
Bestprofit | EUR/USD Menguat Karena Kekhawatiran Ekonomi AS
Bestprofit (18/3) – Pada hari Senin, pasangan mata uang EUR/USD mengalami penguatan yang signifikan, mendekati angka 1,0900 selama sesi perdagangan Amerika Utara. Penguatan ini terjadi karena Dolar AS (USD) melemah, sebagian besar disebabkan oleh sikap hati-hati para investor menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) yang dijadwalkan akan diumumkan pada hari Rabu. Pada saat yang sama, Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap enam mata uang utama lainnya, turun mendekati angka 103,50. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan EUR/USD, baik dari sisi kebijakan moneter AS maupun kondisi ekonomi global yang lebih luas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Penurunan Dolar AS dan Keterkaitannya dengan Kebijakan Fed
Salah satu faktor utama yang memengaruhi penguatan EUR/USD adalah pelemahan Dolar AS. Hal ini terkait dengan ketidakpastian yang melanda pasar menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed). Para investor bersikap hati-hati karena mereka menantikan sinyal mengenai arah kebijakan moneter Fed ke depan. Dalam pertemuan Fed yang akan datang, diperkirakan bank sentral AS hampir pasti akan mempertahankan suku bunga tetap pada kisaran 4,25%-4,50%. Namun, fokus utama pasar akan tertuju pada dot plot Fed, yang akan memberikan gambaran mengenai proyeksi para pejabat Fed terkait arah suku bunga dalam jangka pendek dan panjang.
Seiring dengan itu, pasar juga akan menganalisis Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP), yang mencakup proyeksi pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan inflasi. Dalam pertemuan sebelumnya, pada bulan Desember, para pembuat kebijakan Fed mengantisipasi dua kali pemotongan suku bunga pada tahun ini. Keputusan yang akan diumumkan pada hari Rabu akan menjadi panduan penting bagi para pelaku pasar mengenai arah kebijakan moneter Fed ke depannya, yang berpotensi mempengaruhi pergerakan nilai tukar USD.
Kebijakan Tarif dan Dampaknya terhadap Dolar AS
Selain keputusan suku bunga Fed, kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump turut memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan Dolar AS. Sejumlah pejabat AS, termasuk Trump sendiri, telah mengungkapkan bahwa kebijakan tarif yang dijalankan dapat menyebabkan guncangan ekonomi dalam waktu dekat. Bahkan, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, baru-baru ini menyatakan bahwa pemerintah AS akan terus mempertahankan kebijakan yang kuat, meskipun ada kemungkinan penyesuaian dalam waktu dekat. Komentar ini mencerminkan kekhawatiran mengenai dampak kebijakan tarif yang dapat memperburuk inflasi dan menekan konsumsi rumah tangga.
Sebagai contoh, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick juga menilai kebijakan tarif Trump sebagai sesuatu yang sangat penting untuk masa depan ekonomi AS, meskipun kebijakan tersebut berpotensi menjerumuskan negara ke dalam resesi. Pelaku pasar khawatir bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS dapat menyebabkan lonjakan inflasi, yang pada gilirannya dapat melemahkan daya beli konsumen dan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Skenario semacam ini tentunya menjadi pertanda buruk bagi Dolar AS, mengingat ketidakpastian yang semakin meningkat di pasar domestik.
Data Ekonomi AS yang Lebih Lemah dari Perkiraan
Selain ketidakpastian kebijakan fiskal dan moneter, data ekonomi AS juga menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Salah satunya adalah laporan Penjualan Ritel AS untuk bulan Februari, yang mengungkapkan hasil yang lebih lemah dari yang diharapkan. Penjualan ritel hanya naik sebesar 0,2% bulan-ke-bulan (MoM), jauh di bawah estimasi pasar yang sebesar 0,7%. Hal ini menjadi indikator bahwa konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama perekonomian AS, sedang melambat.
