BPF Malang

Image

Bestprofit | EUR/USD Melonjak, Dolar AS Tertekan

Bestprofit (3/6) – Pada sesi perdagangan Amerika Utara, pasangan mata uang EUR/USD mengalami sedikit penguatan, mencapai level tertinggi dalam enam minggu terakhir, yakni di 1,1449. Kenaikan ini terjadi meskipun dolar AS mengalami penurunan yang signifikan, mencapai level yang terakhir kali terlihat pada bulan April. Penurunan dolar AS ini terjadi dalam konteks berlanjutnya “Jual Amerika”, di mana investor secara luas memilih untuk menjauhkan diri dari mata uang tersebut, beralih ke aset lain yang lebih aman, termasuk euro.

Ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta ketidakpastian yang terjadi di kawasan Zona Euro (UE), mendorong para pelaku pasar untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka terkait dengan dolar AS dan euro. Dalam situasi seperti ini, euro mencatatkan kenaikan lebih dari 0,68% terhadap dolar AS, mencerminkan kepercayaan investor terhadap mata uang tunggal Eropa di tengah gejolak global.

Bestprofit | Euro Stabil Dekat 1,1200

Penurunan Dolar AS Memicu Penguatan Euro

Salah satu faktor utama yang mendorong penguatan euro terhadap dolar AS adalah penurunan dolar itu sendiri. Dolar AS mengalami penurunan yang cukup tajam, mencatatkan level terendah sejak April, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global dan data ekonomi yang kurang optimis. Ketika dolar melemah, mata uang lain seperti euro sering kali mendapatkan keuntungan karena daya beli euro meningkat, membuatnya lebih menarik bagi investor.

Salah satu faktor yang memperburuk sentimen terhadap dolar adalah data ekonomi AS yang baru-baru ini dirilis, yang menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di sektor manufaktur masih berada dalam wilayah kontraksi. Data yang diterbitkan oleh Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS terus mengalami penurunan, yang membuat prospek ekonomi AS semakin suram. Hal ini mendorong banyak investor untuk mencari aset safe haven, yang biasanya termasuk emas dan euro, dan meninggalkan dolar AS sebagai pilihan investasi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Memperburuk Sentimen Dolar

Selain faktor ekonomi domestik, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok turut memperburuk sentimen terhadap dolar AS. Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa Tiongkok telah melanggar perjanjiannya dengan Swiss dalam hal kebijakan perdagangan. Trump menyatakan bahwa Tiongkok telah melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan komitmen mereka, dan sebagai respons, ia mengancam untuk mengenakan tarif sebesar 50% pada impor baja dan aluminium dari Tiongkok, yang mulai berlaku pada 4 Juni.

Ancaman tarif ini, yang disebut sebagai langkah “tarif berat” oleh banyak pihak, semakin meningkatkan ketidakpastian dalam hubungan perdagangan internasional. Menghadapi tekanan ini, banyak investor memilih untuk menghindari dolar AS dan lebih memilih mata uang yang dianggap lebih stabil, seperti euro. Ketidakpastian ini semakin memperburuk prospek dolar AS di pasar global, yang terus mempengaruhi pergerakan pasangan mata uang EUR/USD.

Tiongkok, sebagai balasan terhadap tuduhan Washington, dengan tegas menanggapi bahwa klaim tersebut “tidak berdasar”, dan memperingatkan akan menanggapi dengan langkah-langkah yang lebih tegas. Konflik ini jelas mengarah pada eskalasi ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, yang membuat investor semakin cemas mengenai dampak jangka panjang terhadap pasar global.

Meningkatnya Permintaan untuk Aset Safe Haven, Kecuali Dolar AS

Di tengah ketidakpastian yang meningkat ini, para investor secara tradisional mencari perlindungan dalam bentuk aset safe haven, seperti emas atau mata uang yang lebih stabil. Namun, yang menarik adalah dalam kondisi ini, dolar AS, yang biasanya dianggap sebagai safe haven, justru mengalami pelemahan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kepercayaan terhadap prospek ekonomi AS yang memburuk akibat ketegangan perdagangan yang semakin meningkat dan data ekonomi yang pesimis.

