Bestprofit (26/7) – Pada hari Kamis (25/7), harga minyak mengalami kenaikan setelah reli pasar ekuitas membantu harga berjangka keluar dari penurunan sebelumnya. Lonjakan ini terjadi meskipun ada berbagai faktor yang menekan harga minyak, termasuk kekhawatiran tentang prospek permintaan global dan penurunan impor oleh negara-negara utama. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga minyak, baik dari sisi pasar ekuitas maupun data ekonomi, serta dampak dari kondisi pasar global.
Kenaikan Harga Minyak
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup di atas $78 per barel pada hari Kamis setelah sebelumnya jatuh ke level terendah sejak awal Juni. Kenaikan ini terjadi setelah pasar ekuitas mengalami reli yang membantu mengangkat harga minyak dari penurunan sebelumnya. Minyak mentah WTI untuk pengiriman September ditutup naik 0,9% menjadi $78,28 per barel di New York, sementara minyak Brent untuk pengiriman September naik 0,8% menjadi $82,37 per barel.
Pengaruh Reli Pasar Ekuitas
Reli pasar ekuitas berperan signifikan dalam mengangkat harga minyak. Pasar ekuitas naik karena keyakinan bahwa Federal Reserve akan mampu menciptakan “soft landing” bagi ekonomi AS. Konsep “soft landing” merujuk pada upaya Fed untuk menstabilkan ekonomi tanpa menyebabkan resesi. Keyakinan ini memberikan dorongan positif tidak hanya bagi pasar saham tetapi juga untuk pasar komoditas seperti minyak.
Ketika pasar ekuitas menunjukkan tren positif, sering kali hal ini mencerminkan sentimen optimis di kalangan investor, yang dapat merembet ke pasar komoditas. Dengan pasar saham yang naik, investor mungkin merasa lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam komoditas, termasuk minyak, yang menyebabkan harga minyak berjangka mengalami kenaikan.
bestprofit
Dampak Data Ekonomi AS
Data ekonomi AS juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga minyak. Angka Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang dirilis baru-baru ini melampaui estimasi, memberikan tekanan ke atas pada harga minyak. Laporan ini menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan, yang pada gilirannya membantu mengurangi penurunan harga minyak sebelumnya.
Selain itu, laporan persediaan minyak mentah AS pada hari Rabu menunjukkan penurunan sebesar 3,74 juta barel, turun untuk minggu keempat berturut-turut. Penurunan persediaan ini mengindikasikan bahwa permintaan minyak tetap kuat, mendukung harga minyak yang lebih tinggi. Persediaan bensin dan sulingan juga mengalami penyusutan, yang menunjukkan adanya penurunan stok yang lebih luas di pasar minyak.
Kekhawatiran tentang Permintaan Global
Meskipun ada lonjakan harga minyak baru-baru ini, pasar minyak masih menghadapi kekhawatiran terkait prospek permintaan global. Minyak mentah telah turun dari puncaknya di awal bulan di tengah kekhawatiran tentang permintaan yang lemah, khususnya di ekonomi terbesar di Asia, seperti Tiongkok. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan penjualan oleh penasihat perdagangan komoditas yang mengikuti tren pasar.
Kekhawatiran mengenai prospek permintaan yang lemah dapat berdampak negatif pada harga minyak. Jika permintaan global diperkirakan akan melambat, maka harga minyak bisa mengalami tekanan turun meskipun ada faktor-faktor lain yang mendukung harga lebih tinggi.
Penurunan Impor Minyak oleh Tiongkok
Impor minyak mentah oleh Tiongkok, salah satu konsumen utama minyak dunia, juga menunjukkan tren penurunan. Data menunjukkan bahwa impor minyak mentah oleh Tiongkok turun 2,3% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Penurunan impor ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk harga minyak yang tinggi dan perubahan dalam kebijakan energi di Tiongkok.
Tiongkok memperoleh pasokan minyak dari berbagai sumber, termasuk Rusia, Timur Tengah, dan Amerika. Penurunan impor dari negara-negara ini menunjukkan bahwa Tiongkok mungkin sedang melakukan penyesuaian dalam strategi energi atau menghadapi masalah dalam permintaan domestik.
Sentimen Pasar dan Opsi WTI
Kecenderungan opsi WTI, yang merupakan alat yang digunakan untuk memprediksi arah harga di masa depan, telah mencapai level paling bearish sejak awal Juni. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen negatif telah menguasai pasar. Ketika opsi WTI menunjukkan kecenderungan bearish, ini mencerminkan kekhawatiran di kalangan investor tentang kemungkinan penurunan harga minyak di masa depan.
Pembatasan Produksi OPEC+ dan Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga
Sementara itu, pembatasan produksi oleh OPEC+ terus mendukung harga minyak. OPEC+ merupakan aliansi negara-negara penghasil minyak yang telah berkomitmen untuk membatasi produksi guna mendukung harga minyak. Ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS juga dapat memberikan dukungan tambahan bagi harga minyak, karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya tarik investasi dalam aset komoditas.
Kesimpulan
Harga minyak mengalami kenaikan pada hari Kamis berkat reli pasar ekuitas dan data ekonomi AS yang positif. Meskipun harga minyak sempat turun akibat kekhawatiran tentang permintaan global dan penurunan impor oleh Tiongkok, faktor-faktor seperti keyakinan pada stabilitas ekonomi AS dan penurunan persediaan minyak mentah mendukung kenaikan harga.
Pasar minyak tetap menghadapi tantangan dari sentimen negatif dan prospek permintaan yang lemah, tetapi pembatasan produksi OPEC+ dan ekspektasi pemotongan suku bunga AS dapat membantu mendukung harga. Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar, investor harus terus memperhatikan perkembangan terbaru untuk membuat keputusan yang informasional mengenai investasi dalam minyak dan komoditas lainnya.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
demo bpf, demo bestprofit futures, bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf pt bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best profit futures malang