Penurunan belanja konsumen ini menggarisbawahi kekhawatiran yang lebih luas mengenai kesehatan ekonomi AS. Pada bulan Januari, belanja konsumen bahkan mengalami penurunan sebesar 1,2%, yang semakin memperburuk pandangan tentang prospek ekonomi negara tersebut. Data ini memberikan gambaran bahwa meskipun pasar tenaga kerja AS relatif kuat, sektor konsumsi mengalami tantangan yang cukup besar, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja Dolar AS.
Pengaruh Ekonomi Eropa terhadap EUR/USD
Di sisi lain, meskipun Euro juga menghadapi tantangan, terutama terkait dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Zona Euro yang moderat, penguatan EUR/USD lebih banyak didorong oleh pelemahan Dolar AS. Sebagai contoh, meskipun para pemimpin Jerman, termasuk Franziska Brantner dari Partai Hijau, sepakat untuk meningkatkan belanja infrastruktur sebesar 500 miliar Euro dan melakukan perubahan signifikan dalam aturan pinjaman untuk memperpanjang “rem utang”, ini tidak cukup untuk mengangkat kinerja Euro secara signifikan. Meskipun demikian, keputusan-keputusan tersebut diperkirakan akan memberikan dorongan terhadap perekonomian Jerman dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan Zona Euro secara keseluruhan.
Lebih lanjut, optimisme di kalangan para ekonom terkait proyeksi pertumbuhan Zona Euro juga meningkat setelah Jerman mengusulkan untuk meningkatkan belanja pertahanan melalui perubahan bersejarah dalam aturan pengeluaran. Jajak pendapat Reuters yang dilakukan pada Maret 2023 menunjukkan bahwa proyeksi ekonomi untuk Zona Euro pada 2026 direvisi naik menjadi 1,3% dari sebelumnya 1,2%. Harapan ini didorong oleh kebijakan baru yang bertujuan untuk memperkuat daya saing ekonomi Jerman dan mengurangi ketergantungan pada pengeluaran pemerintah yang besar.
Faktor Geopolitik: Gencatan Senjata Rusia-Ukraina
Selain faktor domestik, perkembangan geopolitik juga memberikan dampak terhadap pergerakan EUR/USD. Di tengah ketegangan yang terus berkembang antara Rusia dan Ukraina, para pelaku pasar mulai melihat kemungkinan gencatan senjata. Hal ini dapat memperkuat daya tarik Euro, mengingat ketegangan di Ukraina telah menyebabkan ketidakpastian besar di pasar global. Meningkatnya harapan akan gencatan senjata Rusia-Ukraina memberikan sinyal positif bagi perekonomian Eropa, yang bisa berdampak pada penguatan Euro.
Namun, risiko terbesar yang masih ada bagi Euro adalah potensi perang dagang antara AS dan Uni Eropa. Presiden Trump baru-baru ini mengancam untuk mengenakan tarif 200% pada alkohol Eropa sebagai tanggapan atas tarif yang diterapkan Uni Eropa terhadap barang-barang AS. Ancaman ini berpotensi menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan antara kedua kawasan, yang dapat merugikan perekonomian global dan membebani mata uang Euro.
Kesimpulan: Mengawasi Keputusan Fed dan Geopolitik
Secara keseluruhan, penguatan EUR/USD pada hari Senin mencerminkan pengaruh utama dari pelemahan Dolar AS, yang disebabkan oleh ketidakpastian seputar keputusan suku bunga Federal Reserve dan faktor-faktor eksternal seperti kebijakan tarif dan dinamika geopolitik. Sementara itu, meskipun ada beberapa tantangan di Eropa, terutama terkait dengan proyeksi pertumbuhan dan kebijakan fiskal, penguatan Euro didorong oleh kelemahan Dolar AS dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Zona Euro.
Keputusan yang diambil oleh Fed pada hari Rabu dan perkembangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan AS-Eropa dan situasi geopolitik di Ukraina akan memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan pasangan mata uang EUR/USD dalam beberapa minggu ke depan.