Bestprofit | Harga Minyak Naik di Tengah Gangguan Pasokan
Bestprofit (8/1) – Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada hari Selasa, 7 Januari, didorong oleh kombinasi kekhawatiran atas terbatasnya pasokan dari Rusia dan Iran serta ekspektasi meningkatnya permintaan dari Tiongkok. Harga minyak mentah Brent ditutup pada $77,05 per barel, naik 75 sen atau 0,98%, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada $74,25 per barel, naik 69 sen atau 0,94%. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mendorong kenaikan harga minyak dan prospeknya ke depan.
Sanksi Barat terhadap Rusia dan Iran
Sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia dan Iran telah memperketat pasokan minyak global. Rusia, sebagai salah satu produsen minyak terbesar dunia, menghadapi tekanan signifikan dari sanksi yang membatasi aksesnya ke pasar internasional. Hal yang sama berlaku untuk Iran, yang terus dibatasi oleh sanksi terkait program nuklirnya. Kedua negara ini memiliki peran penting dalam pasokan minyak dunia, sehingga setiap pembatasan terhadap ekspor mereka dapat menyebabkan ketatnya pasokan di pasar global. Kekhawatiran ini tercermin dalam meningkatnya permintaan minyak dari Timur Tengah, terutama dari negara-negara seperti Arab Saudi. Sebagai respons, Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah untuk pengiriman Februari ke Asia, menandai kenaikan pertama dalam tiga bulan. Langkah ini menunjukkan bahwa pasar mulai mengantisipasi dampak dari pasokan yang lebih ketat di masa mendatang.Kunjungi juga : bestprofit futures
Ekspektasi Permintaan Tiongkok yang Lebih Tinggi
Tiongkok, sebagai konsumen energi terbesar di dunia, memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak. Ekspektasi bahwa pemerintah Tiongkok akan meluncurkan stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan telah meningkatkan prospek permintaan minyak. Stimulus semacam itu, jika diterapkan, dapat memperkuat konsumsi minyak domestik Tiongkok, terutama di sektor transportasi dan industri. Analis pasar, seperti Razan Hilal, mencatat bahwa pasokan minyak yang terbatas setelah liburan Natal dan Tahun Baru telah menambah tekanan pada pasar, sehingga memperkuat efek dari ekspektasi permintaan yang lebih tinggi di Tiongkok. Dengan kebijakan pelonggaran pembatasan COVID-19 yang terus berlanjut, permintaan minyak dari Tiongkok diperkirakan akan mengalami pemulihan signifikan di tahun 2025.Dampak Larangan Kapal Minyak yang Dikenai Sanksi
Pada hari Senin, Shandong Port Group di Tiongkok mengeluarkan pemberitahuan yang melarang kapal-kapal minyak yang dikenai sanksi AS dari jaringan pelabuhannya. Langkah ini berpotensi membatasi akses kapal-kapal tersebut ke terminal energi utama di pantai timur Tiongkok, termasuk pelabuhan-pelabuhan besar seperti Qingdao, Rizhao, dan Yantai. Keputusan ini dapat memperumit dinamika pasokan di pasar minyak Asia, mengingat Tiongkok merupakan salah satu importir minyak terbesar dunia. Larangan ini juga mencerminkan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada minyak yang dikenai sanksi, sehingga meningkatkan permintaan minyak dari sumber yang lebih dapat diandalkan, seperti Timur Tengah.Cuaca Dingin Meningkatkan Permintaan Minyak Pemanas
Selain faktor geopolitik, kondisi cuaca di AS dan Eropa juga turut mendorong kenaikan harga minyak. Cuaca dingin yang ekstrem telah meningkatkan permintaan untuk minyak pemanas, terutama di kawasan-kawasan yang mengalami musim dingin yang keras. Meskipun permintaan ini bersifat musiman, dampaknya cukup signifikan dalam mendukung harga minyak di pasar global. Namun, kenaikan harga minyak akibat permintaan musiman ini dibatasi oleh data ekonomi global yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi resesi di beberapa negara maju, dapat menghambat kenaikan harga minyak lebih lanjut.Prospek Harga Minyak ke Depan
Pergerakan harga minyak ke depan akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sanksi, permintaan global, dan dinamika geopolitik. Berikut adalah beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan:- Kebijakan Stimulus Tiongkok: Jika Tiongkok meluncurkan stimulus ekonomi yang signifikan, permintaan minyak global dapat meningkat, memberikan dukungan pada harga.
- Sanksi terhadap Rusia dan Iran: Setiap perubahan dalam kebijakan sanksi dapat memengaruhi pasokan minyak global, yang pada gilirannya memengaruhi harga.
- Cuaca Musiman: Permintaan minyak pemanas yang dipicu oleh cuaca dingin kemungkinan akan terus mendukung harga minyak dalam jangka pendek.
- Data Ekonomi Global: Kesehatan ekonomi global, termasuk pertumbuhan di negara-negara maju, akan menjadi faktor kunci dalam menentukan tingkat permintaan minyak.
- Produksi OPEC+: Keputusan oleh OPEC+ mengenai tingkat produksi minyak juga akan memainkan peran penting dalam menstabilkan pasar.