
Bestprofit | Euro Melonjak Karena Harapan Gencatan Senjata Ukraina
Bestprofit (12/3) – Pada hari Selasa, Euro mengalami lonjakan yang signifikan, mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir setelah Ukraina setuju untuk menerima proposal gencatan senjata selama 30 hari. Di sisi lain, dolar AS menunjukkan pergerakan yang beragam, menguat terhadap dolar Kanada sebelum akhirnya melemah, terutama setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif untuk impor baja dan aluminium dari Kanada. Artikel ini akan mengulas peristiwa-peristiwa kunci yang memengaruhi pergerakan mata uang global, terutama euro dan dolar, serta dampaknya terhadap pasar keuangan.
Ukraina Setujui Gencatan Senjata 30 Hari
Salah satu peristiwa yang mendorong penguatan Euro adalah keputusan Ukraina untuk menerima proposal gencatan senjata selama 30 hari dalam konflik yang telah berlangsung dengan Rusia. Kesepakatan ini dicapai setelah adanya pembicaraan dengan pejabat AS yang berlangsung di Arab Saudi. Gencatan senjata ini memberikan harapan bahwa situasi geopolitik yang tegang di wilayah tersebut dapat mereda, meskipun dalam jangka waktu yang terbatas.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengungkapkan bahwa dia akan menyampaikan tawaran ini kepada Rusia. Keputusan akhir kini berada di tangan pemerintah Moskow. Meskipun gencatan senjata ini hanya berlaku selama sebulan, langkah ini dianggap sebagai perkembangan positif yang dapat membuka jalan bagi diplomasi lebih lanjut dalam mengatasi konflik yang telah berlangsung lama antara Ukraina dan Rusia.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Katalis Positif Bagi Euro
Keputusan Ukraina untuk menerima gencatan senjata ini menjadi katalis positif bagi mata uang euro, yang langsung mencatatkan lonjakan tajam terhadap dolar AS. Euro diperdagangkan pada level $1,0947, level yang terakhir kali terlihat pada bulan Oktober tahun lalu. Dengan kenaikan lebih dari 5% pada bulan ini, euro melonjak ke level tertinggi sejak Januari terhadap yen Jepang, mencapai 161,78 yen.
Penguatan euro juga didorong oleh harapan terkait peningkatan belanja pertahanan di Jerman, ekonomi terbesar di Eropa. Negara-negara Eropa, yang semakin menghadapi ancaman geopolitik di luar benua, berencana untuk meningkatkan pengeluaran mereka dalam sektor pertahanan. Hal ini semakin memperkuat ekspektasi investor terhadap euro dan memberikan sentimen positif terhadap mata uang tunggal Eropa.
Juan Perez, Direktur Perdagangan di Monex USA, menambahkan bahwa keputusan Ukraina untuk menerima gencatan senjata, meskipun bersifat sementara, membawa harapan bahwa langkah konkret bisa dicapai dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina. Ini dipandang sebagai langkah penting yang dapat mengurangi ketegangan di kawasan tersebut dan memberikan dorongan bagi euro.
Dolar Kanada Terkoreksi Setelah Kebijakan Tarif Trump
Sementara itu, dolar AS menguat terhadap dolar Kanada (C$1,4521), yang merupakan level tertinggi dalam satu minggu terakhir. Namun, dolar AS kemudian melemah terhadap dolar Kanada setelah Presiden Donald Trump menggandakan tarif yang direncanakan untuk semua impor baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50%. Keputusan ini diambil setelah provinsi Ontario mengenakan tarif 25% untuk listrik yang dikirim ke AS.
Langkah Trump untuk meningkatkan tarif perdagangan terhadap Kanada mengarah pada ketegangan perdagangan baru antara kedua negara. Kanada, sebagai mitra dagang utama AS, merespons kebijakan ini dengan langkah-langkah yang memicu volatilitas pasar. Namun, setelah mencapai titik tertingginya, dolar AS akhirnya melemah terhadap dolar Kanada, diperdagangkan pada C$1,4396, turun sekitar 0,28% dari sebelumnya.
