
Bestprofit | Harga Emas Naik, Fokus ke Perdagangan
Bestprofit (25/4) – Harga emas menguat pada Kamis (24/4) setelah mencatat penurunan tajam lebih dari 3% pada sesi sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh pelemahan dolar AS serta aksi beli investor yang mencari harga murah (bargain hunting). Meskipun ketegangan geopolitik dan dinamika kebijakan AS masih menjadi latar belakang utama, fokus pasar tetap tertuju pada perkembangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Rebound Emas Setelah Koreksi Drastis
Harga emas spot tercatat naik sebesar 1,4%, berada di level $3.333,90 per ons pada pukul 1:46 siang EDT (1746 GMT). Kenaikan ini terjadi setelah harga sempat anjlok tajam sehari sebelumnya. Hanya dua hari sebelumnya, logam mulia ini mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di $3.500,05 per ons. Lonjakan ini didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap arah ekonomi AS dan ketidakpastian kebijakan moneter.
Namun, pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Rabu yang meredakan tensi dengan Federal Reserve dan mengurangi nada agresif terhadap Tiongkok menyebabkan harga emas mengalami koreksi. Pasar merespons perubahan sikap ini dengan menjual emas untuk merealisasikan keuntungan, memicu penurunan tajam.
Bestprofit | Emas Anjlok 3% Usai Komentar Trump
Peran Dolar dan Sentimen Risiko
Pelemahan dolar AS turut memberi angin segar bagi harga emas. Emas dan dolar memiliki hubungan terbalik; ketika dolar melemah, emas menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Akibatnya, permintaan terhadap emas meningkat.
Menurut Tai Wong, seorang pedagang logam independen, “Saat ini, seluruh pasar bergerak dengan satu cerita—tarif. China berperan sebagai pihak yang marah, dan ini membuat dolar turun serta emas naik.”
Sentimen risiko di pasar juga berubah. Setelah rebound singkat pada dolar dan saham, investor kembali berhati-hati. Emas sebagai aset safe haven kembali menarik, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan luar negeri dan ekonomi AS.
Kunjungi juga : bestprofit futures
Kondisi Pasar Menunjukkan Konsolidasi
Meski emas mengalami kenaikan pada Kamis, para analis memperkirakan bahwa harga akan bergerak menyamping (sideways) untuk beberapa sesi mendatang. “Kenaikan harga emas hingga $3.500 sedikit berlebihan dan perlu sedikit kemunduran untuk dicerna,” ujar Wong. Ia menambahkan bahwa pasar emas secara umum masih berada dalam tren naik (bullish), namun koreksi harga sesekali adalah hal yang wajar dan sehat dalam jangka panjang.
Kondisi ini menunjukkan pasar sedang mencari keseimbangan baru setelah lonjakan tajam dan koreksi berikutnya. Investor menunggu perkembangan lebih lanjut, baik dari sisi kebijakan AS maupun respons dari Tiongkok, untuk menentukan arah selanjutnya.
Perdagangan AS-Tiongkok: Titik Panas Global
Fokus utama pasar tetap pada hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Dalam perkembangan terbaru, Tiongkok menuntut agar semua tarif sepihak dari AS dihapus. Beijing juga menegaskan bahwa hingga kini belum ada pembicaraan dagang resmi dengan Washington, meskipun pernyataan dari pemerintah AS menyiratkan sebaliknya.
Ketegangan dagang ini tidak hanya berdampak pada perdagangan global, tetapi juga menciptakan ketidakpastian besar di pasar keuangan. Investor cenderung mencari aset yang lebih aman seperti emas, terutama ketika narasi global didominasi oleh ketidakpastian dan konflik dagang.
Langkah-langkah proteksionis AS, seperti tarif impor terhadap barang Tiongkok, menciptakan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dunia. Hal ini mendorong peralihan dari aset berisiko ke instrumen lindung nilai seperti emas.
Data Ekonomi AS: Pasar Tenaga Kerja Tetap Tangguh
Di tengah kekhawatiran makroekonomi, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran naik sedikit. Meski demikian, pasar tenaga kerja secara keseluruhan masih menunjukkan ketangguhan.
Data ini menjadi sinyal bahwa meskipun ekonomi AS diterpa tekanan dari perang dagang dan ketidakpastian moneter, fondasi domestiknya belum goyah sepenuhnya. Namun, kombinasi dari kekhawatiran jangka menengah dan dinamika pasar global tetap membuat investor waspada, mendorong mereka untuk tetap mempertahankan eksposur terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Logam Mulia Lainnya Bergerak Campuran
Selain emas, logam mulia lainnya menunjukkan pergerakan yang beragam:
-
Perak spot turun tipis 0,1% ke $33,51 per ons.
-
Platinum juga turun 0,1% menjadi $971,60 per ons.
-
Paladium, sebaliknya, naik 0,4% ke $947,93 per ons.
Pergerakan bervariasi ini mencerminkan dinamika permintaan dan penawaran masing-masing logam, serta pengaruh eksternal seperti kekuatan dolar dan prospek industri otomotif—terutama untuk paladium dan platinum yang banyak digunakan dalam katalis kendaraan.
Prospek Emas Jangka Pendek dan Jangka Menengah
Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan akan bergerak dalam kisaran konsolidasi, menyesuaikan diri setelah volatilitas tinggi dalam beberapa hari terakhir. Namun secara struktural, prospek emas tetap positif mengingat kondisi geopolitik yang masih penuh ketidakpastian serta kemungkinan sikap dovish dari bank sentral di seluruh dunia.
Para analis memperkirakan bahwa selama ketegangan antara AS dan Tiongkok belum mereda sepenuhnya, dan selama dolar tidak menunjukkan penguatan signifikan, harga emas memiliki ruang untuk menguat kembali. Namun investor juga harus siap menghadapi volatilitas yang tinggi, karena arah kebijakan AS dan respons global sangat dinamis.
Kesimpulan: Emas Kembali Jadi Primadona Saat Ketidakpastian Meningkat
Kenaikan harga emas pada Kamis menjadi cerminan dari kembalinya minat investor terhadap aset aman di tengah ketidakpastian global. Dengan dolar AS melemah dan ketegangan perdagangan kembali mencuat, logam mulia ini sekali lagi menunjukkan perannya sebagai pelindung nilai yang andal.
Meskipun harga sempat terkoreksi dari rekor tertinggi, pasar emas masih dalam tren positif. Selama sentimen risiko tetap tinggi dan dolar tidak menunjukkan penguatan yang konsisten, harga emas diperkirakan akan tetap tinggi, bahkan mungkin menguji kembali level rekor sebelumnya dalam beberapa pekan mendatang.