah.
Dalam kondisi suku bunga rendah, investor cenderung mencari alternatif investasi yang lebih aman atau menawarkan potensi keuntungan jangka panjang seperti emas. Dengan ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, permintaan terhadap emas bisa kembali meningkat, terutama jika Dolar AS mulai melemah sebagai respons atas kebijakan tersebut.
Data Ekonomi AS Akan Jadi Fokus Utama Minggu Ini
Fokus pasar saat ini juga tertuju pada data ekonomi penting yang akan dirilis minggu ini, terutama laporan awal Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama dan data ketenagakerjaan untuk bulan April. Dua indikator ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve.
Ekonom memperkirakan bahwa ekonomi AS akan menambah sekitar 135.000 pekerjaan pada bulan April, dan tingkat pengangguran akan tetap stabil di angka 4,2%. Jika hasil yang dirilis lebih lemah dari yang diharapkan, ini bisa memberikan tekanan pada Dolar AS dan mendukung kenaikan harga emas dalam jangka pendek.
Sebaliknya, jika data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap solid dan pertumbuhan ekonomi cukup kuat, maka ekspektasi pemotongan suku bunga bisa mereda, dan ini akan menjadi sentimen negatif bagi emas.
Sentimen Investor: Keseimbangan Antara Optimisme dan Kewaspadaan
Situasi saat ini menciptakan kondisi pasar yang sangat sensitif terhadap berita dan data ekonomi. Di satu sisi, meredanya ketegangan antara AS dan Tiongkok menciptakan suasana pasar yang lebih optimis dan menurunkan permintaan untuk aset safe haven seperti emas. Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan moneter dan kemungkinan pelonggaran suku bunga oleh The Fed memberi dukungan bagi logam mulia.
Investor emas kini menghadapi dilema: apakah tren penurunan ini bersifat sementara, ataukah akan berlanjut seiring dengan stabilisasi geopolitik dan ekonomi makro? Jawaban atas pertanyaan ini sangat tergantung pada perkembangan data ekonomi AS dan dinamika hubungan dagang internasional dalam beberapa pekan ke depan.
Kesimpulan: Emas dalam Persimpangan Jalan
Harga emas yang melemah ke level sekitar $3.335 mencerminkan respons pasar terhadap kombinasi faktor geopolitik, kebijakan moneter, dan fluktuasi mata uang. Meredanya ketegangan antara AS dan Tiongkok memberikan tekanan pada emas sebagai aset safe haven, sementara penguatan Dolar AS turut memperburuk situasi.
Namun, ekspektasi terhadap kebijakan dovish dari Federal Reserve dan potensi pelemahan ekonomi AS bisa menjadi katalis baru bagi kebangkitan harga emas. Dengan data penting seperti laporan PDB dan ketenagakerjaan yang akan dirilis minggu ini, pasar akan mendapatkan panduan lebih lanjut mengenai arah harga emas dalam jangka pendek.
Investor disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan fundamental secara cermat, karena pergerakan harga emas saat ini sangat bergantung pada berita dan kebijakan ekonomi utama.