Peningkatan tarif ini mencerminkan ketegangan yang terus berkembang dalam hubungan perdagangan antara AS dan Kanada, serta memberikan dampak negatif terhadap sentimen pasar terhadap dolar AS.
Dolar AS Melemah Terhadap Mata Uang Utama Lainnya
Selain melemah terhadap dolar Kanada, dolar AS juga menunjukkan pelemahan terhadap mata uang utama lainnya. Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, berada di jalur untuk penurunan ketujuh berturut-turut. Pada hari Selasa, indeks dolar turun sebesar 0,57%, mencapai 103,27. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran pasar mengenai dampak kebijakan perdagangan AS serta prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Dolar AS menguat terhadap franc Swiss, naik 0,1% menjadi 0,882, meskipun tetap mengalami penurunan 2,42% dalam sebulan terakhir. Sementara itu, terhadap yen Jepang, dolar AS juga mengalami kenaikan 0,31%, diperdagangkan pada 147,72 yen, meskipun dolar telah turun sebesar 1,93% terhadap yen pada bulan Maret ini.
Kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan dan prospek ekonomi yang lemah di AS menyebabkan dolar AS cenderung melemah terhadap banyak mata uang utama lainnya. Meskipun dolar tetap menguat terhadap beberapa mata uang, sentimen pasar secara keseluruhan lebih condong pada kelemahan greenback.
Dampak Keputusan Gencatan Senjata dan Sentimen Eropa Terhadap Euro
Euro, yang telah menguat secara signifikan sejak minggu lalu, mendapat keuntungan besar dari perkembangan positif terkait dengan gencatan senjata Ukraina. Keputusan Ukraina untuk menerima gencatan senjata, meskipun bersifat sementara, memberikan harapan bagi pasar bahwa akan ada lebih banyak langkah diplomatik yang dapat diambil untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut.
Penguatan euro juga dipengaruhi oleh ekspektasi peningkatan belanja pertahanan di Jerman, yang merupakan pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi Eropa. Jerman, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Eropa, berencana untuk meningkatkan pengeluaran belanja pertahanan sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik global, terutama yang terkait dengan ancaman Rusia.
Dengan semua faktor ini, euro mengalami lonjakan yang signifikan terhadap dolar AS dan yen Jepang. Euro diperdagangkan pada $1,0947, mencatatkan level tertinggi dalam lima bulan terakhir. Terhadap yen, euro naik 1,29%, diperdagangkan pada 161,57 yen.
Prospek Pasar Global dan Volatilitas Mata Uang
Meskipun pasar mata uang global menunjukkan volatilitas yang signifikan, faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, kebijakan tarif perdagangan, dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi di Eropa dan AS menjadi kunci utama dalam pergerakan mata uang. Sentimen yang lebih baik di Eropa, khususnya yang terkait dengan peningkatan belanja pertahanan dan gencatan senjata Ukraina, memberikan dukungan positif bagi euro.
Namun, ketegangan perdagangan antara AS dan Kanada serta prospek ekonomi global yang lebih lambat menunjukkan bahwa volatilitas di pasar mata uang kemungkinan akan berlanjut dalam waktu dekat. Dolar AS, meskipun tetap menjadi mata uang cadangan global, mengalami penurunan terhadap banyak mata uang utama akibat kekhawatiran terkait kebijakan perdagangan dan prospek pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Kesimpulan
Pergerakan mata uang global pada hari Selasa mencerminkan dampak dari berbagai faktor, baik yang bersifat geopolitik maupun ekonomi. Euro menguat setelah Ukraina setuju untuk menerima gencatan senjata, sementara dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya setelah kebijakan tarif perdagangan Trump terhadap Kanada. Dengan prospek peningkatan belanja pertahanan di Eropa dan perkembangan positif terkait gencatan senjata Ukraina, euro diprediksi akan terus mendapatkan dukungan. Namun, ketegangan perdagangan dan tantangan ekonomi global tetap menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan mata uang ke depan.