Sementara itu, meskipun euro mengalami kenaikan terhadap dolar, banyak investor masih melihat mata uang ini dengan hati-hati, mengingat ketidakpastian yang juga melanda Zona Euro. Kegelisahan ini semakin terasa dengan adanya krisis energi dan inflasi yang tinggi di beberapa negara anggota Uni Eropa. Meskipun begitu, pada akhirnya, ketidakpastian terhadap dolar AS memberikan keuntungan bagi euro, yang kini diperdagangkan lebih tinggi.

Tanggapan Tiongkok dan Perdagangan Global yang Tidak Menentu

Reaksi Beijing terhadap ancaman tarif dari Washington menjadi faktor penting dalam pergerakan pasar mata uang. Pemerintah Tiongkok menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak berdasar, dan memperingatkan bahwa mereka akan merespons dengan langkah-langkah balasan yang akan berdampak besar. Sebagai hasilnya, investor menjadi semakin cemas mengenai potensi eskalasi lebih lanjut dalam hubungan dagang antara kedua negara besar ini. Ketegangan ini dapat berdampak negatif pada perekonomian global, memicu ketidakstabilan yang lebih besar dan menambah volatilitas di pasar mata uang.

Secara keseluruhan, ketegangan ini membuat para investor lebih waspada dalam memilih aset yang akan diinvestasikan. Meskipun dolar AS biasanya dianggap sebagai pelindung nilai di saat krisis, dalam hal ini, dolar justru tertekan, sementara euro mendapat sedikit keuntungan dari kelemahan dolar.

Data Ekonomi AS dan Pengaruhnya terhadap Pasar Mata Uang

Data ekonomi AS yang baru-baru ini dirilis menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS masih dalam wilayah kontraksi. Angka ini mencerminkan betapa lambatnya pemulihan ekonomi AS, yang pada gilirannya mempengaruhi prospek dolar AS. Aktivitas manufaktur yang melambat mengindikasikan bahwa perekonomian AS menghadapi tantangan besar, termasuk krisis pasokan dan inflasi yang tinggi.

Sektor manufaktur AS yang kontraktif ini menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi oleh perekonomian AS lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya. Sektor ini, yang merupakan pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi, masih belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Hal ini semakin memperburuk prospek ekonomi AS dan turut mendorong penurunan dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk euro.

Reaksi Pasar terhadap Ketidakpastian Ekonomi di Eropa

Meskipun dolar AS melemah, investor juga tetap khawatir terhadap situasi ekonomi di Eropa. Pada hari Rabu, Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Maroš Šefčovič, dijadwalkan untuk bertemu dengan USTR (United States Trade Representative) Katherine Tai di Paris. Pembicaraan perdagangan ini diperkirakan akan membawa harapan baru bagi stabilitas hubungan perdagangan antara Eropa dan AS, namun ketidakpastian tetap ada.

Selain itu, hasil Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Uni Eropa untuk bulan Mei menunjukkan hasil yang beragam. Meskipun beberapa negara menunjukkan tanda-tanda ekspansi, seperti Spanyol, sebagian besar negara lainnya masih menunjukkan tanda-tanda stagnasi atau kontraksi. Hal ini semakin menambah keraguan tentang prospek ekonomi Uni Eropa, yang dapat mempengaruhi sentimen terhadap euro di pasar.

Kesimpulan: Ketidakpastian Global Menguntungkan Euro

Pergerakan EUR/USD yang menguat tipis selama sesi perdagangan Amerika Utara mencerminkan ketidakpastian global yang terus berlanjut. Meskipun data ekonomi AS yang lemah dan ketegangan perdagangan dengan Tiongkok menjadi faktor utama yang mendorong penurunan dolar AS, sentimen terhadap euro juga tidak sepenuhnya positif. Meskipun euro mendapat keuntungan dari melemahnya dolar, ketidakpastian yang melanda Zona Euro tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Ke depan, ketegangan perdagangan dan dinamika ekonomi global akan terus memainkan peran penting dalam pergerakan pasar mata uang, termasuk EUR/USD.