
Bestprofit | Euro Tertekan, Fed Tahan Suku Bunga
Bestprofit (19/6) – Pasangan mata uang EUR/USD diperdagangkan hampir datar pada 1,1476 setelah sempat menembus level psikologis 1,1500. Pergerakan terbatas ini mencerminkan respons pasar terhadap kebijakan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Di sisi lain, komentar dari Presiden AS Donald Trump juga turut memperkuat Dolar dan menekan kenaikan Euro.
The Fed Tahan Suku Bunga, Pasar Menanti Kejelasan
Federal Reserve Amerika Serikat memilih untuk mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%–4,50%. Keputusan ini sudah diperkirakan oleh sebagian besar pelaku pasar, tetapi tetap berdampak signifikan terhadap arah pergerakan mata uang. Bank sentral menegaskan kembali bahwa ekonomi AS masih tumbuh kuat, dengan pasar tenaga kerja yang tetap tangguh.
Dalam pernyataan resmi, The Fed juga mengonfirmasi bahwa mereka akan terus mengurangi kepemilikan sekuritas Treasury, sebagai bagian dari strategi normalisasi neraca. Langkah ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter saat ini masih condong ke arah pengetatan secara perlahan.
Bestprofit | EUR/USD Melonjak, Dolar AS Tertekan
Proyeksi Ekonomi Fed: Pertumbuhan Turun, Inflasi Sedikit Naik
Selain keputusan suku bunga, Fed juga merilis pembaruan proyeksi ekonomi terbarunya. Produk Domestik Bruto (PDB) direvisi turun, mencerminkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap stabil, sementara inflasi diproyeksikan akan sedikit meningkat, mendekati target 2%.
Yang menarik, para pembuat kebijakan memperkirakan akan ada dua pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun 2025. Ini menandai potensi perubahan arah kebijakan jika risiko ekonomi dan geopolitik meningkat. Namun untuk saat ini, sikap The Fed tetap netral dengan pendekatan wait-and-see.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Jerome Powell: Siap Hadapi Risiko Eksternal
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam konferensi persnya menyampaikan bahwa kebijakan moneter “diposisikan dengan baik untuk merespons” berbagai guncangan eksternal. Ia menyebut tarif perdagangan, fluktuasi geopolitik, dan tekanan dari luar negeri sebagai potensi risiko yang terus dipantau oleh bank sentral.
Pernyataan Powell yang netral ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed tidak terburu-buru mengubah arah kebijakannya, tetapi tetap fleksibel jika diperlukan. Dalam konteks ini, pasar mata uang cenderung bereaksi hati-hati, terutama terhadap pasangan utama seperti EUR/USD.
Geopolitik Memanas: Komentar Trump Pengaruhi Sentimen Dolar
Di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran, Presiden AS Donald Trump kembali membuat pernyataan yang mengguncang pasar. Ia mengatakan bahwa jika Iran ingin datang ke Gedung Putih, “saya mungkin akan melakukannya”, menyiratkan kemungkinan diplomasi tetapi juga ketidakkonsistenan kebijakan luar negeri AS.
Pernyataan ini, meskipun ambigu, dianggap memperkuat posisi Dolar sebagai safe haven. Dalam situasi geopolitik yang tidak pasti, investor global cenderung mengalihkan aset ke mata uang yang lebih stabil seperti Dolar AS, yang membatasi penguatan Euro.
Euro Tertekan: Ekonomi Zona Euro Masih Lemah
Sementara dari sisi Eropa, Euro menghadapi tekanan tambahan karena data ekonomi yang kurang menggembirakan. Inflasi masih dalam kisaran target Bank Sentral Eropa (ECB), menurut data bulan Mei. Namun, pertumbuhan ekonomi di beberapa negara anggota Zona Euro menunjukkan kelemahan struktural.
Beberapa pembicara dari ECB, termasuk Mario Centeno dan Fabio Panetta, mengungkapkan keprihatinan tentang lemahnya prospek pertumbuhan kawasan. Mereka menyoroti bahwa perekonomian UE tampak semakin tidak sejalan dengan target inflasi 2% dalam jangka menengah.
ECB Hadapi Dilema: Potong Suku Bunga atau Tahan?
Kondisi ekonomi yang melemah menempatkan ECB dalam posisi sulit. Di satu sisi, pemotongan suku bunga lebih lanjut bisa membantu mendukung pertumbuhan. Namun di sisi lain, terlalu cepat melonggarkan kebijakan moneter bisa memperburuk ketidakseimbangan dan melemahkan daya tarik Euro.
Sejauh ini, sebagian besar pejabat ECB cenderung mendukung jeda dalam pelonggaran kebijakan, setidaknya untuk sementara. Mereka berharap untuk melihat dampak dari pelonggaran sebelumnya sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
EUR/USD: Di Antara Fundamental dan Sentimen
Pasangan EUR/USD saat ini mencerminkan benturan antara fundamental ekonomi yang bertolak belakang di kedua sisi Atlantik. Di satu sisi, ekonomi AS menunjukkan kekuatan relatif yang menopang Dolar. Di sisi lain, kelemahan ekonomi Eropa dan pendekatan hati-hati ECB membuat Euro kurang atraktif.
Kombinasi ini membuat EUR/USD cenderung bergerak sideways, dengan volatilitas yang relatif rendah. Level psikologis 1,1500 tetap menjadi area penting yang diawasi pasar, dengan support kuat di kisaran 1,1400 jika tekanan terhadap Euro meningkat.
Pandangan ke Depan: Apa yang Bisa Menggerakkan EUR/USD?
Ke depan, arah pergerakan EUR/USD akan sangat bergantung pada:
-
Perkembangan geopolitik – Setiap eskalasi konflik di Timur Tengah bisa memperkuat Dolar.
-
Data ekonomi AS dan Eropa – Inflasi, PDB, dan angka tenaga kerja akan menjadi penentu arah kebijakan moneter berikutnya.
-
Komentar dari pejabat bank sentral – Nada dovish atau hawkish dari Fed atau ECB akan langsung memengaruhi sentimen pasar.
-
Pemilu AS dan kebijakan luar negeri Trump – Ketidakpastian politik menjelang pemilu bisa membawa volatilitas tambahan ke pasar mata uang.
Kesimpulan: Pasar Tunggu Kepastian, EUR/USD Tetap Rentan
Dengan Fed yang mempertahankan suku bunga, inflasi yang masih menjadi perhatian, dan ketegangan geopolitik yang belum reda, EUR/USD berada dalam fase konsolidasi. Pasangan mata uang ini mencerminkan kondisi global yang penuh ketidakpastian: antara fundamental yang kuat dari AS dan kelemahan ekonomi Eropa, serta dinamika politik yang tak bisa diprediksi.
Bagi investor dan trader, kehati-hatian tetap diperlukan. Saat ini, bukan hanya angka ekonomi yang penting, tetapi juga narasi politik dan respons pasar terhadap ketidakpastian global. Dan dalam konteks itu, EUR/USD bisa menjadi indikator utama dari arah kebijakan moneter dan risiko global.