BPF Malang

Image

Bestprofit | Harga Minyak Menguat Akibat Kekhawatiran Timur Tengah

Bestprofit (18/6) – Harga minyak global melonjak pada hari Selasa, mencapai level tertinggi dalam hampir lima bulan terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh spekulasi yang berkembang bahwa Amerika Serikat (AS) mungkin akan bergabung dalam serangan terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump memicu ketegangan dengan pernyataan kerasnya di media sosial. Spekulasi ini meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, sebuah kawasan yang sangat penting dalam pasar energi global.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai lonjakan harga minyak, dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi pasar energi global, terutama harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent.

Pemicu Lonjakan Harga Minyak: Ketegangan AS-Iran

Pada hari Selasa, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik sebanyak 1,1%, diperdagangkan di atas $75 per barel. Di sisi lain, harga minyak Brent ditutup mendekati $76 pada sesi sebelumnya. Kenaikan harga ini terjadi setelah Presiden Donald Trump memicu spekulasi bahwa AS mungkin akan terlibat dalam serangan militer terhadap Iran, yang menambah kekhawatiran mengenai gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah.

Bestprofit | Minyak Naik Gara-Gara Timur Tengah

Trump, yang telah lama memiliki hubungan tegang dengan Iran, bertemu dengan tim keamanan nasionalnya pada hari Selasa dan memposting pernyataan di media sosial yang menuntut “PENYERAHAN TANPA SYARAT” dari Iran. Dalam pernyataan tersebut, Trump juga memperingatkan kemungkinan serangan terhadap Iran, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan yang sudah rawan ketegangan ini.

Pernyataan keras ini membuat pasar minyak cemas, karena kawasan Timur Tengah memproduksi sekitar sepertiga dari total minyak dunia. Setiap gangguan terhadap pasokan minyak dari wilayah ini berpotensi menyebabkan lonjakan harga minyak yang signifikan. Apalagi, AS dan Iran memiliki sejarah ketegangan yang mempengaruhi kestabilan pasar energi.


Kunjungi juga : bestprofit futures

Dampak Potensial terhadap Pasokan Minyak Dunia

Selama beberapa tahun terakhir, Iran telah menghadapi sanksi internasional yang membatasi kemampuan negara itu untuk mengekspor minyak mentah. Meskipun demikian, infrastruktur ekspor minyak mentah Iran sejauh ini tetap terhindar dari kerusakan, dan sebagian besar dampaknya terbatas pada pengiriman minyak. Namun, dengan meningkatnya ketegangan, ada risiko yang lebih besar terhadap stabilitas aliran pasokan minyak dari negara-negara Timur Tengah, termasuk Iran.

Selat Hormuz, yang terletak di antara Iran dan negara-negara Teluk Persia lainnya, adalah jalur strategis yang menghubungkan Laut Arab dengan Laut Oman. Sekitar seperlima dari total produksi minyak dunia melewati selat ini setiap hari. Arab Saudi dan Irak, dua produsen minyak utama di kawasan tersebut, sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk mengekspor minyak mereka. Ketegangan yang meningkat di kawasan ini berpotensi menambah risiko terhadap jalur perdagangan energi yang vital ini.

Meskipun Iran belum menunjukkan tanda-tanda ingin mengganggu aliran minyak melalui Selat Hormuz, kekhawatiran akan tindakan tersebut tetap membayangi pasar minyak global. Jika Iran memutuskan untuk menutup atau mengganggu aliran minyak di Selat Hormuz, dampaknya terhadap harga minyak dapat sangat besar, karena gangguan tersebut akan mengurangi pasokan global secara signifikan.

Lonjakan Volatilitas dan Permintaan Lindung Nilai

Lonjakan ketegangan geopolitik ini juga berpengaruh terhadap volatilitas pasar energi. Volatilitas minyak, yang diukur melalui pergerakan harga minyak dalam waktu singkat, telah mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Ketika ketegangan meningkat di Timur Tengah, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih aman, seperti emas atau kontrak berjangka minyak. Ini juga menyebabkan lonjakan aktivitas lindung nilai oleh produsen minyak mentah, yang berusaha melindungi diri dari ketidakpastian harga.

Volume kontrak berjangka dan opsi minyak yang diperdagangkan juga mengalami lonjakan signifikan. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang sangat tinggi di pasar, dengan banyak investor yang mencoba melindungi diri dari potensi fluktuasi harga yang tajam. Lonjakan ini menunjukkan bahwa pasar minyak lebih terpapar pada risiko geopolitik daripada sebelumnya, dengan spekulasi mengenai kemungkinan intervensi militer AS terhadap Iran yang semakin memengaruhi keputusan investasi.

Selain itu, pengaruh dari serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap situs nuklir Iran pada akhir pekan sebelumnya juga menambah ketegangan di kawasan ini. Meskipun serangan Israel dianggap terbatas, sebagian besar pengamat militer berpendapat bahwa intervensi militer yang lebih besar dari AS mungkin diperlukan untuk menghancurkan program nuklir Iran secara lebih menyeluruh. Hal ini, pada gilirannya, meningkatkan ketidakpastian mengenai potensi eskalasi konflik yang lebih luas.

Peran Israel dalam Ketegangan dan Potensi Dampaknya

Israel, yang selama ini menjadi sekutu dekat AS di Timur Tengah, telah berusaha untuk menarik AS lebih dalam ke dalam konflik dengan Iran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan kepada media bahwa AS dan Israel memiliki musuh yang sama di Iran, dan bahwa adalah kepentingan Amerika untuk mendukung Israel dalam menghadapi ancaman dari Teheran. Meskipun AS belum secara resmi bergabung dalam serangan terhadap Iran, ketegangan ini membuka kemungkinan bagi intervensi lebih lanjut.

Namun, jika AS benar-benar terlibat dalam konflik dengan Iran, dampaknya akan sangat besar, baik bagi pasar minyak global maupun kestabilan ekonomi dunia. Iran, yang memiliki potensi untuk menyerang pangkalan AS di Timur Tengah, dapat memicu perang lebih luas yang berdampak pada pasokan energi global.

Penurunan Persediaan Minyak AS dan Implikasinya

Selain ketegangan geopolitik, pasar minyak juga dipengaruhi oleh data pasokan minyak di AS. Angka-angka industri AS menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah negara itu turun lebih dari 10 juta barel minggu lalu, yang merupakan penurunan terbesar sejak musim panas lalu. Jika data ini dikonfirmasi oleh laporan resmi yang dirilis Rabu malam, penurunan besar ini akan menambah tekanan pada harga minyak global.

Penurunan persediaan minyak AS ini menunjukkan adanya penurunan produksi atau peningkatan permintaan domestik. Dengan demikian, harga minyak global bisa terpengaruh, terutama jika persediaan terus menurun, sementara ketegangan di Timur Tengah terus meningkat.

Kesimpulan: Harga Minyak Terus Tertekan oleh Ketegangan Global

Harga minyak global terus dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik, khususnya yang melibatkan Iran dan AS. Lonjakan harga minyak yang terjadi pada hari Selasa menunjukkan bagaimana pasar energi sangat terpapar pada risiko geopolitik yang lebih besar, dan bagaimana kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tajam.

Meskipun dampak langsung terhadap pasokan minyak dari Iran sejauh ini terbatas, ketegangan yang berlanjut di Timur Tengah dan ancaman terhadap Selat Hormuz tetap menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi stabilitas pasar minyak global. Dengan lonjakan volatilitas yang tercatat dan lonjakan aktivitas lindung nilai, pasar minyak global mungkin akan terus menghadapi ketidakpastian yang signifikan di masa depan.